Judul : The Forever Song (Blood of Eden #3)
Penulis : Julie Kagawa
Tebal : 378 halaman
Penerbit : Harlequin Teen
Vengeance will be hers.
Allison Sekemoto once struggled with the question: human or monster? With the death of her love, Zeke, she has her answer.
Monster.
Allie will embrace her cold vampire side to hunt down and end Sarren, the psychopathic vampire who murdered Zeke. But the trail is bloody and long, and Sarren has left many surprises for Allie and her companions - her creator Kanin, and her blood brother, Jackal. The trail is leading straight to the one place they must protect at any cost - the last vampire-free zone on Earth, Eden. And Sarren has one final, brutal shock in store for Allie.
In a ruined world where no life is sacred and former allies can turn on you in one heartbeat, Allie will face her darkest days. And if she succeeds, her triumph will be short-lived in the face of surviving forever alone.
THE FINAL HUNT IS ON.
Allison Sekemoto once struggled with the question: human or monster? With the death of her love, Zeke, she has her answer.
Monster.
Allie will embrace her cold vampire side to hunt down and end Sarren, the psychopathic vampire who murdered Zeke. But the trail is bloody and long, and Sarren has left many surprises for Allie and her companions - her creator Kanin, and her blood brother, Jackal. The trail is leading straight to the one place they must protect at any cost - the last vampire-free zone on Earth, Eden. And Sarren has one final, brutal shock in store for Allie.
In a ruined world where no life is sacred and former allies can turn on you in one heartbeat, Allie will face her darkest days. And if she succeeds, her triumph will be short-lived in the face of surviving forever alone.
THE FINAL HUNT IS ON.
Review:
Saya sebenarnya agak takut membaca buku terakhir seri Blood of Eden ini. Kenapa? Soalnya buku keduanya sangat spektakuler dan sukses masuk ke dalam 10 besar buku favorit saya sepanjang masa. Saya tidak tahu apa yang menanti saya di buku ini. Apakah endingnya memuaskan atau justru merusak segalanya?
Setelah membacanya, saya harus mengakui buku ketiga ini adalah yang terlemah. Jumlah halamannya juga paling sedikit. Jadi, mungkin karena itulah saya berpendapat ceritanya tidak sekompleks dua buku sebelumnya. Bukan berarti jelek, loh. Saya suka endingnya. Bittersweet, sesuai selera saya.
Yang belum membaca buku sebelumnya, sebaiknya tidak membaca review ini. Akan ada spoiler.
Di akhir buku kedua, Allison/Allie dipaksa mendengarkan teriakan kesakitan Zeke saat disiksa oleh Sarren sampai mati. Kesedihan dan kemarahan membuat Allie menutup hati nuraninya. Ia ingin membalas dendam dan membiarkan seluruh naluri monsternya keluar.
Bersama Kanin dan Jackal, Allie pergi mencari Sarren. Bagian ini agak membosankan karena tidak terjadi apa-apa. Hanya serangan random dari para Rabid saja yang ada. Tapi Sarren punya kejutan untuk Allie dalam bentuk Zeke. Ternyata Zeke tidak mati. Dia diubah menjadi vampir. Tapi bukan vampir biasa. Vampir yang menjual jiwanya untuk Sarren. Zeke masih memiliki kenangan dan ingatannya tentang Allie, tapi dia hanya mengikuti kehendak Sarren saja, termasuk membunuh Allie. Kasihan amat si Allie ini. Kayaknya dia disiksa terus dari awal sama si Julie Kagawa.
Pengejaran Sarren membawa mereka semua ke Kota Eden yang bebas vampir. Sarren mengembangkan virus lain di sana, virus mematikan yang menyerang manusia, vampir, dan juga Rabid. Tujuan Sarren adalah memulihkan dunia dengan memusnahkan semua isinya.
Sepertiga bagian akhir dari buku ini sangat seru dan menegangkan sampai saya bacanya cepat sekali. Adegan pertarungan di kapalnya sangat keren. Saking asyiknya, saya sampai nggak bisa menebak di mana obat penyembuh yang sesungguhnya. Padahal dari awal saya harusnya sudah bisa menebak. Petunjuknya lumayan jelas padahal.
Salah satu kelemahan buku ini terletak pada karakter Zeke yang sepertinya depresif dan negatif sekali karena diubah menjadi vampir oleh psikopat. Sangat lemah dibandingkan saat Allie pertama kali jadi vampir. Saya mengerti kalau Zeke pasti membenci dirinya sendiri. Tapi menurut saya reaksinya agak berlebihan sehingga membuat Allie cemas.
Beberapa reviewer bilang Allie juga jadi lemah di buku ini. Tapi saya sih nggak merasa begitu. Saya rasa sikapnya cukup normal dalam menghadapi semua situasi. Saya tetap menganggap dia sebagai salah satu tokoh yang sangat berani dan pantang menyerah. Kalau soal Jackal... Banyak sekali yang suka tokoh ini. Dia sangat blak-blakan dan apa adanya. Saya suka setiap kali dia menyindir Allie dan Zeke. Saya bahkan suka saat dia marah. Kata-katanya itu sangat masuk akal. Kalau nggak ada dia, saya rasa Allie dan Zeke nggak bakal menyadari kekonyolan mereka dalam membenci diri masing-masing. Tapi entah kenapa, saya tetap merasa dia biasa saja. Mungkin karena Julie Kagawa tidak membahas lebih lanjut latar belakang dan apa saja yang terjadi di hidupnya sebelum bertemu Allie. Oh, satu lagi. Kanin di buku ini sepertinya kurang ditonjolkan. Sepertinya dia hampir tidak pernah ngomong di buku ini.
Endingnya bittersweet. Mantap! Saya bahkan menangis karena ada yang mati. Padahal dia salah karakter kesukaan saya di buku ini. Tapi saya tetap merasa Julie Kagawa memberikan ending yang tepat dan saya puas dengan buku ini. Jadi walaupun tidak sebaik buku sebelumnya, saya tetap berpendapat kalau buku ini memberikan akhir yang baik untuk seri Blood of Eden. Lima bintang pastinya.
Seri Blood of Eden:
3. The Forever Song
5/5
No comments:
Post a Comment