Judul : Dua Pasang Mata
Penulis : Alexandra Leirissa Yunadi
Tebal : 280 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tujuh tahun lalu di Bandung, kecelakaan mobil itu terjadi. Gara-gara iseng memainkan setir mobil, Ralphie melakukan kesalahan terbesar di dalam hidupnya. Dia merenggut nyawa Viora, adik bungsunya, dan merampas penglihatan Theola, adik tersayangnya.
Sejak saat itu Theola membenci kakaknya. Dia menganggap Ralphie telah merampas tiga hal yang begitu penting dalam hidupnya: sepasang mata untuk melihat keindahan dunia, seorang adik yang paling manis, dan kepercayaannya akan kasih sayang seorang kakak.
Dan kini Ralphie dan Theola kembali bertemu. Dalam keadaan tak saling mengenal. Karena Ralphie menyamar sebagai Rabel, seorang berandalan yang selalu bikin onar.
Untuk sesaat, Rabel bahagia dengan identitas barunya. Sebab kini dia bisa melindungi Theola dan menebus kesalahannya. Tapi, kebahagiaan itu ternyata tak berlangsung lama. Sebab, Theola---yang tak pernah tahu siapa Rabel sebenarnya---mulai jatuh cinta.
Rabel kebingungan. Kepada siapa Theola jatuh cinta sebenarnya? Sungguhkah kepada dia, kakak kandungnya sendiri? Atau kepada Arizona, cowok ganteng saingan terberat Rabel di sekolah yang diyakininya cuma mau mempermainkan Theola?
Sayang, sebelum Rabel menemukan jawabannya, semua sudah terlambat...
Sejak saat itu Theola membenci kakaknya. Dia menganggap Ralphie telah merampas tiga hal yang begitu penting dalam hidupnya: sepasang mata untuk melihat keindahan dunia, seorang adik yang paling manis, dan kepercayaannya akan kasih sayang seorang kakak.
Dan kini Ralphie dan Theola kembali bertemu. Dalam keadaan tak saling mengenal. Karena Ralphie menyamar sebagai Rabel, seorang berandalan yang selalu bikin onar.
Untuk sesaat, Rabel bahagia dengan identitas barunya. Sebab kini dia bisa melindungi Theola dan menebus kesalahannya. Tapi, kebahagiaan itu ternyata tak berlangsung lama. Sebab, Theola---yang tak pernah tahu siapa Rabel sebenarnya---mulai jatuh cinta.
Rabel kebingungan. Kepada siapa Theola jatuh cinta sebenarnya? Sungguhkah kepada dia, kakak kandungnya sendiri? Atau kepada Arizona, cowok ganteng saingan terberat Rabel di sekolah yang diyakininya cuma mau mempermainkan Theola?
Sayang, sebelum Rabel menemukan jawabannya, semua sudah terlambat...
Review:
Saya harus akui cerita remaja di buku ini berbeda dari biasanya. Cukup unik. Tapi sayangnya karakter-karakter di buku ini sangatlah tidak masuk akal. Saya tidak mengerti kenapa mereka merasakan atau melakukan hal-hal aneh itu. Saya rasa manusia manapun tidak ada yang berpikir seperti mereka.
Jadi, Ralphie berbuat fatal sewaktu kecil. Dia mengemudi mobil secara iseng dan menyebabkan kematian salah satu adiknya dan menyebabkan adiknya yang lain buta. Ini saja sudah tidak masuk akal. Kenapa ada orangtua yang meninggalkan anak-anaknya di dalam mobil tanpa pengawasan dan membiarkan mobil tetap nyala? Kenapa tidak dimatiin dan diambil kunci mobilnya gitu?
Terus ya. Si Theola kan buta dan benci banget sama si Ralphie yang sudah menyebabkan kematian adiknya dan kebutaan matanya. Sampai saking bencinya, dia dendam dan nggak mau ngomong ataupun ketemu sama kakak yang katanya sangat disayanginya. Ralphie merasa bersalah dan sedih banget dibenci. Dia memutuskan untuk kabur dari rumah dan jadi gelandangan. Aneh banget! Orangtua mereka itu ke mana aja? Anak cowokya kabur karena anaknya yang lain membenci anak itu. Terus mereka diam saja? Mungkin semacam jadi gila karena kehilangan tiga anaknya yang normal?
Tahu-tahu Theola sudah remaja dan bertemu dengan si Ralphie yang mengaku bernama Rabel. Interaksi mereka itu kurang organik pokoknya. Theola merasa Rabel mengingatkannya sama Ralphie yang sudah lama tidak berada dalam hidupnya. Entah karena namanya yang sama-sama depannya R atau usia mereka yang sama. Tidak tahu juga. Dan lebih anehnya lagi, bukannya inget sama orangtua yang ditinggalkannya dan mau kembali ke rumah, si Rabel alias Ralphie ini lebih takut kalau Theola tahu jati dirinya. Tapi dia juga tidak bisa jauh-jauh dari si Theola. Dia ingin menjaga adiknya itu dan menebus kesalahan di masa lalu. Tapi pertanyaannya, kenapa baru sekarang? Karena diminta sahabat Theola? Kenapa dia harus menuruti permintaan sahabat Theola itu?
Ya, sudahlah. Penulis menuliskan cerita ini waktu dia kelas 2 SMP. Saya waktu itu juga nulis ceritanya super butut, lebih tidak masuk akal dibanding cerita di buku ini.
2/5
No comments:
Post a Comment