Judul : The Ballad of Songbirds and Snakes (The Hunger Games #0)
Penulis : Suzanne Collins
Penulis : Suzanne Collins
Tebal : 517 halaman
Penerbit : Scholastic Australia
Ambition will fuel him.
Competition will drive him.
But power has its price.
It is the morning of the reaping that will kick off the tenth annual Hunger Games. In the Capitol, eighteen-year-old Coriolanus Snow is preparing for his one shot at glory as a mentor in the Games. The once-mighty house of Snow has fallen on hard times, its fate hanging on the slender chance that Coriolanus will be able to outcharm, outwit, and outmaneuver his fellow students to mentor the winning tribute.
The odds are against him. He’s been given the humiliating assignment of mentoring the female tribute from District 12, the lowest of the low. Their fates are now completely intertwined—every choice Coriolanus makes could lead to favor or failure, triumph or ruin. Inside the arena, it will be a fight to the death. Outside the arena, Coriolanus starts to feel for his doomed tribute . . . and must weigh his need to follow the rules against his desire to survive no matter what it takes.
Competition will drive him.
But power has its price.
It is the morning of the reaping that will kick off the tenth annual Hunger Games. In the Capitol, eighteen-year-old Coriolanus Snow is preparing for his one shot at glory as a mentor in the Games. The once-mighty house of Snow has fallen on hard times, its fate hanging on the slender chance that Coriolanus will be able to outcharm, outwit, and outmaneuver his fellow students to mentor the winning tribute.
The odds are against him. He’s been given the humiliating assignment of mentoring the female tribute from District 12, the lowest of the low. Their fates are now completely intertwined—every choice Coriolanus makes could lead to favor or failure, triumph or ruin. Inside the arena, it will be a fight to the death. Outside the arena, Coriolanus starts to feel for his doomed tribute . . . and must weigh his need to follow the rules against his desire to survive no matter what it takes.
Review:
Jujur, pertama kali saya tahu kalau tokoh utama di buku ini adalah Presiden Snow, saya agak malas bacanya. Soalnya saya tidak merasa sebagai tokoh jahat dia itu keren atau apalah. Tapi saya tetap penasaran karena The Hunger Games adalah salah satu seri favorit saya.
Menarik sekali bagaimana Coriolanus Snow adalah karakter remaja normal yang ambisius. Dia tidak jahat, tapi dia punya bibit arogan juga. Dia adalah salah satu bangsawan Capitol yang jatuh miskin, namun dia terlalu malu mengakui itu. Dia mati-matian menutupi kondisi keluarganya dengan segala macam cara. Tapi dia benar-benar ingin memenangkan beasiswa supaya bisa masuk ke universitas.
Ternyata ujian pemilihan pemenang beasiswa tahun itu punya kriteria spesial. Kebetulan acara Hunger Games tidak terlalu diminati orang-orang lagi. Salah satu guru yang juga adalah perancang Hunger Games meminta murid-murid yang akan lulus tahun itu mencari cara bagaimana membuat semua orang suka dengan acara itu. Ditambah lagi, mereka akan menjadi mentor bagi anak-anak dari distrik lain yang akan bertarung hingga mati.
Snow memang jenius. Banyak ide yang keluar dari kepalanya itu adalah hal-hal yang kita lihat di seri Hunger Games di masa depan. Tapi yang agak di luar rencana, Snow jatuh cinta pada Lucy Gray, gadis yang mewakili distrik 12 saat itu. Dia menjadi mentor Lucy Gray dan berusaha keras mencari cara supaya gadis itu menang.
Wah, saya harus memuji Suzanne Collins karena menciptakan karakter yang awalnya normal dan berubah menjadi jahat perlahan karena peristiwa tragedi hidup yang dialaminya. Masuk akal sekali. Apalagi dia juga dipengaruhi orang-orang Capitol yang punya kepercayaan yang ngaco sejak awal. Semuanya menjalin menjadi satu menciptakan sosok presiden brilian serta kejam yang menjadi musuh Katniss nantinya.
Mungkin kekurangan di buku ini adalah bagian ketiga yang agak tidak kohesif dengan bagian satu dan duanya. Agak bikin bosan walaupun semua adegannya penting. Namanya juga perubahan perlahan, jadi ya semuanya terasa lambat.
Saya sudah nonton adaptasi filmnya di bioskop kemarin itu. Bagus banget sih. Saya selalu suka dengan score musik dan atmosfer seri ini. Bahkan saya sempat menangis beberapa kali saking kerennya itu film. Tentu saja saya harus mencantumkan quote keren dari Presiden Snow di masa depan yang membuat saya merasa buku ini sangat relevan temanya dengan pemikiran dia yang manipulatif.
"It's the things we love most, that destroy us."
Seri The Hunger Games:
0. The Ballad of Songbirds and Snakes
3. Mockingjay
4/5
No comments:
Post a Comment