Judul : Finn
Penulis : Honey Dee
Tebal : 312 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Setelah “membunuh” seseorang, apakah kita masih bisa “hidup”?
Sejak kematian Arthur, kehidupan Liz dan keluarganya seolah ikut mati. Tak ada lagi kehangatan maupun kebahagiaan. Muak dengan kehidupannya, Liz merencanakan pelarian menuju kebebasan.
Liz berkenalan dengan Andika Gautama, kakak dari seorang remaja penderita autisme. Perkenalan itu membawa Liz ke Balikpapan, tempat ia menyanggupi untuk bekerja sebagai terapis Finn, adik Andika.
Bagi Andika, Liz tidak hanya memenuhi semua kriteria menjadi terapis Finn, tetapi juga mengisi ruang kosong di hatinya. Bagi Finn, Liz adalah harapan setelah dunianya hilang saat kematian ibunya. Dan, bagi Liz, Andika dan Finn adalah kunci mendapatkan uang demi kehidupan baru dan memaafkan diri sendiri atas kematian Arthur.
Masing-masing berjuang menyembuhkan diri dari luka. Namun, jika tiga tragedi ini bersatu, akankah ada keajaiban atau justru lebih banyak musibah terjadi pada mereka?
Sejak kematian Arthur, kehidupan Liz dan keluarganya seolah ikut mati. Tak ada lagi kehangatan maupun kebahagiaan. Muak dengan kehidupannya, Liz merencanakan pelarian menuju kebebasan.
Liz berkenalan dengan Andika Gautama, kakak dari seorang remaja penderita autisme. Perkenalan itu membawa Liz ke Balikpapan, tempat ia menyanggupi untuk bekerja sebagai terapis Finn, adik Andika.
Bagi Andika, Liz tidak hanya memenuhi semua kriteria menjadi terapis Finn, tetapi juga mengisi ruang kosong di hatinya. Bagi Finn, Liz adalah harapan setelah dunianya hilang saat kematian ibunya. Dan, bagi Liz, Andika dan Finn adalah kunci mendapatkan uang demi kehidupan baru dan memaafkan diri sendiri atas kematian Arthur.
Masing-masing berjuang menyembuhkan diri dari luka. Namun, jika tiga tragedi ini bersatu, akankah ada keajaiban atau justru lebih banyak musibah terjadi pada mereka?
Review:
Waw, ini cerita metropop yang sangat unik. Saya belajar banyak soal autisme di sini. Kebetulan saya memang tidak pernah mendalami psikologi tentang autisme. Saya bahkan baru tahu kalau orang autis bisa tertarik sama lawan jenis.
Liz menjadi jauh dari keluarganya sejak adiknya yang autis, Arthur meninggal. Seakan ayah ibunya lupa kalau ada satu anak mereka yang masih hidup. Untuk menyembuhkan luka hatinya, dia melamar kerja sebagai pengurus anak autis yang bernama Finn. Liz ini seperti ingin menebus kesalahannya tidak menjaga Arthur dengan mengurus Finn baik-baik.
Liz pun terbang ke Balikpapan dan bertemu dengan kakak Finn yang bernama Andika. Di sinilah cerita benar-benar menarik. Soalnya saya bisa melihat prejudice orang terhadap anak autis dan bagaimana semua orang tidak memahami cara kerja otak anak autis. Buat saya, bagian ini keren banget. Sumpah.
Romance di buku ini juga sangat realistis. Nggak ada romantis menye-menye, hanya suatu kecocokan dalam mengobrol. Tapi saya suka gemas juga dengan Andika yang sangat penakut di bawah kontrol ayah kandungnya. Sebagai pria, dia itu kurang bisa mengambil keputusan. Yah, jadinya saya cenderung suka sama si Liz karena lebih menonjol karakternya.
Pokoknya ini buku romance ringan yang recommended. Lumayan detail loh bahasan soal autismenya.
4/5
No comments:
Post a Comment