Saturday, 14 December 2013

Fly To The Sky


Judul : Fly To The Sky
Penulis : Nina Ardianti & Moemoe Rizal
Tebal : 360 halaman
Penerbit : Gagasmedia

Edyta...

Sudah bertahun-tahun ia tidak pacaran dan malam itu ia dikenalkan sahabatnya pada seorang pria yang akhirnya dekat dengannya. Pria itu baik, keren, dan sangat sempurna. Namun Edyta tidak bisa lupa akan sosok yang ditemuinya di rumah makan bebek. Saat itu ia sedang sial dan pria itu membantunya.

Adrian...

Menjadi pilot membuatnya terus berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain. Ia ingin menetap dan menemukan wanita idealnya sehingga ia pun membuat checklist ciri-ciri wanita idamannya. Sebagai orang perfeksionis, ia juga mendambakan orang yang perfeksionis. Saat ia menemukan wanita itu, entah kenapa ia malah terus teringat pada sosok berantakan yang ditemuinya tanpa sengaja di sebuah restoran.

Bertemu hanya sekali, namun hati mereka terus mencari...


Review:
Wah, kurang ajar ini. Penulisnya tahu saja kalau saya suka cerita model begini, hahaha... Konsep novel ini agak mirip dengan film Serendipity yang dibintangi Kate Beckinsale dan John Cusack. Dan film itu adalah film favorit saya sepanjang masa. Diceritakan dari dua sudut pandang, bagian pertama khusus tentang Edyta dan ditulis oleh Nina Ardianti. sedangkan bagian Adrian ditulis oleh Moemoe Rizal.  

Edyta ini tipe anak bungsu banget. Dia punya dua kakak laki-laki dan terbiasa dilindungi. Karena kecerobohan dan kecenderungannya mendapat masalah, ia kerap kali butuh orang untuk membantunya. Bukan berarti Edyta itu manja, ia hanya terbiasa diperhatikan seperti itu sejak dulu. Di satu hari sial, ia masuk ke dalam restoran dan seenaknya duduk di tempat yang sudah di-book sama Adrian. Ia menumpahkan uneg-unegnya pada pria itu. Lalu ban mobilnya bocor dan Adrian membantunya memasang ban baru. Itulah awal perkenalan mereka.

Setelah bertukar PIN BB, mereka pun sering chat. Sampai suatu hari, BB Edyta jatuh dan hancur sehingga ia kehilangan nomor HP Adrian. Sejak itu, mereka tidak pernah berhubungan lagi. 

Edyta melupakan Adrian dan menjalin hubungan dengan pria lain. Tapi ia kadang-kadang ingat pada kebaikan Adrian dan bahkan masih berusaha mencari cara supaya bisa bertemu pria itu lagi. Kebetulan-kebetulan membawa mereka hampir bertemu, tapi selalu gagal di tengah jalan. Di sisi lain, Adrian bertanya-tanya kenapa Edyta tidak lagi membalas chat-nya. Ia terus ingat akan kecerobohan dan kacaunya Edyta di hari mereka bertemu dulu. Saat ia berpacaran dengan wanita perfeksionis yang sangat rapi, ia malah mencoba membanding-bandingkan wanita itu dengan Edyta. 

Magnet selalu menarik dua kutub yang berbeda. Kekacauan ada untuk dibereskan oleh orang yang senang melakukannya. Adrian mendapati kerapian apartemennya yang selalu dibersihkan pacarnya itu sangat annoying. Ia merasa kehilangan rutinitas bersih-bersihnya. Dan saat rahasia yang disembunyikan pacarnya itu terbongkar, ia pun memutuskan mencari Edyta.

Saya suka sekali kebetulan-kebetulan yang gagal itu. Seperti perasaan saya dulu saat menonton Serendipity, saya gemas dan juga gregetan menyaksikan hubungan Adrian dan Edyta. Memang sih nggak masuk akal. Mereka hanya pernah bertemu sekali, tapi kesannya sudah seperti saling mengenal seumur hidup. Tapi magical feeling-nya bikin saya suka banget sama novel ini. 

Endingnya juga cukup kreatif, uy. 

4/5

No comments:

Post a Comment