Wednesday, 11 February 2015

The Immortal Rules


Judul : The Immortal Rules (Blood of Eden #1)
Penulis : Julie Kagawa
Tebal : 504 halaman
Penerbit : Harlequin Teen

In a future world, vampires reign. Humans are blood cattle. And one girl will search for the key to save humanity.

Allison Sekemoto survives in the Fringe, the outermost circle of a vampire city. By day, she and her crew scavenge for food. By night, any one of them could be eaten.

Some days, all that drives Allie is her hatred of them. The vampires who keep humans as blood cattle. Until the night Allie herself is attacked--and given the ultimate choice. Die...or become one of the monsters.

Faced with her own mortality, Allie becomes what she despises most. To survive, she must learn the rules of being immortal, including the most important: go long enough without human blood, and you will go mad.

Then Allie is forced to flee into the unknown, outside her city walls. There she joins a ragged band of humans who are seeking a legend--a possible cure to the disease that killed off most of humankind and created the rabids, the mindless creatures who threaten humans and vampires alike.

But it isn't easy to pass for human. Especially not around Zeke, who might see past the monster inside her. And Allie soon must decide what--and who--is worth dying for.
 


Review:
Kalau melihat daftar hal-hal favorit di bagian bawah blog ini, kalian pasti tahu Julie Kagawa itu penulis favorit saya. Setelah seri Iron Fey-nya yang super keren, saya agak takut memulai seri ini. Takut dikecewakan gitu. Tapi setelah saya membacanya, saya beneran bingung kenapa saya nggak mulai baca buku ini dari dulu. Epik parah, sumpah. Saya tidak bisa menemukan satu hal pun yang kurang dari novel ini.

Puluhan tahun yang lalu, virus Lung Fever merajalela hingga memusnahkan sebagian besar manusia. Seorang vampir yang putus asa karena "makanannya" banyak yang mati merelakan darahnya untuk diteliti oleh para ilmuwan yang sedang mencari obat penyembuh virus itu. Kebetulan vampir memang imun terhadap virus itu.

Sayangnya, hal itu berakibat fatal. Spesies baru yang diberi nama Rabid muncul. Mereka punya kecepatan dan ketangkasan vampir, namun keganasan mereka menyerupai zombie. Tidak ada manusia yang bisa menang jika bertemu dengan mereka. Oleh sebab itu, vampir-vampir di seluruh dunia mulai membangun kota. Manusia-manusia yang tersisa dikumpulkan dan dilindungi oleh mereka dari para Rabid.

Tokoh utama di buku ini bernama Allison Sekemoto. Dia tinggal di kota yang dipimpin oleh vampir. Aturannya adalah semua manusia harus registrasi secara resmi kalau mau mendapatkan makanan secara gratis. Selain itu, setiap beberapa minggu mereka harus menyumbangkan darah untuk persediaan makanan vampir-vampir di kota mereka. 

Allison adalah pejuang bebas. Dia tidak mau mengikuti registrasi penduduk. Dia tidak mau berada di bawah kekuasaan para vampir setelah ibunya meninggal gara-gara bangsa penghisap darah itu. Dia rela bersusah payah mencari makanan, mengais-ngais sampah, dan mencuri untuk bisa makan. Untungnya, dia belum ketahuan mencuri oleh pasukan vampir di kotanya. Dia masih bisa tinggal aman di daerah kumuh bersama beberapa temannya.

Suatu hari, Allison dan teman-temannya pergi keluar batas kota untuk mencari makanan. Dengan pengawasan ketat terhadap pencurian, Allison memutuskan untuk berburu di luar saja. 

Tapi dunia luar lebih berbahaya dari kotanya. Dalam perburuan itu, mereka diserang oleh sekelompok Rabid. Allison sudah pasti mati kalau seorang vampir tidak muncul dan menyelamatkannya. 

Saat terbangun, Allison sudah menjadi vampir, menjadi makhluk yang sangat dibencinya. Vampir yang menyelamatkannya bernama Kanin dan dia menjadi mentor bagi Allison. Kanin mengajarkan banyak hal tentang hidup sebagai vampir padanya (bagian ini keren banget, banyak quotes bagus yang menjelaskan tentang vampir sebagai predator). Namun pada akhirnya mereka harus berpisah karena Kanin tertangkap dan dipenjara. 

“We are vampires, Kanin had told me, on one of our last nights together. It makes no difference who we are, where we came from. Princes, Masters and rabids alike, we are monsters, cut off from humanity. They will never trust us. They will never accept us. We hide in their midst and walk among them, but we are forever separate. Damned. Alone. You don’t understand now, but you will. There will come a time when the road before you splits, and you must decide your path. Will you choose to become a demon with a human face, or will you fight your demon until the end of time, knowing you will forever struggle alone?” 

Sendirian, Allison pergi mengembara. Di tengah jalan dia bertemu sekelompok manusia yang belum pernah hidup di kota milik vampir. Kelompok itu berkelana demi menemukan Eden, kota manusia yang bebas dari vampir. Di kelompok itulah, ia mengenal Zeke. Ya, seperti biasa. Ada cowoknya dong.

Selama hidupnya, Allison selalu berjuang sendiri dan hidup mandiri. Ia bahkan bersikap egois di hadapan teman-teman lamanya. Aturan hidupnya hanya satu: bertahan hidup bagaimanapun caranya. Namun kelompok barunya adalah kebalikan semua itu. Mereka saling berbagi dan melindungi. Kebanyakan dari mereka sangat ramah dan perhatian satu sama lain, terutama Zeke yang menawarkan persahabatan tulus padanya. Perlahan, Allison mulai membuka hatinya dan menyayangi setiap anggota kelompok itu.

Tapi seperti semua manusia lainnya, Zeke dan teman-temannya membenci vampir. Setengah mati Allison berusaha menyembunyikan identitasnya, walaupun akhirnya ia ketahuan juga.

Sudah cukup. Saya cuma mau cerita sampai situ saja. Sebaiknya dibaca sendiri kalau penasaran. Haha...

Saya sebenarnya tidak tahu mau review apa. Buku ini perfect banget buat saya. Mungkin memang saya sudah cocok sama si Julie Kagawa dari awal. Selain itu, saya sangat suka dengan Allison. Dia sinis, mandiri, kuat, berani, dan KEREN! Apalagi setelah jadi vampir. Yah, siapa sih yang tidak mau punya kekuatan super begitu? Hidupnya juga susah dan pahit sehingga saya bisa langsung simpati sama dia. Dan dia itu karakter yang sendirian dan kesepian, jenis karakter yang paling saya sukai dalam karya fiksi.

Setting-nya mantap dan dark banget. Aksinya menegangkan. Distopianya kerasa. Konsepnya unik. Romance-nya pas porsinya. Tidak ada cinta segitiga di sini. Cuma ada Zeke doang. Zeke ini tipe cowok yang sweet dan baik. Mungkin bukan tipe yang bisa bikin gregetan. Tapi konflik perasaannya terhadap Allison sempat bikin saya nangis sih (ya, saya memang cengeng). Dia benci sisi vampir Allison, tapi dia tidak bisa melawan rasa sukanya terhadap gadis itu. Jiahhh... 

Lalu ada Kanin. Tokoh ini bikin saya penasaran. Akhhh, lanjut buku kedua langsung.

Intinya, baca buku ini!!!! Recommended banget. 

5/5

No comments:

Post a Comment