Tokoh utama merupakan salah satu bagian paling besar yang mempengaruhi saya dalam menilai suatu buku. Jelas, saya akan jauh lebih menyukai bukunya jika tokoh utamanya menyenangkan. Apalagi kalau sudut pandang yang dipakai adalah orang pertama karena setiap halaman akan dinarasikan dan didominasi oleh suaranya.
Jadi, tokoh utama seperti apa yang saya sukai?
1. Tokoh Sempurna vs Tokoh Tidak Sempurna
Dalam kasus pertama ini, saya sudah pasti memilih tokoh tidak sempurna. Toh, di dunia ini tidak ada satu orang pun yang sempurna. Saya suka jika kelemahan dan kelebihan tokoh utama dijelaskan dengan detail dan rinci, sampai-sampai saya merasa sangat mengenal tokoh itu bagaikan diri saya sendiri. Saya seakan mengenal seorang teman lama yang bisa diajak berpetualang bareng hingga buku berakhir.
Selain itu, tokoh utama yang sempurna tidak bisa membuat saya simpati terhadap semua masalahnya. Jika dia kaya, cantik/tampan, baik hati, penuh keberuntungan, pintar, selalu disukai dan dilindungi orang lain, saya tidak akan peduli jika dia punya masalah apapun. Dibahas sampai satu novel penuh pula. Sudah bagus dia punya segalanya, tidak perlu mengeluh soal masalah yang tiba-tiba datang dalam hidupnya. Apalagi kalau masalahnya ecek-ecek seperti tidak punya pacar, kelebihan berat 2 kg, rambut susah diatur, ataupun merasa tidak diperhatikan. Errr... Maaf, saya kejam. Tapi beneran. No excuse. Tokoh sempurna itu tidak boleh mengeluh. Titik.
Lah, kalau novel romance gimana? Kan biasanya si cowok selalu digambarkan sempurna bagaikan malaikat turun dari surga? Sama saja. Saya tidak bakal simpati dan suka sama cowok itu.
2. Relatable vs Non Relatable
Kedua jenis tokoh ini bukan masalah besar buat saya. Persepsi saya akan tokoh yang relatable adalah saya bisa menemukan kesamaan antara si tokoh utama dengan diri saya sendiri dan orang yang saya kenal. Tapi bukan berarti saya tidak peduli pada tokoh yang tidak punya kesamaan dengan diri saya atau orang yang saya kenal. Selama kepribadiannya masuk akal, saya sih oke-oke saja. Saya pasti bisa simpati dengan tokoh itu. Yang saya tidak suka adalah tokoh yang jalan pikirannya terlalu aneh sampai saya tidak bisa connect dengan sifat serta keputusan-keputusan yang dibuat mereka.
3. Cerewet vs Pendiam
Agak sulit untuk memilih antara dua kategori ini. Jujur, saya lebih suka tokoh yang pendiam dan lebih banyak mengamati. Tapi kalau saya baca chic lit, saya banyak menemukan tokoh yang konyol dan cerewet. Dan saya suka-suka saja tuh. Tapi secara keseluruhan, saya lebih suka yang pendiam. Mungkin karena saya juga pendiam kali ya. Eaaaa...
4. Jahat vs Baik
Sejauh ini saya selalu menghindari tokoh utama yang jahat, seperti contohnya Dexter. Bukan apa-apa sih. Bagaimanapun juga orang jahat itu menyebalkan. Saya tidak mungkin bisa suka sama bukunya kalau orangnya jahat. Tapi jangan terlalu baik juga kayak malaikat. Agak bajingan sedikit, biar seru. Haha...
Nah, kalau tokohnya anti-hero bagaimana? Boleh sih. Tapi saya lebih suka anti-hero sebagai pemeran sampingan saja, seperti Severus Snape.
"After all this time?"
"Always." (suka banget quote ini)
Tapi setelah mengamati tokoh utama favorit saya selama ini, saya punya satu kesimpulan. Karena saya suka cerita yang banyak dramanya, saya suka tokoh utama yang:
hidupnya susah, miskin, harus berjuang, sendirian, kesepian, sengsara, tetap tegar walau ditimpa banyak bencana, menghadapi banyak dilema dan harus membuat keputusan yang berat, tidak terlalu optimis, nggak murahan, pencemas dan selalu memikirkan setiap kemungkinan, berpendirian kuat, tidak munafik, kalau perempuan tidak boleh feminis berlebihan, setelah bersusah payah di akhir mendapatkan happy ending
Memang edan kamu, Sab... Nggak kurang banyak syaratnya?
Begitulah opini tidak jelas saya mengenai karakter tokoh utama. Sebagai penutup, saya mau bikin daftar tokoh utama yang saya suka dan tidak suka.
Tokoh utama favorit versi saya:
1. Jane Eyre, Jane Eyre oleh Charlotte Bront
ë (sangat berprinsip
dan memenuhi syarat banyak di atas)
2. Liberty Jones, Sugar Daddy oleh Lisa Kleypas (tak pernah putus asa, sayang banget sama adik tirinya)
3. Colin Bridgerton, Romancing Mister Bridgerton oleh Julia Quinn (lucuuuuuuuu dan kurang ajar)
4. Leo Hathaway, Married by Morning oleh Lisa Kleypas (pintar ngomong, komentarnya sinting)
5. Robin "Puck" Goodfellow, Iron Fey series oleh Julie Kagawa (komentarnya lucu, kekuatannya keren)
6. Grimalkin, Iron Fey series oleh Julie Kagawa (kucing bajingan yang sarkastis, haha...)
7. June Iparis, Legend series oleh Marie Lu (kasihan nasibnya setelah kakaknya dibunuh *penting)
8. Allison Sekemoto, Blood of Eden series oleh Julie Kagawa (mandiri, setia walau dikecewakan terus)
9. Kanin, Blood of Eden series oleh Julie Kagawa (tortured, misterius, bijak, bisa diandalkan)
10. Katniss Everdeen, The Hunger Games series oleh Suzanne Collins (disiksa sampai agak gila *sayamemangsukayangsadis)
Tokoh utama yang paling saya benci:
1. Isabella Swan, Twilight series oleh Stephenie Meyer (memilih cowok dibanding orang tuanya, hatinya mendua antara Edward dan Jacob)
2. Emi, Pillow Talk oleh Christian Simamora (selingkuh dan suka one night stand)
3. Ai, Ai oleh Winna Efendi (terlalu lemah)
4. Emma Corrigan, Can You Keep A Secret oleh Sophie Kinsella (udah bego, selingkuh pula)
5. Rose Hathaway, Vampire Academy Series oleh Richelle Mead (nggak tahu batas, suka seenaknya karena merasa hebat, selingkuh again)
6. Jace Wayland/Herondale, The Mortal Instruments series oleh Cassandra Clare (sok jago, tidak menghargai orang-orang yang sayang sama dia, suka bully dan menghina)
7. Josie Cormier, Nineteen Minutes oleh Jodi Picoult (meninggalkan sahabat demi popularitas, pembohong) *dia ini tokoh utama bukan sih? Terlalu banyak tokoh di buku ini.
8. Andrea, A Very Yuppy Wedding oleh Ika Natassa (ngeyel terus sepanjang buku)
Sekian dan terima kasih telah membaca. :D