Judul : Forgiven
Penulis : Morra Quatro
Tebal : 266 halaman
Penerbit : Gagasmedia
DIALAH YANG PERTAMA.
Maniak Fisika. Pengagum Albert Einstein. Setia kawan. Si iseng dan suka usil, kalau sisi kekanak-kanakannya sedang kumat. Karla bisa menyebutkan sederet lagi hal unik tentang Will. Betapa tidak, selama bertahun-tahun, laki-laki itu adalah sahabat terbaiknya. Dan bagi Will, dia adalah tempat berbagi rahasia dan mimpi-mimpi yang tak sembarang orang tahu. Namun, siapa sangka, ternyata itu tak cukup untuk membuatnya merasa mengenal laki-laki itu.
DIALAH SATU-SATUNYA.
Takada yang bisa menggantikan Will. Ke mana pun dia pergi, dengan siapa pun dia akrab, Will tetap yang paling spesial. Seperti bintang Polaris yang selalu berada di utara Bumi, demikianlah keberadaan Will di hati Karla. Selamanya.
DIA, YANG TAK TERLUPAKAN.
Kepergian Will tak ubahnya bagaikan El Nino—memporakporandakan hati Karla habis-habisan.Jarak membuat rindu Karla merajalela. Dia kehilangan bagian terbaik dalam hidupnya. Tapi perasaan kehilangan itu tak seberapa dibanding rasa kaget saat mendengar berita buruk tentang Will. Karla mendengarkan suara hatinya sekali ini—dia tak akan membiarkan Will menghadapi semua itu seorang diri....
FORGIVEN, sebuah kisah tentang lelaki pemuja Champagne Supernova dan perempuan yang selalu menanti bintang itu.
Maniak Fisika. Pengagum Albert Einstein. Setia kawan. Si iseng dan suka usil, kalau sisi kekanak-kanakannya sedang kumat. Karla bisa menyebutkan sederet lagi hal unik tentang Will. Betapa tidak, selama bertahun-tahun, laki-laki itu adalah sahabat terbaiknya. Dan bagi Will, dia adalah tempat berbagi rahasia dan mimpi-mimpi yang tak sembarang orang tahu. Namun, siapa sangka, ternyata itu tak cukup untuk membuatnya merasa mengenal laki-laki itu.
DIALAH SATU-SATUNYA.
Takada yang bisa menggantikan Will. Ke mana pun dia pergi, dengan siapa pun dia akrab, Will tetap yang paling spesial. Seperti bintang Polaris yang selalu berada di utara Bumi, demikianlah keberadaan Will di hati Karla. Selamanya.
DIA, YANG TAK TERLUPAKAN.
Kepergian Will tak ubahnya bagaikan El Nino—memporakporandakan hati Karla habis-habisan.Jarak membuat rindu Karla merajalela. Dia kehilangan bagian terbaik dalam hidupnya. Tapi perasaan kehilangan itu tak seberapa dibanding rasa kaget saat mendengar berita buruk tentang Will. Karla mendengarkan suara hatinya sekali ini—dia tak akan membiarkan Will menghadapi semua itu seorang diri....
FORGIVEN, sebuah kisah tentang lelaki pemuja Champagne Supernova dan perempuan yang selalu menanti bintang itu.
Review:
Ini novel benar-benar mengejutkan. Begitu baca prolognya sudah bikin saya penasaran karena Will sedang berada di penjara. Kok bisa? Saya pun langsung baca sampai beres dalam sekali duduk demi mendapat jawabannya di akhir.
Awalnya kita dibawa ke peristiwa 10-11 tahun sebelumnya saat Will dan Karla masih SMA. Saya menikmati persahabatan di antara mereka dan juga teman-teman segeng mereka. Memang sih saya merasa teman-teman segeng mereka berdua tidak berkesan dan datar. Tapi sepertinya cerita ini memang hanya berfokus di Will dan Karla saja. Pada akhirnya semua orang yang mereka kenal hilang seiring dengan waktu mereka tumbuh dewasa. Kebetulan itu kan zaman tahun 90-an. Tidak ada facebook ataupun twitter yang bisa membuat orang berhubungan terus dengan kenalan lama. Bahkan Will dan Karla sempat putus kontak beberapa lama.
Saya jatuh cinta dengan gaya penulisan dan diksi Morra Quatro yang puitis dan dalam. Penggambaran sosok Will benar-benar bagus sekali. Saya yakin saya tidak akan pernah lupa akan seorang Willian Hakim yang unik ini. Kisah hidup Will sendiri sangat berkesan buat saya. Cuma sayang, sepertinya orang sehebat dan sekeren Will memang tidak ditakdirkan punya nasib dan jalan hidup yang mulus. Sial terus. Untungnya dia selalu bisa menemukan sesuatu yang positif di segala situasi walaupun sikapnya itu menyakiti Karla.
"Rasanya nggak adil."
"What...?" tanyanya. "What's not fair?"
"Life," kataku. "We all know, it's not fair."
Ia menjawab, "It is, K. It's fair. Kamu tau, Tuhan nggak menentukan nasib. Tuhan cuma memberikan orang beberapa karakteristik, seperti elektron dan proton dan neutron dalam atom. Sisanya berjalan seperti hukum alam. Semua orang punya pilihan untuk menarik garis hidup mereka masing-masing."
Setiap kata-kata itu meluncur dari mulutnya dengan tenang.
"Tapi," katanya lagi, "Kita cuma dapat beberapa kesempatan seumur hidup--hanya beberapa kesempatan saja--yang bisa mengubah seluruh hidup kita. Sometimes we make bad choices."
--hal. 248
Nggak tahu kenapa saya suka percakapan ini. Memang benar sih. Pilihan yang kita buat akan menuntun kita pada nasib kita akhirnya. Masalahnya di sini, Will menghabiskan semua kesempatan hidupnya untuk memilih pilihan yang salah.
Saya tahu cerita di novel ini agak tidak masuk akal. Tidak mungkin seorang lulusan SMA bisa sepintar itu sampai bisa mendesain reaktor nuklir. Tapi ini kan fiksi, jadi ya sudahlah. Pokoknya saya suka endingnya yang "jleb" banget.
"Everyone makes mistakes," desis Mama beberapa saat kemudian, membuatku tersadar. "But only a few could forgive. Padahal ada banyak kesalahan yang hanya perlu dimaafkan, bukan dihukum. An eye for an eye will make us all blind." --hal. 238
4/5
No comments:
Post a Comment