Sunday, 20 December 2015

In a Blue Moon


Judul : In a Blue Moon
Penulis : Ilana Tan
Tebal : 320 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

“Apakah kau masih membenciku?”
“Aku heran kau merasa perlu bertanya.”


Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya itu kini ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.

Lucas mendekati Sophie bukan karena perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Juga karena ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan, kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.


Review:
Saya rasa tidak perlu diragukan lagi kalau Ilana Tan adalah penulis romance paling terkenal di Indonesia. Bayangkan. Mega-bestseller! Mulai dari seri musimnya yang fenomenal sampai Sunshine Becomes You yang sudah dijadikan film. Mungkin saya bukan penggemar penulis ini, tapi saya mengerti kenapa buku-bukunya sangat digemari orang. Ciri khasnya adalah nuansa kisah cintanya yang manis dan indah dipadukan dengan plot yang rapi dan dialog yang terkesan seperti terjemahan. Itulah sihir seorang Ilana Tan. 

Yang menarik perhatian saya dari buku ini adalah judulnya yang bagus dan cover yang perpaduan warnanya sangat mencolok. Saya cukup suka dengan premisnya yang ada bumbu kebencian masa lalu. Sayangnya, apa yang saya temukan di dalam buku ini sangat jauh dari ekspektasi saya. Seharusnya saya sudah tahu kalau isinya tidak bakal istimewa. Saya seharusnya tidak mengharapkan kisah rumit dan penuh emosi dari penulis satu ini. Satu-satunya buku Ilana Tan yang saya suka adalah Winter in Tokyo karena paling banyak konflik. Sisanya sih biasa saja. Dan begitulah isi buku ini. Biasa saja.

Sophie Wilson membenci Lucas Ford akibat kejadian kecil saat mereka sekolah dulu. Bukan kejadian kecil sih. Saya juga bakal kesal kalau ada cowok seperti itu. Sialnya, kedua kakek mereka saling berteman. Kakek Lucas ingin menjodohkan mereka dan bahkan sudah menganggap Lucas sebagai tunangan Sophie. Tanpa izin dari dua pihak yang bersangkutan sama sekali.

Pertemuan pertama mereka tidak bagus. Lucas sebenarnya merasa bersalah atas kelakuannya di masa lalu. Tapi yang membuatnya tetap ingin menjadi tunangan Sophie adalah karena dia menyukai gadis itu. 

Jadi, dimulailah aksi-aksi romantis Lucas untuk mendapatkan Sophie. 

Sederhana kan? Saking sederhananya saya sampai bosan. Tidak ada apa-apa di buku ini. Tidak ada konflik. Tidak ada halangan berarti dalam kisah cinta Lucas-Sophie. Datar dan normal seperti kejadian sehari-hari. Bahkan kejadian sehari-hari saja jauh lebih banyak lika-likunya dibanding kisah cinta di buku ini. Memang, dialog di antara Lucas dan Sophie itu manis dan cute. Tapi bukan hanya itu yang saya cara dari kisah romance. Saat saya menutup buku ini, saya malah bingung. Saya baca apaan sih? Kok nggak ada yang bikin saya greget sama sekali? Tokoh Sophie dan Lucas juga tidak terkesan nyata. Terlalu sempurna dan tidak punya masalah. Orang-orang di sekitar mereka juga semuanya baik. Tepatnya, selain Lucas dan Sophie, karakter lainnya hanya sekadar tempelan dan hiasan. Bahkan Lucas dan Sohpie juga terlalu one dimensional, kayak karakter yang dibikin secara asal gitu. Yang penting baik, menarik, bisa berdialog, dan bernapas. Eh?

Jujur, saya agak kecewa. Sebenarnya saya cukup suka dengan gaya bahasa baku dari Ilana Tan karena rapi dan enak dibaca. Memang tidak quotable atau indah, tapi saya nyaman bacanya. Sayangnya, saya tidak dapat apa-apa dari buku ini. Tak ada emosi yang berarti. Belum lagi, tokohnya orang luar. Maaf, saya masih belum bisa suka penulis lokal yang menulis karakter orang luar negeri sepenuhnya. Setidaknya harus ada orang Indonesianya. 

3/5

No comments:

Post a Comment