Judul : A Week-Long Journey
Penulis : Altami N.D.
Tebal : 264 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Lina Budiawan baru saja lulus SMA dan dihadapkan pada kenyataan bahwa dia harus masuk ke fakultas yang tidak sesuai dengan minatnya karena orangtuanya menganggap jurusan itu memiliki masa depan yang cerah dibandingkan passion-nya, menulis.
Namun, Lina tetap tidak rela melepaskan genggaman pada mimpinya. Ketika dia dikelilingi orang-orang yang terus- menerus bicara mengenai bidang yang tidak sedikit pun Lina minati, justru semakin erat dia mencengkeram obsesi menulisnya. Meski harus mengesampingkan keluarganya.
Hingga liburan selama seminggu di Hong Kong menguak semua rahasia dan cerita lama yang tidak pernah Lina ketahui tentang sejarah keluarganya. Lina pun harus berpikir ulang. Menjadi idealis atau realistis?
Namun, Lina tetap tidak rela melepaskan genggaman pada mimpinya. Ketika dia dikelilingi orang-orang yang terus- menerus bicara mengenai bidang yang tidak sedikit pun Lina minati, justru semakin erat dia mencengkeram obsesi menulisnya. Meski harus mengesampingkan keluarganya.
Hingga liburan selama seminggu di Hong Kong menguak semua rahasia dan cerita lama yang tidak pernah Lina ketahui tentang sejarah keluarganya. Lina pun harus berpikir ulang. Menjadi idealis atau realistis?
Review:
Ini adalah cerita penemuan diri. Lina yang masih galau tidak ingin kuliah di bidang yang tidak disukainya mendapatkan kesempatan untuk berlibur selama seminggu penuh di Hongkong. Di sana dia akan bertemu orang-orang dalam berbagai usia dan mendapatkan jawaban atas kebimbangannya.
Entah kenapa nuansa Surabaya di buku ini dapat banget. Lina terasa seperti orang Surabaya dari kaum menengah ke atas. Orangtuanya punya bisnis dan dia juga bertemu dengan orang-orang kaya Surabaya di dalam kelompok turnya ke Hongkong itu. Agak gimana ya. Sangat relatable sebenarnya karena lingkungan pertemanan saya kebanyakan yang begitu padahal saya masih serabutan kelas kacung.
Lina juga ketemu cowok di sini. Cukup realistis dan sabar sih cowoknya. Mungkin karena dia menganggap Lina masih muda juga. Tapi saya yang baca suka kesal sendiri dengan sifat kekanak-kanakan si Lina. Dan yah... agak cheesy bagian romance-nya. Tapi saya selalu tertawa sama yang cheese. Hahahahaha...
Oh ya. Fokus utama cerita ini soal warisan keluarga dan panggilan dalam diri. Banyak kan anak yang tidak mau meneruskan bisnis orangtuanya. Di sini ada bahasan soal itu sekaligus mempelajari sejarah orangtua Lina membangun bisnis. Nilai keluarga di buku ini sangat mencerminkan keluarga Chinese perantauan sih. Kayaknya saya hampir tidak pernah menemukan cerita remaja Indonesia yang seperti ini.
3/5
No comments:
Post a Comment