Saturday, 31 December 2022

A Sky Beyond the Storm


Judul : A Sky Beyond the Storm (An Ember in the Ashes #4) 
Penulis : Sabaa Tahir
Tebal : 516 halaman
Penerbit : Razorbill


The long-imprisoned jinn are on the attack, wreaking bloody havoc in villages and cities alike. But for the Nightbringer, vengeance on his human foes is just the beginning.

At his side, Commandant Keris Veturia declares herself Empress, and calls for the heads of any and all who defy her rule. At the top of the list? The Blood Shrike and her remaining family.

Laia of Serra, now allied with the Blood Shrike, struggles to recover from the loss of the two people most important to her. Determined to stop the approaching apocalypse, she throws herself into the destruction of the Nightbringer. In the process, she awakens an ancient power that could lead her to victory--or to an unimaginable doom.

And deep in the Waiting Place, the Soul Catcher seeks only to forget the life--and love--he left behind. Yet doing so means ignoring the trail of murder left by the Nightbringer and his jinn. To uphold his oath and protect the human world from the supernatural, the Soul Catcher must look beyond the borders of his own land. He must take on a mission that could save--or destroy--all that he knows.

Review:
Saya selalu murah hati kalau menyangkut ending buku serian. Selama masih memuaskan, saya tidak terlalu peduli jika ada bagian yang kurang bagus. Tapi terkadang ada saja ending yang mengecewakan seperti seri ini. Mungkin karena isinya tentang perang, semuanya hanya plot yang berpindah sana sini tanpa ada hentinya. Bahkan kematian terjadi terlalu cepat tanpa ada maknanya. Ya, saya tahu perang itu tidak pandang bulu terhadap karakter mana yang harus dibunuh. 

Tapi tetap saja. Saya tidak mengerti kenapa penulis hanya peduli pada Laia dan Elias. Mereka hampir tidak punya karakter yang berarti di buku ini. Bahkan Laia cenderung agak aneh di beberapa bagian. Saya tidak mengerti kenapa semua kaum Scholar menganggap dia penting. Romance antara Elias dan Laia yang begitu bagus di buku satu malah melempem di sini. Konfliknya sama saja dengan buku ketiga dan saya agak merasa bosan karena diulang-ulang. Tidak ada gregetnya sama sekali. 

Yang paling parah adalah rahasia Keris Veturia. Dia itu villain yang cukup mengerikan karena tidak punya hati. Tapi beneran. Setelah tahu masa lalunya, saya merasa dia konyol ya. Menurut saya, dia jadi karikatur doank jadinya. Yang bagus cuma Nightbringer dan kaum jin. Saya suka banget konsep mereka di buku ini. 

Yah, kalau mengingat cara Nightbringer dikalahkan oleh Laia... Saya agak kesel juga sih. Hahaha... 

Pada akhirnya, yang terbaik di buku ini adalah Helene. Saya sudah suka banget sama tokoh satu ini sejak buku ketiga. Terlalu keren. Seperti kata Cain si Augur, Helene itu masterpiece. Sayangnya, penulis terlalu kejam pada tokoh ini. Avitas Harper.... Whyyyyy??? 

"Would that we all knew the crack terrain of each other's broken heart. Perhaps then, we would not be so cruel to those who walk this lonely world with us." 

Seri An Ember in the Ashes:
4. A Sky Beyond the Storm

4/5

 

No comments:

Post a Comment