Sunday, 24 September 2017

Ready Player One


Judul : Ready Player One
Penulis : Ernest Cline
Tebal : 374 halaman
Penerbit : Arrow Books

It's the year 2044, and the real world has become an ugly place. We're out of oil. We've wrecked the climate. Famine, poverty, and disease are widespread. Like most of humanity, Wade Watts escapes this depressing reality by spending his waking hours jacked into the OASIS, a sprawling virtual utopia where you can be anything you want to be, where you can live and play and fall in love on any of ten thousand planets. And like most of humanity, Wade is obsessed by the ultimate lottery ticket that lies concealed within this alternate reality: OASIS founder James Halliday, who dies with no heir, has promised that control of the OASIS - and his massive fortune - will go to the person who can solve the riddles he has left scattered throughout his creation. For years, millions have struggled fruitlessly to attain this prize, knowing only that the riddles are based in the culture of the late twentieth century. And then Wade stumbles onto the key to the first puzzle. Suddenly, he finds himself pitted against thousands of competitors in a desperate race to claim the ultimate prize, a chase that soon takes on terrifying real-world dimensions - and that will leave both Wade and his world profoundly changed.


Review:
Salah satu hobi saya adalah main games. Terutama yang role playing. Itu sebabnya begitu saya tahu soal buku ini, saya langsung penasaran. Virtual reality pula. Keren pastinya.

Dan memang setelah selesai membaca, buku ini otomatis masuk ke dalam daftar novel favorit. Sisi geeky dalam diri saya puas sekali dengan buku ini.

Ceritanya sangat sepi. Maksud saya sepi di sini adalah karena tokoh utamanya hanya berinteraksi dengan sedikit tokoh. Pada dasarnya semua gamer hidupnya hanya berputar dengan gadget, jadi tidak aneh kalau si Wade selalu sendirian. 


Dunia Wade adalah dunia distopia. Sumber daya kurang dan manusia terlalu banyak sampai lahan pun habis. Kelaparan serta penyakit bukanlah hal yang aneh dan malah dianggap bagus karena merupakan sebuah seleksi alam. Seperti banyak orang lainnya, Wade melarikan diri dari kenyataan ke dalam OASIS. Nah, OASIS ini adalah game yang canggih sekali. Dunia di dalamnya sangat luas dan pemainnya banyak sekali. Bahkan hampir semua orang di dunia memainkannya. Sampai-sampai sekolah saja dilakukan di dalam OASIS. Yah, siapa juga yang mau pergi ke sekolah beneran? Haha... 

Ada satu hal lagi yang unik dari OASIS ini. Pendirinya yang bernama James Halliday meninggal tanpa pernah punya keluarga. Jelas sekali dia sangat kaya karena game buatannya sukses besar. Jadi sebelum dia meninggal, dia meninggalkan wasiat yang diumumkan ke seluruh negeri. Dia sudah menyiapkan beberapa petunjuk yang super sulit untuk dipecahkan para pemain OASIS. Yang berhasil menemukan jawabannya akan menjadi orang yang mewarisi seluruh kekayaan Halliday dan juga kontrol penuh OASIS.

Siapa yang bisa menolak tantangan itu? Dengan hadiah uang dan aset yang menggiurkan, semua orang berlomba-lomba untuk memecahkannya. Mereka bersaing secara sehat dan juga secara tidak sehat. Saya suka sekali membaca kegilaan-kegilaan orang yang terobsesi pada harta karun itu.

Dan di mana Wade berperan dalam cerita ini? Dia adalah orang pertama yang memecahkan teka-teki paling awal. Dari orang biasa, tiba-tiba Wade jadi selebriti terkenal di dalam OASIS. Itu berarti dia juga menjadi sasaran organisasi pemerintah yang ingin memonopoli seluruh kendali OASIS dan masyarakat di dalamnya.

Memang, kalau dilihat sih, ide ceritanya sangat sederhana. Tapi teka-tekinya itu, lho. Seru banget. Terus kan semua orang saling bersaing. Saya yang sangat mendukung Wade juga ikutan frustrasi dan kesal saat ada orang lain yang berhasil lebih dulu. 

Sebenarnya teka-tekinya akan lebih bisa dinikmati kalau saya adalah generasi 80-an dan sangat mendalami dunia game saat itu. Tapi tidak masalah. Saya sih suka-suka saja. Saya suka kegiatan sehari-hari Wade yang super hikikomori, saya juga suka petualangannya di dalam OASIS. 

Oh, buku ini bukan melulu soal game. Ada romance-nya juga. Itu yah... Bagian chatting Wade dan Art3mis (nama game si cewek) mengingatkan saya sama tengilnya beberapa teman gamer saya. Lucu banget dan sangat relatable. 

Sebenarnya saya tadinya cuma mau kasih 4 bintang ke buku ini karena biasanya saya hanya kasih 5 bintang ke buku-buku yang punya arti lebih secara pribadi buat saya. Tapi lalu saya membaca endingnya... Saya beneran nangis dan juga merasa tertampar. Sedikit banyak, saya dan Wade kan mirip. Saya lebih suka hidup di dunia fantasi dan game daripada di dunia nyata.  

“I created the OASIS because I never felt at home in the real world. I didn't know how to connect with the people there. I was afraid, for all of my life, right up until I knew it was ending. That was when I realized, as terrifying and painful as reality can be, it's also the only place where you can find true happiness. Because reality is real.” 

Yah, begitulah. Buku ini fenomenal buat saya walaupun sebenarnya ceritanya biasa saja. Bagi yang suka game, buku ini recommended banget.

5/5

2 comments:

  1. tosss aku jg suka banget buku ini!!! dan reference pop culture 80annya bener2 seru hahaha... saya generasi Atari soalnya XD penasaran sama filmnya yg lg dibikin yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... Generasi Atari pasti kayak ketemu emas di buku ini. Keren banget pasti. Iya, moga2 filmnya ga mengecewakan yaa.

      Delete