Monday, 18 December 2017

Flame in the Mist


Judul : Flame in the Mist (Flame in the Mist #1)
Penulis : Renee Ahdieh
Tebal : 402 halaman
Penerbit : Hodder & Stoughton Ltd

The daughter of a prominent samurai, Mariko has long known her place—she may be an accomplished alchemist, whose cunning rivals that of her brother Kenshin, but because she is not a boy, her future has always been out of her hands. At just seventeen years old, Mariko is promised to Minamoto Raiden, the son of the emperor's favorite consort—a political marriage that will elevate her family's standing. But en route to the imperial city of Inako, Mariko narrowly escapes a bloody ambush by a dangerous gang of bandits known as the Black Clan, who she learns has been hired to kill her before she reaches the palace.

Dressed as a peasant boy, Mariko sets out to infiltrate the ranks of the Black Clan, determined to track down the person responsible for the target on her back. But she's quickly captured and taken to the Black Clan’s secret hideout, where she meets their leader, the rebel ronin Takeda Ranmaru, and his second-in-command, his best friend Okami. Still believing her to be a boy, Ranmaru and Okami eventually warm to Mariko, impressed by her intellect and ingenuity. As Mariko gets closer to the Black Clan, she uncovers a dark history of secrets, of betrayal and murder, which will force her to question everything she's ever known.


Review:
Warning : Spoiler!

Saya mau komen soal covernya!!! Bagus amat. Sumpah.

Oke. Blurb-nya agak mirip cerita Mulan dan memang katanya Renee Ahdieh terinspirasi dari situ. Tapi setelah membaca buku ini sampai akhir, menurut saya beda jauh. 


Cerita dimulai dengan adegan seorang samurai yang melakukan harakiri di depan umum karena telah melakukan kesalahan besar kepada kaisar. Putra samurai itu menonton dari jauh dan mulai memendam keinginan untuk membalas dendam.

Lalu dari situ cerita berpindah ke tokoh utama yang bernama Hattori Mariko. Dia sedang dalam perjalanan ke istana untuk dinikahkan dengan salah satu pangeran. Tapi rombongannya dicegat di jalan dan dibunuh oleh Klan Hitam. 

Tapi Mariko masih hidup. Dia memutuskan untuk mencari informasi tentang Klan Hitam untuk menyelidiki alasan kenapa dirinya menjadi target pembunuhan. Sekaligus untuk balas dendam. Dengan menyamar menjadi laki-laki, dia berhasil menyusup ke dalam klan itu.

Premisnya sederhana. Tapi saya tidak menyangka kalau ceritanya tidak segampang itu ditebak. Banyak hal aneh yang menyangkut sihir di buku ini. Saya masih belum mengerti sihir-sihir itu karena memang belum ada penjelasannya. Semuanya penuh misteri. Apalagi buku ini menggunakan banyak sudut pandang. Setiap tokohnya sangat misterius dan punya agenda yang tidak bisa dibaca. Terutama bagian endingnya yang sangat tidak terduga. Semua tokohnya terkesan tidak bisa dipercaya.

Saya masih suka dengan gaya penulisan Renee Ahdieh yang penuh dengan metafora cantik. Nuansa gelap, kuno, dan Jepangnya dapat. Cuma buku ini terlalu feminis untuk zaman itu. Mariko sangat modern dan bebas. Apalagi bagian pemberontakannya kepada orangtua karena dijodohkan. Dia bisa-bisanya cari cowok random dan kehilangan keperawanannya demi sekadar "pemberontakan", bahwa hidupnya adalah milik dirinya sendiri. Yah, mungkin kesannya biar beda kali ya. 

Kalau The Wrath and the Dawn lebih menjurus ke romance, buku ini tidak. Romance-nya sedikit dan boleh dibilang praktis. Sangat tidak beremosi. Mariko dan Okami sama-sama karakter yang dominan. Equal. Keduanya logis dan tidak emosional. Jadi, romance-nya lebih terasa seperti nafsu di antara dua orang yang baru saling kenal. Soalnya begitu Okami tahu Mariko itu perempuan, mereka langsung berhubungan seks. Tidak ada basa-basi lagi. Tapi tidak masalah. Fokus ceritanya juga bukan di situ. Saya jauh lebih penasaran sama motif tokoh-tokohnya. Saya bahkan tidak bisa menebak arah ceritanya mau dibawa ke mana.  Terus saya lumayan suka juga sama tokoh-tokoh sampingannya. Mereka semua unik dan anehnya sangat memorable

“Words are foolish. Promises are useless. Anyone can say anything to get what it is they desire. Believe in actions and actions alone.” 

Ini buku yang aneh. Sebenarnya plotnya datar dan banyak yang tidak dijelaskan. Tapi saya sangat penasaran. Semoga saja semuanya dijelaskan di buku keduanya walau saya agak cemas karena Renee Ahdieh tidak begitu pintar bikin ending seperti di seri bukunya yang sebelumnya.

4/5

No comments:

Post a Comment