Thursday, 29 March 2012

Chronicle


 Judul : Chronicle (Ther Melian #2)
Penulis : Shienny M. S.
Tebal : 520 halaman
Penerbit : Elex Media Komputindo

Berlanjut dari buku pertamanya... Valadin merasa bersalah karena telah membunuh teman-teman sebangsanya demi mendapatkan kekuatan Aether yang diinginkannya. Ia bahkan mengorbankan Vrey, gadis yang dicintainya.

Di akhir buku pertama Vrey, Aelwen, dan Rion terkena sihir Eizen dan jatuh ke jurang magma. Mati? Jelas tidak mungkin. Masa di buku pertama tokoh utamanya sudah mati? Dengan bantuan sihir Aelwen, mereka berhasil selamat.

Saya sangat suka dengan tokoh Aelwen dan ternyata rahasia yang disimpannya membuat saya kaget, sekaget-kagetnya. Sudah pasti saya dukung tokoh unik ini sampai akhir. Hahaha...

Vrey yang merasa marah telah ditipu oleh Aelwen memanfaatkan posisi Aelwen sebagai anggota kerajaan untuk memulihkan nama buruk mereka. Vrey mau dibersihkan dari segala tuduhan pencurian. Hanya sayangnya, di tengah perjalanan mereka masih harus bertemu dengan Valadin dan teman-temannya yang ingin mendapatkan Relik Safir yang sempat dicuri Vrey sewaktu di gua magma.

Di buku ini, tokoh Leighton yang paling ditonjolkan. Bukan Vrey. Kelihatan sekali kalau Vrey bakal berakhir dengan si pangeran ganteng ini walau Vrey masih bimbang karena selama enam tahun ini ia hanya mencintai Valadin. Tapi si Leighton sangat memperhatikan Vrey dan selalu mendukung gadis itu, tidak seperti Valadin yang masih mengutamakan kejayaan bangsanya. Jadi, Vrey tampaknya mulai berpindah hati nih. 

Petulangan terus berlanjut. Pengkhianatan dan penipuan mewarnai perjalanan mereka. Bahkan akhir buku kedua ini membuat saya bengong. Tampaknya penulis senang sekali membunuh tokoh utamanya. 

Oke. Untuk buku kedua ini, konflik terasa jauh lebih banyak. Kejutan dan perjalanan para tokoh lebih menarik diikuti dari buku pertama. Mungkin karena buku pertama banyak perkenalan, sementara di buku ini semuanya berjalan dengan lancar tanpa perlu banyak penjelasan lagi.

Karakter Valadin semakin kuat dan saya sangat mengerti mengapa ia mati-matian mempertahankan ambisinya sekalipun ia bakal dibenci bangsanya sendiri. Memang buku ini ditujukan untuk memperlihatkan kalau tidak ada tokoh yang jahat atau baik sekali. Semuanya berada di daerah abu-abu. Dan tokoh Valadin ini salah satunya. Di satu sisi, ia membunuh banyak orang demi mencapai tujuannya. Tapi tujuannya adalah menyelamatkan bangsanya sendiri. Ia siap menerima konsekuensi perbuatannya. Sampai akhir pun ia masih tetap berpegang pada prinsipnya sendiri. Dan ini membuat saya suka dengan sifatnya. Berapa banyak orang yang bisa berpegang teguh pada prinsipnya saat semua orang menentangnya? Bahkan Vrey, orang yang paling berarti baginya saja menentangnya.

Tokoh-tokoh lain mulai tampak kekuatannya. Dalam hal karakterisasi, saya cukup puas dengan penjelasannya. Sekalipun beberapa tokoh cukup sulit dibedakan. Yah, terlalu  banyak tokoh memang selalu bisa membuat kebingungan seperti itu.

Untuk gaya penulisan... kekakuan yang saya rasakan di buku pertama sudah mulai berkurang. Tapi tetap saja. Saya masih bisa merasakan beberapa dialog yang kurang enak dibaca. Yah, itu bukan masalah besar. Yang penting tujuan dan maksud cerita sudah disampaikan penulis dengan baik.

4/5

2 comments:

  1. sudah mulai tegang nih, di buku ke-2

    ReplyDelete
  2. betul, nih... udah mulai banyak konfliknya hehehe...

    ReplyDelete