Animal Farm

 Judul : Animal Farm

Penulis : George Orwell

Tebal : 148 halaman

Penerbit : Bentang Pustaka

Suatu malam, Major, si babi tua yang bijaksana, mengumpulkan para binatang di peternakan untuk bercerita tentang mimpinya. Setelah sekian lama hidup di bawah tirani manusia, Major mendapat visi bahwa kelak sebuah pemberontakan akan dilakukan binatang terhadap manusia; menciptakan sebuah dunia di mana binatang akan berkuasa atas dirinya sendiri.

Tak lama, pemberontakan benar-benar terjadi. Kekuasaan manusia digulingkan di bawah pimpinan dua babi cerdas: Snowball dan Napoleon. Namun, kekuasaan ternyata sungguh memabukkan. Demokrasi yang digaungkan perlahan berbelok kembali menjadi tiran di mana pemimpin harus selalu benar. Dualisme kepemimpinan tak bisa dibiarkan. Salah satu harus disingkirkan … walau harus dengan kekerasan.

Review:

Sumpah. Ini buku ngeselin banget bacanya. Soalnya kan penggambarannya itu dari sudut pandang binatang. Saya yang jauh lebih mudah kasihan ke binatang dibanding manusia merasa lebih tertohok lagi.

Cerita di buku ini sebenarnya sebuah kritik terhadap pemerintahan. Segala sesuatu yang dimulai dengan maksud baik pasti merupakan awal yang bagus untuk pemberontakan. Tapi saat revolusi sudah terjadi, biasanya manusia akan selalu kembali ke tabiat asalnya. Saat kekuasaan sudah terasa membutakan, mereka akhirnya akan mengulang bentuk pemerintahan yang pada awalnya menjadi alasan untuk memberontakan.

Dan manusia jahat itu digambarkan sebagai babi di buku ini. Saya merasa kasihan pada kuda, kedelai, dan lainnya. Pengen rasanya menyiksa babi jadinya. Kesel banget sumpah. Jahat dan manipulatifnya mereka bikin saya marah sendiri.

4/5