Judul : All the Ugly and Wonderful Things
Penulis : Bryn Greenwood
Tebal : 432 halaman
Penerbit : Thomas Dunne Book
As the daughter of a meth dealer, Wavy knows not to trust people, not even her own parents. Struggling to raise her little brother, eight-year-old Wavy is the only responsible "adult" around. She finds peace in the starry Midwestern night sky above the fields behind her house. One night everything changes when she witnesses one of her father's thugs, Kellen, a tattooed ex-con with a heart of gold, wreck his motorcycle. What follows is a powerful and shocking love story between two unlikely people that asks tough questions, reminding us of all the ugly and wonderful things that life has to offer.
Review:
Butuh pikiran yang terbuka untuk membaca buku ini. Saya tahu dari awal kalau buku ini bercerita tentang cinta di antara dua orang yang umurnya berbeda sangat jauh. Pedofil gitu. Tapi melihat reviewer goodreads yang saya percaya suka buku ini, saya jadi penasaran juga. Saya ingin tahu seberapa pintar penulis bisa membuat saya menyetujui sesuatu seperti pedofilia.
Ternyata penulis sukses besar. Saya bahkan banyak nangis karena kasihan sama kedua tokoh utamanya.
Cerita dimulai dengan perkenalan Wavy, gadis kecil aneh yang tidak mau bicara dan tidak mau makan. Dia ditinggal oleh ibunya di rumah bibinya. Tingkahnya yang unik membuat saya langsung tertarik dengan tokoh ini.
Tidak aneh kalau Wavy menjadi anak yang aneh. Ayahnya adalah penjual narkoba yang tinggal bersama gundiknya. Ibunya terlalu mencintai ayahnya dan selalu mengabaikan Wavy. Bahkan Wavy yang mengurus rumah karena ibunya terlalu malas untuk peduli.
Suatu hari, Wavy menyelamatkan Kellen, anak buah ayahnya yang bertubuh besar dan bertato yang kecelakaan di dekat rumahnya. Di luar penampilan kasar dan pikiran sederhananya, Kellen punya hati yang baik. Dia merasa berterima kasih atas pertolongan itu dan memutuskan untuk membalas kebaikan Wavy dengan membantu tugas-tugas Wavy di rumah, apalagi saat melihat betapa kasihannya makhluk kecil seperti itu harus memasak, membersihkan dan mengurus rumah, serta mengurus adik bayinya sendirian.
Bagi Wavy, Kellen adalah satu-satunya orang yang baik padanya. Bagi Kellen, Wavy adalah satu-satunya orang yang menganggap dirinya penting. Persahabatan aneh mereka tentu saja akhirnya berubah menjadi perasaan yang lain.
Ini kisah yang sangat menyedihkan. Saya tidak bisa tidak bersimpati dengan nasib Wavy. Memang, dunia narkoba orangtuanya tidak separah itu. Tapi dia selalu diabaikan. Bahkan dia disekolahkan oleh Kellen. Orangtuanya sama sekali tidak sadar kalau Wavy butuh sekolah.
Wavy sangat kuat. Dia tidak peduli dengan sikap anehnya. Dia sangat keras kepala dan pembangkang. Itu membuat saya respek padanya. Saya tidak bisa menyalahkan kegilaannya jatuh cinta pada cowok yang jelas-jelas jauh lebih tua darinya. Kellen adalah satu-satunya kebaikan di dalam hidupnya.
Sebenarnya sih, beda usia 13 tahun itu normal-normal saja. Tapi kalau ceweknya 8 tahun dan cowoknya 21 tahun... Ya, jelas terlihat bermasalah.
Warning: Spoiler!
Saya tahu dari awal kalau hubungan mereka pasti akan ketahuan dan pasti ada masalah besar. Pokoknya kasihan banget. Saya cuma pengen mereka bahagia, tapi saya juga mengerti argumen orang-orang yang jijik pada hubungan mereka.
Buku ini membuat saya bertanya-tanya. Kalau saya melihat kejadian seperti ini di dunia nyata, apakah saya akan menghakimi mereka? Jujur saja, di sini saya malah bersimpati. Don't judge me. Bukan berarti saya setuju dengan pedofilia. Tapi serius. Saya suka banget buku ini.
5/5
Léon ?
ReplyDeleteI'm not sure who he is.
Delete