Judul : Promises, Promises
Penulis : Dahlian
Penerbit : Gagasmedia
Setelah bertahun-tahun lamanya, takdir mempertemukan kau dan aku lagi. Berdiri, berhadap-hadapan, dan sama-sama bingung memulai percakapan. Harusnya “Apa kabar?” dan “Aku selalu memikirkanmu” bisa dengan mudah meluncur dari bibir kita. Tapi, kau bergeming di tempatmu berdiri dan aku tak akan mengizinkan kau melihatku meneteskan air mata rindu. Aku menutup rapat-rapat hati dan menyembunyikan kuncinya sejauh mungkin darimu. Tak ingin kau menyentuhku semudah itu. Tak akan membiarkanmu memelukku seerat dulu.
Kulawan semua godaan yang menghampiriku dan ingin pergi jauh-jauh darimu... meskipun yang kulakukan justru berusaha menahanmu di sisiku lebih lama lagi. Kukatakan sudah berhenti memikirkanmu—tetapi aku sendiri ragu akan hal itu.
Aku benci tak jujur kepadamu. Namun, lebih khawatir kau akan membuatku jatuh cinta lagi untuk kedua kali.
Membuatku jatuh dan terluka lagi....
Apa ya? Gue jadwalin baca buku ini nanti setelah gue baca A Thousand Splendid Suns sebenernya. Cuma gue pinjemin buku ini ke temen dan dia suka banget sama buku ini terutama gara-gara cowok tokoh utamanya yang super baik. Nah, gue kan jadi penasaran gitu.
Genre buku ini boleh dibilang metropop. Tapi menurut gue, buku ini adalah Harlequin Indonesia.
Bukan gue jahat ya. Tapi apa iya di Indonesia sekarang jatuh cinta sama dengan nafsu? Rasanya aneh. Banyak banget gambaran si cowok merasa darahnya memanas melihat bibir dan tubuh ceweknya. Ceweknya juga. Kalau disentuh cowoknya merasa seperti tersetrum.
Ugh. Gue pembaca Harlequin juga. Tapi itu kan negara barat sana. Normal bagi mereka. Sedangkan Indonesia? EGH...
Jadi ceritanya si cewek pernah gituan sama cowoknya pas SMA. Terus si cewek hamil tapi disuruh aborsi sama cowoknya. Nah, sejak saat itu si cewek benci banget sama si cowok.
Cerita dimulai tiga belas tahun kemudian dengan beberapa kalimat flashback tentang kebencian ceweknya untuk cowok itu. Bener-bener Harlequin banget di mana masa lalu selalu digambarkan secara singkat.
Tiga bintang karena gue rata-rata ngasih rating segitu buat Harlequin. Ringan, tak ada isinya, dan gaya bahasa enak dibaca. Standar dan tidak mungkin dibaca ulang.
Emang sih cowoknya baik banget. Super sempurna. Dan seperti biasa, gue nggak suka cowok sempurna berlebihan. Nggak nyata. Bayangin. Cowoknya bisa masak, ngurusin ceweknya mulu, bla bla bla. Terlalu baik sampai gue merasa baca sesuatu yang aneh.
Dan ada adegan uhuk-uhuk di luar nikahnya. Nggak cocok buat Indonesia. Atau emang gue yang pikirannya kolot ya.
Ah, sudahlah.
Dreamer wanna try to write something, seriously...
:)
novel ini memang keren.. aku terharu sama kisahnya.. ternyata cinta itu memang kuat.. dia yang akan membawa kita kembali kepada jodoh kita...
ReplyDeleteobat kista tradisional
obat ambeien tanpa efek samping