Friday 3 April 2015

Enter The Magical Realm: Underrated Fantasy Novels


Masih dengan topik yang sama, yaitu fantasi, saya mau membagikan beberapa rekomendasi buku fantasi yang harus dibaca. Saya tidak akan membicarakan buku-buku yang sudah terkenal, seperti Harry Potter, The Lord of The Rings, The Mortal Instruments, Percy Jackson, Twilight, dan The Hunger Games. Saya yakin sudah banyak yang mereview dan membahas seri-seri itu dan mungkin bahkan hampir semua penggemar fantasi sudah membacanya.

Jadi, yang saya bahas di sini adalah novel yang underrated, kurang dikenal, tapi bagus. Saya akan membaginya ke dalam dua bagian: novel luar dan novel lokal.

NOVEL LUAR
Biasanya, novel yang terkenal di luar negeri akan digemari juga di Indonesia setelah diterjemahkan. Tapi tidak semua novel seperti itu. Bagaimanapun selera baca tiap negara pasti berbeda-beda.

1. Seri Iron Fey oleh Julie Kagawa
Julie Kagawa adalah salah satu penulis fantasi favorit saya. Bukunya memiliki porsi yang sangat pas untuk unsur setting fantasinya, sisi petualangannya, latar belakang karakter-karakternya, dan tentu saja romance. Gaya penulisannya dan deskripsinya luar biasa. Tapi yang paling menonjol adalah momen-momen heartbreaking yang ditulisnya. Kebetulan Julie Kagawa pernah berkata, "Readers, your tears feed my muse." (Terjemahannya apa ya? Errr... Mungkin begini: Pembaca, air mata kalian memberikan inspirasi kreatif untuk saya)


The Iron King, The Iron Daughter, The Iron Queen, The Iron Knight

Saya akan menjelaskan secara singkat sinopsis buku pertamanya, yaitu The Iron King. Buku ini menceritakan tentang Meghan Chase, anak remaja biasa-biasa saja yang gampang dilupakan orang lain. Ia punya sahabat bernama Robin Goodfellow. Suatu hari, adik Meghan diculik dan digantikan oleh changeling. Menurut Robin yang ternyata adalah Puck dari buku Midsummer Night Dream-nya Shakespeare, adik Meghan dibawa ke Nevernever, sebuah dunia peri di dimensi lain. Demi menyelamatkan adiknya, Meghan dan Puck pergi ke Nevernever lewat portal rahasia. 

Nevernever adalah negeri para peri yang dibagi ke dalam Seelie Court/Summer Fey dan Unseelie Court/Winter Fey. Ternyata Meghan adalah anak dari Raja Oberon dari Seelie Court. Selain mempelajari asal-usulnya, Meghan juga bertemu dengan teman lain: Grimalkin The Devil Cat dan Pangeran Ash dari Kerajaan Musim Dingin. Nantinya mereka akan bertualang ke kerajaan baru bernama Kerajaan Besi (Iron) yang ternyata mendalangi penculikan adik Meghan.

Buku ini kreatif, unik, dan sangat magical. Dan ada Puck pula yang selera humornya tidak pernah gagal bikin saya ketawa. Kebetulan buku ini sudah diterjemahkan oleh Penerbit Kubika. Sayangnya, penerbit itu tutup dan tidak lagi melanjutkan terjemahan buku-buku selanjutnya. 

Kalian bisa membaca review saya soal seri ini di sini:
1. The Iron King  

2. Seri Blood of Eden oleh Julie Kagawa
Yah, karena saya suka sama penulis ini, saya pasti merekomendasikan karyanya yang lain dong. Blood of Eden tidak kalah keren dengan seri Iron Fey. Tapi kalau seri Iron Fey itu magical, seperti mimpi, dan terasa seperti dunia dongeng, Blood of Eden sangat berbeda. Kelam, kejam, gore, berdarah-darah, dan gelap. 

The Immortal Rules, The Eternity Cure, The Forever Song

Seri ini mengambil genre distopia dan paranormal. Ceritanya tentang wabah virus Red Lung Fever yang memusnahkan hampir seluruh manusia. Karena makanannya hampir punah, para vampir muncul ke permukaan demi menyelamatkan bangsa mereka. Awalnya, satu orang vampir mengajukan proposal untuk menjadikan beberapa teman vampirnya sebagai bahan penelitian. Kebetulan vampir imun terhadap virus itu dan kemungkinan darahnya bisa menjadi bahan obat penyembuh. Sayangnya, bukan obat yang ditemukan, sebuah spesies lain bernama Rabid (sejenis zombi) muncul. Dunia semakin kacau dan para vampir mulai membangun kota-kota terisolasi untuk melindungi manusia-manusia yang menjadi makanan mereka. 

Tokoh utamanya adalah Allison, gadis miskin yang tinggal di pinggiran kota dan hidup bersembunyi dari para vampir. Ia menolak menjadi hewan ternak yang diambil darahnya setiap beberapa minggu sekali. Pilihannya itu memberikan konsekuensi: dia harus mencari makanannya sendiri di tempat yang hampir tidak ada makanan. Suatu hari saat ia sedang mencari makanan di antara puing-puing, sekawanan Rabid menyerangnya. Sebelum ia mati, seorang vampir datang memberinya pilihan: mati atau diubah menjadi vampir supaya tetap hidup. Allison memilih diubah menjadi makhluk yang dibencinya. 

Buku ini lebih membicarakan soal survival. Penggemar romance harus kecewa kalau menginginkan banyak adegan swooning di sini. Nuansa gelap dan kelam sangat kental di seri ini, membuat sosok vampir terkesan berbahaya dan tidak indah seperti dalam seri Twilight. Dan terutama buku keduanya... Hatiku hancur~~~~

Jadi, adakah penerbit yang tertarik menerjemahkan seri ini?

Review Blood of Eden:

3. Seri Mediator oleh Meg Cabot
Aha! Siapa yang tidak kenal Meg Cabot dengan seri Princess Diaries-nya? Ternyata dia penulis novel fantasi juga, loh. Seri Mediator ini sudah diterjemahkan oleh Gramedia beberapa tahun yang lalu dan ternyata bagus. Saya tidak menyangka sama sekali. 


Shadowland, Ninth Key, Reunion, Darkest Hours, Haunted, Twilight


Versi Terjemahan

Buku ini sangat ringan dan menyenangkan. Ceritanya tentang Suze Simon yang bisa melihat hantu. Ada misteri serta pembunuhan yang bakal dipecahkan oleh Suze sepanjang enam buku ini. Dan tentu saja ada Jesse si hantu tampan berdarah Latino yang selalu bantuin Suze. Ih, seri ini sangat recommended. Si Suze sebagai narator juga suka lucu gitu, khas Meg Cabot.

Review seri ini:
3. Reunion
5. Haunted 
6. Twilight 

NOVEL LOKAL
Pada dasarnya, semua novel fantasi lokal itu underrated. Orang Indonesia sendiri lebih suka membaca buku fantasi luar. Sayang sekali sih. Padahal beberapa novel fantasi lokal yang sudah saya baca ternyata beneran bagus.

1. Seri Ther Melian oleh Shienny M.S.
Saya tidak pernah berencana membaca buku ini. Tapi cover-nya itu loh. Sangat fantasi dan bikin mupeng. Dan ternyata saya tak salah pilih bahan bacaan.


Revelation, Chronicle, Discord, Genesis

Buku ini bersetting di dunia bernama Ther Melian di mana manusia hidup bersama ras Elvar (sejenis Elf) dan beberapa ras lain. Kesan buku ini seperti bermain MMORPG. Karakternya juga punya profesi khas game. Ada assasin, knight, bard, archer, acolyte, thief, dll. 

Tokoh utamanya bernama Vrey, seorang thief yang hidup bersama kelompok geng Kucing Liar. Mereka mencuri, mengumpulkan barang antik, dan menjualnya pada para kolektor. Tapi Vrey punya keinginan untuk membuat jubah Nymph yang sangat sakti. Dia berpetualang bersama Aelwen untuk mencari jubah itu. Sementara di sisi lain, ada Valadin yang ingin mengubah keadaan bangsanya. Ia ingin mengembalikan dunia kembali ke dalam kekuasaan Elvar dan bukan dirusak oleh manusia. Untuk itu, ia harus menemukan tujuh Aether demi mendapatkan kekuatan tak terkalahkan. 

Percayalah, buku ini sangat keren. Terutama buat orang-orang yang suka tipe MMORPG seperti saya.

Review:
3. Discord
4. Genesis

2. Lapis Lazuli oleh Fenny Wong
Kebetulan penulis ini satu almamater dengan saya. Beberapa karyanya yang tidak diterbitkan pernah saya baca dan saya suka. Salah satu kelebihan Fenny itu adalah menuliskan cerita yang nuansa melankolisnya kental. Romantis dan terkadang tragis. Tipe saya banget, walaupun saya tidak pernah suka dengan tokoh utama yang dibuatnya. Terlalu lemah biasanya.


Kisahnya bersetting di dunia yang terbagi ke dalam dua kerajaan: Luraxia dan Gondvana. Belasan tahun sebelumnya, Gondvana dikalahkan oleh Luraxia. Tapi Gondvana tidak tinggal diam. Putra mahkotanya, Pangeran Aran berjuang keras demi satu tujuan. Balas dendam. Ia bahkan menculik putri kerajaan Luraxia bernama Lethia. Yang tidak disangka-sangka, Pangeran Aran benar-benar jatuh cinta pada putri itu. Tapi perang tetap berlanjut, melukai kedua belah pihak. Aran dan Lethia pun terpaksa belajar bahwa hubungan mereka sangat mustahil di saat mereka harus mengorbankan banyak hal dalam perang itu.

Buku ini adalah tipe fantasi kesukaan saya. Ada kerajaan, nuansa medieval, perang, dan pengkhianatan. Awalnya, kisah ini dipublikasikan di blog. Agak berbeda dengan versi bukunya sih. Tapi saya tetap suka. Terutama endingnya. Sayangnya, buku ini kebanyakan typo-nya.

Reviewnya bisa dilihat di sini.

3. Fleur oleh Fenny Wong
Lagi-lagi penulis yang sama. Tapi memang ceritanya bagus.


Kisahnya berjalan tumpang tindih antara dongeng dan kisah nyata. Dongengnya bercerita tentang peri bunga yang lemah bernama Belidis. Ia tidak seperti peri bunga lain yang bisa dengan mudah membuat bunga-bunga mekar. Ia membutuhkan bantuan Fermio, sang Dewa Bumi untuk melakukan tugasnya itu. Keduanya saling jatuh cinta, sekalipun perlahan-lahan Belidis menghisap jiwa Fermio dan membunuhnya perlahan-lahan. Di sisi lain, ada Helras si Dewa Matahari. Dia ingin memiliki Belidis sehingga ia berusaha membunuh Fermio. Ia bersumpah kalau dalam kehidupan apapun, Helras akan selalu memiliki Belidis. Tapi Fermio juga bersumpah kalau dalam kehidupan apapun, Belidis hanya akan mencintai dirinya seorang.

Dongeng tragis itu diceritakan kembali ke dalam setting zaman Victoria, dengan pesta dansa dan segalanya. Di kehidupan itu, Belidis adalah seorang Florence Ackerley. Ia mencintai kakak angkatnya, George yang merupakan wujud dari Fermio. Helras sendiri muncul dalam sosok putra orang terkaya di kota itu, bernama Alford Cromwell. 

Bagi orang yang suka dongeng, buku ini benar-benar bisa menyihir kalian. Bahasanya yang sangat dongeng dan penyampaian Fenny yang rapi membuat kita tenggelam ke dalam ceritanya. 

Dan saya baru sadar ternyata saya belum pernah bikin review buku ini. Saya membacanya sewaktu masih dalam bentuk naskah yang belum diterbitkan sih. Tapi nanti sajalah saya bikin reviewnya, hehe...

Oke, sekian untuk artikelnya. Sekarang waktunya untuk GIVEAWAY!!! 

Lagi???!!!!

GIVEAWAY GRANDPRIZE

Hadiah giveaway kali ini adalah hadiah gabungan dari seluruh anggota grup Science Fiction dan Fantasy. Berikut hadiah-hadiahnya.

1. Voucher buku senilai Rp. 250.000,- yang harus dibelikan buku-buku fantasi
2. Novel terjemahan Game of Thrones karya George R.R. Martin
3. Seri Scary Tales nomor 1-3 karya James Preller & Iacopo Bruno
4. Paranormalcy karya Kiersten White dan Wings karya Aprilynne Pike

Aturan mainnya:
1.   Tebak judul buku dari petunjuk yang diberikan masing masing blog.
2.   Ambil huruf pertama dari judul buku tersebut.

3.   Judul buku yang digunakan adalah versi aslinya, bukan terjemahan. (Misalkan Inheritance yang meski diterjemahkan GM menjadi Warisan, tapi yang kita gunakan tetaplah huruf I nya)
4.   Khusus untuk judul buku yang ternyata berawalan The, harap abaikan huruf T di depan, sehingga yang digunakan adalah kata setelah "The". (Misalkan The Alchemist, maka yang digunakan dalam menyusun kata adalah huruf A bukan T)5.   Setelah menemukan 16 huruf dari masing masing blog, susunlah huruf huruf tersebut menjadi banyak kata.  Ingat, hanya kata bukan kalimat. (seperti permainan scrabble)
6.   Jumlah minimal huruf yang digunakan dalam menyusun kata tersebut adalah 4 huruf.
7.   Setiap huruf yang merupakan jawaban tidak dapat digunakan berulang dalam satu kata. Kecuali kalau memang ada huruf yang sama dalam 16 judul tersebut.
8.   Jawaban dimasukkan ke dalam google docs yang bisa diakses lewat masing-masing blog peserta SF/F. Tetapi hanya diperbolehkan mengisi sekali, jangan lakukan berulang ulang di blog yang berbeda. Sebaiknya tunggu sampai seluruh anggota SF/F memposting clue-nya.
9.   Setiap kata yang berhasil disusun, bernilai satu poin. peserta yang paling banyak menyusun kata ( kata tersebut harus dalam bahasa Indonesia dan tercantum di kbbi), dialah yang menjadi pemenangnya.
10. Peserta yang bisa membuat kata yang berhubungan dengan dunia fantasi (contoh : dewa, dewi, peri dsb) mendapatkan bonus satu poin.

Clue dari saya
Ini adalah sebuah dongeng di mana seorang putri terjebak di dalam menara dan seorang pencuri tampan bernama Flynn Rider menyelamatkannya. Huruf yang diambil adalah huruf pertama dari judul asli dongengnya yang ditulis oleh pengarangnya.

Selamat menebak! Temukan clue lainnya di sini:
3 April: Notes of The Dreamer || Ira Book Lover || Lego, Ergo Cogito, Ergo Sum



12 comments:

  1. Aku udah baca yang the mediator series versi terjemahan. Yah.. Yang aku sesali sih tatanan bahasanya sih. Bagiku, terlalu remaja. Yah padahal, buku itu emang ditargetkan untuk remaja juga :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Serian ini memang remaja banget sih. Mungkin kalau saya bacanya sekarang, bakal kurang sreg sama gaya bahasanya hehe... #ehem, tua, eh

      Delete
  2. Aku koleksi Mediator Mbak, lumayan bagus menurutku. Unik juga karena mengangkat 'hantu' sebagai tokoh utama cowoknya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, salah satu fantasi yang agak di luar dugaan. Kirain bakal biasa aja, ternyata bagus loh

      Delete
  3. Iron Fey, salah satu seri tentang peri yang bagus banget, yang bikin aku suka, ceweknya bukan tipikal yang bad-ass atau kick-ass tapi dia tipe yang nggak egois dan mau berkorban. Padahal buku keduanya sudah selesai diterjemahkan lho, sayang gak diterbitin.

    Blood of Eden, aku lumayan sering dengar tapi karena sering gak dapat feel kalau baca buku vampire YA, mulai dari Twilight s/d Vampire Academy, aku gak niat sama Blood of Eden tapi karena baca reviewmu, yang ceritanya lebih ke post apocalyptic/dystopian.paranormal aku jadi masukin wishlist deh :)

    Ther Melian udah baca, aku juga suka.
    Fenny Wong, setujuh bgt, melankolisnya terasa banget, aku baru baca Fleur, ini reviewku: http://www.lady-storytelling.blogspot.com/2013/11/book-review-fleur.html

    Lapis Lazuli mau baca tapi kayanya susah yah cari bukunya, Dari sinopsismu kayanya lagi2 novel Fenny yang ini tentang cinta terlarang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget, Lina. Si Meghan emank nggak kuat, tapi nggak egois. Jadi, nggak annoying. Oh, baru tau sudah diterjemahin buku keduanya. Sayang sekali nggak dilanjutin. Harus minta penerbit besar buat nerbitinnya.

      Iya, banyak yg bilang males baca pas denger tema vampir di Blood of Eden. Tapi mengejutkan isinya. Kreatif.

      Ther Melian itu salah satu yang bikin terkejut. Jarang loh novel fantasi lokal yang keren begitu, tamat pula.

      Fenny Wong ini emank suka cinta terlarang haha... Soal Lapis Lazuli, kalo ketemu ntar saya kasi tau bisar bisa baca hehe...

      Delete
  4. Seri Iron Fey cover.nya bagus banget, tapi entah mengapa tangan ini masih belum tergerak untuk mengambilnya.. :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cover-nya emank bikin mupeng. Saya juga kepincut gara-gara cover. Ayo dibaca!! hehehe...

      Delete
  5. Waah underrated yang dibahasnya banyaak (lalu nggak tahu harus senang atau sedih karena banyaknya cerita bagus yang masih underrated) :'))

    Iron Fey sering denger dan sempat agak mupeng juga. Tapi kalau ternyata terjemahannya nggak dilanjut di sini, makin malas lah baca buku pertamanya u_u

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha... saya juga suka gitu, Mba. Frustrasi liat banyak buku yg mau dibaca tp ga ada waktu.

      Mending baca versi Inggrisnya aja buat Iron Fey.

      Delete
  6. Sab... gile bahasannya komplit bingiiits. Aku dong... masih nyari inspirasi. Hahahaha. #PLAKS

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha... Ayo, Kang Opan! Pasti bisalah cari inspirasi :)

      Delete