Sunday 6 November 2022

Almost is Never Enough


 Judul : Almost is Never Enough
Penulis : Sefryana Khairil
Tebal : 338 halaman
Penerbit : Gagasmedia

Ada hati yang kujaga agar tak jatuh.
Namun, saat di dekatmu, seringnya ia tak patuh

AL
Telah kehilangan orang yang kita sayang adalah persamaan kita.
Kita saling berbagi rasa sakit setelah kepergiannya.
Ketika aku menginginkan lebih, aku tahu ada yang salah.
Namun, aku tak mampu terus menjaga jarak denganmu.
Melihatmu dari jauh saja rasanya tak cukup.
Jika benar ini cinta, tepatkah ia datang kali ini?

ELLA
Mewujudkan keinginan orang yang kita sayang
tentu itu akan kita lakukan--apa pun taruhannya.
Sayangnya, kau justru merebut satu-satunya yang ia miliki.
Membuatmu selalu resah karena rasa bersalah.
Pernahkah kau merasakannya?
Aku tak pernah sengaja menginginkanmu
meski bersamamu adalah cara untuk menggenapkanku.
Jika kita diciptakan untuk bersama,
biarlah waktu yang menelan ragu kita.
Karena entah kapan aku akan bisa mengakui;
bahwa hati tak akan puas jika tidak memilikimu sepenuhnya.

Review:
Ini kali kedua saya membaca cerita cinta antara si suami dan calon ibu surrogate. Cuma bedanya, si Ella ini bukan orang asing. Dia itu sahabat istri Al. Agak aneh sih. Canggung banget sebenarnya. Soalnya saya selalu percaya perempuan itu punya ikatan kuat dengan anak yang dikandungnya. Yah, kecuali memang perempuannya tidak berperasaan. Mungkin kalau kasus di buku ini kayak memberikan anak untuk diadopsi. Setidaknya kan si Ella masih bisa bertemu dengan anak yang dilahirkannya. 

Jadi, istri Al meninggal. Karena Ella dan Al sama-sama berduka, mereka punya kesamaan. Apalagi Ella mengandung anak Al. Sudah seperti keluarga saja sebenarnya. Mereka juga tinggal bersama dengan alasan praktis saja sih. Takutnya pas si anak lahir, si Al tidak bisa membantu.

Cinta datang karena kebiasaan. Tapi sayangnya, saya tidak bisa masuk ke kepala dua karakter utamanya. Mereka seperti tidak punya kepribadian. Selain itu, plot ceritanya terasa kurang tersambung dengan baik. Loncat-loncat gitu rasanya. Sepertinya saya memang kurang cocok dengan gaya penulisan Sefryana ini.

2/5

No comments:

Post a Comment