Judul : Days of Blood and Starlight (Daughter of Smoke and Bone #2)
Penulis : Laini Taylor
Tebal : 517 halaman
Penerbit : Hodder Stoughton
Once upon a time, an angel and a devil fell in love and dared to imagine a world free of bloodshed and war.
This is not that world.
Art student and monster's apprentice Karou finally has the answers she has always sought. She knows who she is—and what she is. But with this knowledge comes another truth she would give anything to undo: She loved the enemy and he betrayed her, and a world suffered for it.
In this stunning sequel to the highly acclaimed Daughter of Smoke & Bone, Karou must decide how far she'll go to avenge her people. Filled with heartbreak and beauty, secrets and impossible choices, Days of Blood & Starlight finds Karou and Akiva on opposing sides as an age-old war stirs back to life.
While Karou and her allies build a monstrous army in a land of dust and starlight, Akiva wages a different sort of battle: a battle for redemption. For hope.
But can any hope be salvaged from the ashes of their broken dream?
This is not that world.
Art student and monster's apprentice Karou finally has the answers she has always sought. She knows who she is—and what she is. But with this knowledge comes another truth she would give anything to undo: She loved the enemy and he betrayed her, and a world suffered for it.
In this stunning sequel to the highly acclaimed Daughter of Smoke & Bone, Karou must decide how far she'll go to avenge her people. Filled with heartbreak and beauty, secrets and impossible choices, Days of Blood & Starlight finds Karou and Akiva on opposing sides as an age-old war stirs back to life.
While Karou and her allies build a monstrous army in a land of dust and starlight, Akiva wages a different sort of battle: a battle for redemption. For hope.
But can any hope be salvaged from the ashes of their broken dream?
Review:
Saya tidak pernah menyangka cerita Laini Taylor akan sesedih ini. Kemarahan Karou pada Akiva karena pembunuhan yang dilakukan pria itu malah membuat segalanya jadi semakin rumit. Buku ini sangat depresif. Tragically beautiful.
Karou menghilang. Zuzana, sahabatnya di dunia manusia, terus mencoba menghubungi Karou dan tidak mendapatkan jawaban. Sementara itu, Akiva yang hatinya hancur kembali pulang ke dunianya dan siap menghadapi konsekuensi pengkhianatannya. Ia mengira Karou sudah meninggal karena dia menemukan thurible bertuliskan nama gadis itu.
Ternyata Karou menjadi sekutu Thiago, orang yang dulu memenggal kepalanya. Terbunuhnya Brimstone oleh Akiva membuat kaum Chimera kehilangan kekuatan untuk bertahan dalam perang. Karou merasa bersalah karena pembunuhan Brimstone sedikit banyak ada hubungannya dengan dia. Dengan terpaksa, Karou setuju menggantikan posisi Brimstone sebagai pembangkit nyawa sekalipun ia harus menanggung rasa sakit yang sangat besar.
Akiva yang mengira dirinya akan dihukum mati sangat terkejut saat menemukan kedua saudara tirinya hanya menghajarnya saja. Kedua saudaranya itu malah mengakui kalau mereka sudah muak dengan perang dan ambisi berlebihan dari raja mereka. Tapi kebencian antara Chimera dan Seraphim sudah berlangsung terlalu lama, sudah tertanam begitu dalam. Mustahil sekali mengubah semua itu.
Terjebak dalam perang dan kebencian, Akiva dan Karou dipertemukan kembali. Karou tidak bisa melupakan peran Akiva dalam terbunuhnya ayah angkatnya, sedangkan Akiva hanya bisa menerima kalau hubungannya dengan Karou tidak lagi bisa diperbaiki.
Tragis, sangat tragis. Perang yang terjadi di antara kaum Chimera dan Seraphim benar-benar menyedihkan. Biasanya buku-buku yang saya baca hanya menggambarkan ketegangan dan serunya perang yang terjadi. Days of Blood and Starlight tidak seperti itu. Buku ini lebih membahas betapa kejamnya perang, kebencian, dan permusuhan. Buku ini juga menunjukkan kalau dua pihak tidak semuanya jahat. Saya merasa sedih melihat anak buah Thiago yang tidak berdaya dan hanya bisa menuruti perintah kejam Thiago. Saya juga kasihan melihat Akiva yang hanya bisa bertindak diam-diam membela kaum Chimera demi membantu Karou. Tapi pada akhirnya ia tetap ketahuan dan harus membayarnya dengan nyawa saudara tirinya.
Saya jatuh cinta dengan tulisan Laini Taylor yang puitis, indah, dan terkesan seperti dongeng. Walaupun buku ini tebal dan alurnya cukup lambat, saya tetap betah membacanya karena gaya bahasa penulis. Laini Taylor juga berhasil membuat saya kesal dengan tokoh antagonis yang diciptakannya. Thiago, Jael, dan Razgut luar biasa sangaaaaaaat nyebelin.
Seperempat bagian terakhir buku ini membuat saya bersorak karena Karou akhirnya mau juga melakukan penipuan. Tapi kepuasan saya itu harus digagalkan oleh manipulasi Jael atas Akiva. Jael ingin menyerang dunia manusia. Wew. Rumit dan tak terduga sekali.
Kesimpulannya buku ini keren. Jauh lebih keren dari buku pertamanya yang sudah keren. :D
4/5
No comments:
Post a Comment