Monday, 25 September 2017

A Darker Shade of Magic


Judul : A Darker Shade of Magic (Shades of Magic #1)
Penulis : V.E. Schwab
Tebal : 400 halaman
Penerbit : Titan Books

Most people only know one London; but what if there were several? Kell is one of the last Travelers—magicians with a rare ability to travel between parallel Londons. There’s Grey London, dirty and crowded and without magic, home to the mad king George III. There’s Red London, where life and magic are revered. Then, White London, ruled by whoever has murdered their way to the throne. But once upon a time, there was Black London...


Review:
Ah, buku yang unik sekali. Ada sesuatu yang charming dan menyenangkan dari dunia yang diciptakan V.E. Schwab ini.

Jadi, ceritanya ada tiga dimensi lain dari dunia yang kita tinggali ini. Kell sebagai salah satu dari dua Traveler terakhir adalah seorang penyihir yang bisa berpindah-pindah ke setiap dimensi yang ada. Lokasinya di Kota London. Untuk membedakan London-London itu, Kell menggunakan sistem warna. 

London abu-abu adalah London yang kita kenal. Lalu ada London merah di mana sihir adalah sesuatu yang lazim dan merupakan kota kelahiran Kell. Terus ada London Putih yang dipimpin secara tirani oleh sepasang anak kembar yang sangat kejam. Sementara itu, London Hitam sudah tidak ada. Di buku pertama ini, London Hitam hanya disebut sebagai kota di mana penyihirnya berubah menjadi gila karena keberadaan sihir yang tidak seimbang. Dari situlah awal di mana setiap Kota London ini dipisahkan. Masing-masing pemimpin takut akan kegilaan yang merajalela di London Hitam.

Kembali ke Kell. Dia ini semacam diplomat di antara setiap London. Suatu hari dia diberikan sebuah benda titipan oleh seseorang di London Putih. Tanpa diketahuinya, benda yang ia bawa adalah sebuah batu berkekuatan aneh. Tahu-tahu dia diserang oleh penyihir gila dan hampir mati.

Di sisi lain ada Lila, seorang pencuri yang punya mimpi untuk membeli kapal dan menjadi kapten bajak laut. Dia sedang sendirian sewaktu Kell menabraknya dalam keadaan terluka. Secara otomatis, Lila mencuri benda yang ada di saku jubah Kell saat itu, yaitu si batu hitam pembawa kejahatan.

Wow. Buku ini benar-benar berbeda dari buku-buku fantasi yang pernah saya baca. Pencampuran idenya lumayan fresh buat saya dan tidak membosankan. Saya cukup suka dengan karakter Kell yang tenang dan berkepala dingin. Saya juga suka sama Lila yang keras kepala dan senang memberontak. Petualangan keduanya ini asyik banget. 

Kalau yang suka romance, mungkin akan kecewa. Tidak ada romance di buku ini sama sekali. Saya lumayan setuju dengan pendapat beberapa reviewer bahwa novel ini nuansanya agak lebih dewasa. Serius gitu untuk ukuran novel remaja dewasa.

Saya penasaran dengan London Hitam, sumpah. Pasti masih ada manusia di kota itu walaupun tidak ada yang pernah pergi ke sana. Mungkin di buku selanjutnya Kell bakal ke situ. Menarik sekali!! Terus saya masih penasaran dengan latar belakang Kell dan Lila yang super misterius.

4/5

No comments:

Post a Comment