Wednesday 9 November 2011

Reunion


Judul : Reunion (The Mediator #3)
Pengarang : Meg Cabot
Tebal : 264 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
 
Resensi :
Kecelakaan terjadi. Dan selalu disebabkan oleh hantu, kalau kau adalah Susannah Simon.

Malaikat-Malaikat RLS dendam kesumat, dan hanya Suze yang bisa menghentikan mereka---karena hanya dia yang bisa melihat mereka. Empat remaja tewas dalam kecelakaan tragis, dan mereka menyalahkan teman sekelas Suze, Michael... dan tidak mau berhenti sampai Michael bergabung dengan mereka di dunia orang mati.

Di tengah perjuangan mati-matian menggagalkan setiap usaha mereka mencabut nyawa Michael, Suze mendapati ternyata bahwa amarah para Malaikat itu beralasan. Karena kematian mereka ternyata sama sekali bukan kecelakaan. Dan pembunuh mereka tak segan-segan mengulangi perbuatan jahatnya.

Nah, ini buku ketiga dari seri mediator Meg Cabot. Seri pertama dan keduanya yang berjudul Shadowland and Ninth Key saya baca versi Inggrisnya karena kebetulan saya nggak nemu yang Indonesianya.

Buku ketiga ini masih mirip-mirip sama buku pertama dan kedua. Sederhana dan mudah ditebak. Saya bahkan sudah tahu penjahatnya dari awal. Tapi karena buku ini bacaan remaja yang ringan, saya tidak bisa komentar lebih jauh dari itu. Untuk genre fantasy young adult, ini buku oke banget. 
  
Di buku ini, Suze mulai menyadari kalau dia itu jatuh cinta sama Jesse si hantu. Tapi dia masih menyangkal dan berusaha mengabaikan perasaannya karena itu nggak normal. Saya ngerti kenapa Suze bisa suka sama Jesse. Masalahnya, dia kan mediator yang mengarahkan hantu gentayangan ke dunia kehidupan selanjutnya. Itu kan aneh. Dia merasa nggak terlalu cocok dengan anak sebayanya. Sementara Jesse, si hantu 150 tahun kuno ini sangat pengertian. Dia melindungi Suze dan selalu ada kalau Suze lagi butuh pertolongan.

Saya suka Suze karena dia strong dan mandiri. Saya suka Jesse karena dia itu lucu banget. Dia suka malu-malu di depan Suze. Apalagi kalau dia lagi nanya soal hal-hal modern yang nggak ada di zaman dia hidup. 

Saya kasih buku ini tiga bintang karena ceritanya mudah ditebak alurnya. Selain itu agak membosankan sih bagian hantu-hantunya. Tapi kelebihan novel ini adalah penceritaan kehidupan sehari-hari Suze yang normal. Dimulai dari adik tirinya yang jenius, kakak sulung tirinya yang cuek, dan terutama pertengkarannya dengan kakak tirinya yang seusia dengannya. Rasanya sangat real seperti keluarga asli. Lucu juga sih bagaimana si Suze bikin julukan buat saudara tirinya : Sleepy buat si cuek yang memang suka tidur, Dopey buat si kakak satunya yang memang bodoh, dan Doc buat si adik tiri. Bahkan untuk sudut pandang orang pertama bagi genre seperti ini, tokoh-tokoh sahabat si Suze yang sebenarnya nggak terlalu berhubungan dengan cerita tidak terasa seperti pajangan. 

Dreamer is waiting for Christmas...


:)

3 comments:

  1. buku yang menarik. sayang, fotonya kurang gede dikiiiit aja :)

    kan pengen tau lebih jelas tentang coverya. penerbitnya apa, berapa halaman dan terbitan tahun berapa. kalau bagus dan lengkap, sekalian ntar aku mau beli buat bahan bacaan dirumah nanti hehehe

    spirit ya ^^

    ReplyDelete
  2. hahaha... iya, nih masih bodoh bikin review buku :D
    Saya edit dulu ini hehehe...

    ReplyDelete
  3. asyiiiiik berarti aku udah punya semua seri buku the mediator .
    tapi kok cover shadowland beda yaa

    ReplyDelete