Thursday 21 December 2023

The Piper's Son


 Judul : The Piper's Son
Penulis : Melina Marchetta
Tebal : 330 halaman
Penerbit : Candlewick Press

Award-winning author Melina Marchetta reopens the story of the group of friends from her acclaimed novel Saving Francesca - but five years have passed, and now it’s Thomas Mackee who needs saving. After his favorite uncle was blown to bits on his way to work in a foreign city, Tom watched his family implode. He quit school and turned his back on his music and everyone that mattered, including the girl he can’t forget. Shooting for oblivion, he’s hit rock bottom, forced to live with his single, pregnant aunt, work at the Union pub with his former friends, and reckon with his grieving, alcoholic father. Tom’s in no shape to mend what’s broken. But what if no one else is either? An unflinching look at family, forgiveness, and the fierce inner workings of love and friendship, The Piper’s Son redefines what it means to go home again.

Review:
Saya agak terkejut karena ternyata tokoh utama di buku ini kenal Francesca. Saya ingat dulu saya baca buku Saving Francesca dan walaupun ceritanya cuma kehidupan sehari-hari, saya merasa buku ini cukup memorable. Tapi saya tidak ingat karakter Thomas.

Ternyata memang tidak perlu tahu Thomas gimana. Ceritanya dibuka lima tahun setelah peristiwa Francesca dan ibunya yang depresi. Jadi, tidak ada hubungannya. Di sini diceritakan kalau Thomas itu loser. Sejak pamannya meninggal, dia menjauhi banyak orang dan bergaul dengan para pecinta narkoba pula. Nggak punya pekerjaan dan kerjaannya tiap hari cuma mabuk-mabukkan ga jelas. 

Saya lumayan langsung penasaran karena saya suka bahasan tentang grief. Soalnya grief itu abstrak dan pengaruhnya berbeda-beda ke tiap orang. Dan Melina Marchetta itu penulis yang tepat sekali untuk cerita begini. Dia ahli dalam menciptakan karakter-karakter yang biasa saja namun kompleks. Sangat subtle dan interaksi di antara semua karakternya itu normal biasa. Tapi saya dapat kehangatan keluarga, kesetiaan antarteman, naluri baik dalam setiap manusia, dan saya suka bagaimana Thomas itu kayak ditempeleng karena kebodohannya. Buku ini memang berpusat pada Thomas dan bibinya saja. Tapi saya merasa kehidupan mereka begitu nyata. Saya suka bagaimana mereka menyayangi satu sama lain dan saling menjaga gitu. Saya tidak selalu setuju dengan tindakan-tindakan karakter di buku ini, namun itulah kenapa saya suka. Rasanya seperti kehidupan di realita. Memang orang itu berbeda-beda.

Yah, memang cerita remaja gini agak terlalu too good to be true. Cara keluarga Thomas berbaikan dan cara teman-teman Thomas memahami dia itu terlalu tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Kebanyakan orang tidak memaafkan semudah itu.

4/5  

No comments:

Post a Comment