Sunday, 30 December 2018

Tower of Dawn


Judul : Tower of Dawn (Throne of Glass #6)
Penulis : Sarah J. Maas
Tebal : 660 halaman
Penerbit : Bloomsbury

Chaol Westfall has always defined himself by his unwavering loyalty, his strength, and his position as the Captain of the Guard. But all of that has changed since the glass castle shattered, since his men were slaughtered, since the King of Adarlan spared him from a killing blow, but left his body broken.

His only shot at recovery lies with the legendary healers of the Torre Cesme in Antica—the stronghold of the southern continent's mighty empire. And with war looming over Dorian and Aelin back home, their survival might lie with Chaol and Nesryn convincing its rulers to ally with them.

But what they discover in Antica will change them both—and be more vital to saving Erilea than they could have imagined.


Review:
Warning: Spoiler!

Ah, saya ini orang yang gampang dibuat terkesan. Ada Chaol Westfall dan saya sudah puas. Lima bintang pastinya.

Salah satu kelebihan Sarah J. Maas adalah membuat cerita emotional healing. A Court of Mist and Fury dan Heir of Fire adalah contohnya. Saya suka sekali dua buku itu karena isinya tentang penyembuhan dan character development

Buku ini juga sama. Setelah lumpuh, merasa tidak berguna, dan kehilangan seluruh keyakinan hidup yang dipercayainya selama ini, Chaol Westfall memikul beban luka dan kepahitan di dalam hatinya. Tapi demi Dorian, raja dan sahabatnya, ia pergi ke selatan untuk mencari bantuan dari kerajaan di sana sekaligus mencari penyembuh yang bisa mengembalikan kakinya menjadi normal. Ia hanya ditemani oleh Nesryn.

Di sisi lain, ada Yrene. Dia adalah penyembuh yang pernah diselamatkan oleh Celaena dulu sekali. Dia terkenal sebagai penyembuh berbakat di Antica dan bahkan diakui oleh keluarga kerajaan. 

Pada awalnya, Yrene tidak mau menerima pekerjaan untuk menyembuhkan Chaol. Bagi Yrene, Chaol sama saja dengan prajurit-prajurit Raja Adarlan yang dulu membakar ibunya. Memang, pikiran itu kerdil karena dia tidak seharusnya menghakimi Chaol hanya karena statusnya sebagai orang Adarlan. Tapi pada akhirnya Yrene setuju karena ternyata Chaol tidak seperti yang dikiranya. Yah, siapa sih yang bisa menolak pesona Chaol? Hahaha... Bahkan pangeran Kerajaan Antica saja kalah.

Saya suka Yrene. Quietly strong dan ambisius. Sekalipun banyak sikapnya yang tidak adil terhadap Chaol, saya mengagumi etika kerjanya. Tapi saya agak merasa perubahan perasaan Chaol terhadap Yrene terlalu cepat. Dan ciri khas cheesy dari Sarah J. Maas juga masih ada. Saya tidak tahu kenapa setiap tokohnya harus memiliki narasi yang menyebutkan kalau dari awal mereka sudah tahu secara tidak sadar kalau lawan jenis yang ditemui pertama kali adalah belahan jiwa mereka. Padahal kan Chaol dan Yrene jatuh cintanya perlahan-lahan. Duh!

Tapi kembali lagi. Ini soal Chaol. Karakter kompleks, penuh luka, ISTJ yang sangat setia, dan sangat terhormat. Kelemahan saya banget pokoknya.

Selain soal Chaol dan Yrene, Nesryn juga punya ceritanya sendiri. Sarah J. Maas ini memang ya. Seluruh karakter yang ditulisnya harus punya pasangan. Selalu laki-laki dan perempuan. Saya tahu banyak yang protes karena tidak ada pasangan yang gay ataupun lesbian. Apalagi dengan jumlah karakter yang begitu banyak, seluruh hubungannya jadi terasa seakan-akan sama semua. Tidak ada variasi. Tapi yah... saya tidak terlalu peduli dengan hal seperti itu. Selama penulis bisa meyakinkan saya dengan chemistry di antara dua orang yang jatuh cinta, saya sih oke-oke saja. Tapi tetap saja. Nesryn dan Sartaq itu tidak perlu sekalipun adegan-adegan mereka cukup romantis. Dan romantisnya tidak liar seperti Aelin dan Rowan. Manis dan refreshing.

Oh, ya. Di buku ini ada pengungkapan rahasia yang sangat penting. Saya tidak begitu suka sih dengan pengungkapan soal Maeve itu. Agak terlalu dipaksakan. Tapi ya sudahlah. Sekali lagi, Sarah J. Maas itu penulis junk food buat saya. Ceritanya menghibur walaupun tidak berkualitas tinggi. 

Satu buku lagi dan saya selesai dengan seri Throne of Glass. Yasss!!!

5/5

No comments:

Post a Comment