Judul : Interlude
Penulis : Windry Ramadhina
Tebal : 380 halaman
Penerbit : Gagasmedia
Hanna harus menanggung malu karena semua orang di kampusnya tahu tentang tragedi pemerkosaan yang dialaminya. Dia menutup diri dan menjauh dari semua orang, menyimpan kesedihannya sendirian. Ditambah lagi hari-hari terus berjalan. Dia harus tetap bersikap normal dan kuliah seperti biasa.
Di sisi lain, ada Kai. Cowok playboy dan nakal yang kuliahnya asal-asalan. Semua itu demi pemberontakannya kepada orangtuanya yang ingin bercerai. Saat pertama kali dia bertemu dengan Hanna, ia menganggap perempuan itu bisa dipermainkannya seperti orang lain. Tapi ternyata Hanna tidak sama seperti perempuan-perempuan lain yang dikenalnya.
Review:
Dari awal, saya langsung bersimpati dengan Hanna. Menurut saya, pemerkosaan adalah salah satu trauma yang luar biasa berat apalagi jika harus dihadapi sendirian. Saya juga bisa bersimpati dengan sifat menutup diri Hanna dari semua orang. Lagipula siapa yang bisa memahami beban seperti itu? Cuma memang Hanna agak terlalu lemah dan pasif untuk selera saya.
Sementara itu, Kai punya kesan lain. Saya tidak suka dengan sikapnya yang semena-mena dan tidak bertanggung jawab. Sebenarnya saya bukannya tidak bersimpati dengan keadaan keluarganya. Saya hanya merasa karakternya kurang masuk akal. Katanya, dia pintar dan mendapat IPK 4 di Universitas Indonesia. Tapi hanya karena masalah kecil dalam keluarganya saja, dia bisa bersikap serusak itu. Dan terutama saya tidak suka dengan sikapnya ke teman-teman satu band-nya. Lupa janji, telat datang latihan, padahal dia tinggal di apartemen salah satu temannya itu. Dia sama sekali tidak punya respek ke teman yang sudah membantunya dan perhatian padanya. Saya tahu band itu bukan hal penting buat Kai. Tapi hebatnya, dia dianggap gitaris jazz paling berbakat dan populer. Yah, serius sajalah. Kai ini terlalu sempurna dan mudah hidupnya sekalipun sikapnya seperti itu.
Tapi sekali lagi, ini Windry Ramadhina. Dia bukan penulis sembarangan. Dia bisa membangun hubungan Hanna dan Kai dengan sangat mulus dan bagus, sampai-sampai saya akhirnya menyukai buku ini. Perjalanan dan alur ceritanya asyik sekali. Bahasa penyampaiannya yang baku juga sangat indah, walaupun ada beberapa bagian yang membuat saya mengernyit karena diulang-ulang.
Romantisnya pas dan bagi pembaca yang suka cowok nakal yang berubah baik karena satu perempuan, pasti bakal suka sama novel ini.
4/5
Di sisi lain, ada Kai. Cowok playboy dan nakal yang kuliahnya asal-asalan. Semua itu demi pemberontakannya kepada orangtuanya yang ingin bercerai. Saat pertama kali dia bertemu dengan Hanna, ia menganggap perempuan itu bisa dipermainkannya seperti orang lain. Tapi ternyata Hanna tidak sama seperti perempuan-perempuan lain yang dikenalnya.
Review:
Dari awal, saya langsung bersimpati dengan Hanna. Menurut saya, pemerkosaan adalah salah satu trauma yang luar biasa berat apalagi jika harus dihadapi sendirian. Saya juga bisa bersimpati dengan sifat menutup diri Hanna dari semua orang. Lagipula siapa yang bisa memahami beban seperti itu? Cuma memang Hanna agak terlalu lemah dan pasif untuk selera saya.
Sementara itu, Kai punya kesan lain. Saya tidak suka dengan sikapnya yang semena-mena dan tidak bertanggung jawab. Sebenarnya saya bukannya tidak bersimpati dengan keadaan keluarganya. Saya hanya merasa karakternya kurang masuk akal. Katanya, dia pintar dan mendapat IPK 4 di Universitas Indonesia. Tapi hanya karena masalah kecil dalam keluarganya saja, dia bisa bersikap serusak itu. Dan terutama saya tidak suka dengan sikapnya ke teman-teman satu band-nya. Lupa janji, telat datang latihan, padahal dia tinggal di apartemen salah satu temannya itu. Dia sama sekali tidak punya respek ke teman yang sudah membantunya dan perhatian padanya. Saya tahu band itu bukan hal penting buat Kai. Tapi hebatnya, dia dianggap gitaris jazz paling berbakat dan populer. Yah, serius sajalah. Kai ini terlalu sempurna dan mudah hidupnya sekalipun sikapnya seperti itu.
Tapi sekali lagi, ini Windry Ramadhina. Dia bukan penulis sembarangan. Dia bisa membangun hubungan Hanna dan Kai dengan sangat mulus dan bagus, sampai-sampai saya akhirnya menyukai buku ini. Perjalanan dan alur ceritanya asyik sekali. Bahasa penyampaiannya yang baku juga sangat indah, walaupun ada beberapa bagian yang membuat saya mengernyit karena diulang-ulang.
Romantisnya pas dan bagi pembaca yang suka cowok nakal yang berubah baik karena satu perempuan, pasti bakal suka sama novel ini.
4/5
Another playboy named Kai just like in Girl Meets Boy ?
ReplyDeleteAlso blurb is not in italic type ?
Yes, the same name. I guess a lot of people like that name. :)
DeleteHehe... The blurb was written by me. There are only some kinds of poems or poetic sentences at the back of the book.