Judul : Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995
Penulis : Pidi Baiq
Tebal : 340 halaman
Penerbit : Pastel Books
Setelah putus dengan Milea, Dilan menjalin persahabatan dengan Ancika Mehrunisa Rabu, yang kemudian berkembang menjadi kisah cinta. Kisah Dilan bersama Ancika ini kemudian ditulis oleh Ayah Pidi Baiq dalam novel berjudul Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995. Ancika akan menceritakan kisahnya bersama Dilan ketika Ancika berumur 17 tahun dan masih seorang siswi SMA. Dilan sendiri, saat itu, sedang berkuliah di ITB. Sosok Ancika tidak kalah menarik daripada Dilan. Dilan dan Ancika seolah-olah memang diciptakan untuk saling mengisi dan saling melengkapi satu sama lain. Apakah Ancika adalah alasan satu-satunya mengapa Dilan tidak bisa balikan dengan Milea?
Review:
Tokoh Dilan sudah tidak diragukan lagi. Sangat fenomenal dan tidak bakal pernah dilupakan. Di mana saja dia muncul, saya selalu penasaran kalimat gemblung apa lagi yang akan keluar dari mulutnya itu.
Sama seperti semua pembaca yang lain, saya agak menyayangkan Milea dan Dilan tidak bersama. Soalnya chemistry mereka tuh dapat banget. Tapi secara logika memang mereka punya ketidakcocokan di satu hal yang menjadi duri dalam daging. Jadi, saya pun mencoba mengenal sosok Ancika dengan santai saja tanpa menghakimi.
Ternyata ya... Ancika ini lebih easygoing. Dengan Dilan yang sudah punya pengalaman dalam pacaran, mereka berdua memang cocok banget. Berantem sih ada, tapi nggak ada yang sampai berantem besar gila seperti Milan dan Dilan dulu. Mungkin memang istilah cinta pertama susah dilupakan itu yahhh seperi kisah Dilan dan Milea ini. Tapi sayang tidak berjodoh saja.
Seri Dilan:
4. Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995
4/5
No comments:
Post a Comment