Tuesday 29 November 2022

Notasi

 


Judul : Notasi

Penulis : Morra Quatro

Tebal : 294 halaman

Penerbit : Gagasmedia


Rasanya, sudah lama sekali sejak aku dan dia melihat pelangi di langit utara Pogung.
Namun, kembali ke kota ini, seperti menyeruakkan semua ingatan tentangnya; tentang janji yang terucap seiring jemari kami bertautan.

Segera setelah semuanya berakhir, aku pasti akan menghubungimu lagi.

Itulah yang dikatakannya sebelum dia pergi.
Dan aku mendekap erat-erat kata-kata itu, menanti dalam harap.
Namun, yang datang padaku hanyalah surat-surat tanpa alamat darinya.
Kini, di tempat yang sama, aku mengurai kembali kenangan-kenangan itu....

Review:

Saya pertama kali terkesan dengan penulis saat membaca karyanya yang berjudul Forgiven. Menurut saya, buku itu sangat menonjol dan berbeda dari karya yang biasa saya baca. Tapi lalu saya membaca karya penulis yang lain berjudul Believe dan saya kecewa. 

Buku ini untungnya tidak mengecewakan. Memang tidak sefenomenal Forgiven, tapi saya cukup suka dan terbawa dengan isi ceritanya. Bagian mengenang masa lalu itu selalu menjadi favorit saya dalam membaca.

Nalia adalah murid Kedokteran Gigi UGM di Yogyakarta. Dia kembali ke kota itu setelah sekian lama bersama pacarnya yang bernama Faris. Sambil melewati jalan-jalan kenangan, ia mengingat masa lalunya di masa dia kuliah dulu, mengenang seorang cowok spesial bernama Nino.

Nalia bertemu Nino pertama kali saat ia butuh menggunakan siaran radio sekolah untuk menyebarkan acara yang diadakan oleh fakultasnya. Di masa itu, para mahasiswa yang nasionalis dan ingin melawan rezim Soeharto menggunakan siaran radio itu untuk keperluan perjuangan mereka. Bersama mereka, akhirnya Nalia terlibat, terutama setelah dia mengenal cowok itu lebih lanjut.

Saya sudah bisa mengira kalau akhirnya grup Nino pasti tidak akan seluruhnya selamat jika sudah menyangkut cerita Mei 1998. Nino memang menghilang dan Nalia tidak pernah bertemu dengan cowok itu lagi. Alur maju mundur di buku ini benar-benar bikin saya penasaran dan terlarut dalam nostalgia si Nalia. Saya suka sekali cerita model begini. Selalu saja kena di hati. Memang ending-nya tidak sekeren si Forgiven, tapi boleh lah. 

4/5

No comments:

Post a Comment