Monday, 25 September 2017

Ruin and Rising


Judul : Ruin and Rising (The Grisha #3)
Penulis : Leigh Bardugo
Tebal : 350 halaman
Penerbit : Indigo

The capital has fallen.

The Darkling rules Ravka from his shadow throne.

Now the nation's fate rests with a broken Sun Summoner, a disgraced tracker, and the shattered remnants of a once-great magical army.

Deep in an ancient network of tunnels and caverns, a weakened Alina must submit to the dubious protection of the Apparat and the zealots who worship her as a Saint. Yet her plans lie elsewhere, with the hunt for the elusive firebird and the hope that an outlaw prince still survives.

Alina will have to forge new alliances and put aside old rivalries as she and Mal race to find the last of Morozova's amplifiers. But as she begins to unravel the Darkling's secrets, she reveals a past that will forever alter her understanding of the bond they share and the power she wields. The firebird is the one thing that stands between Ravka and destruction—and claiming it could cost Alina the very future she’s fighting for.


Review:
Beautiful. Seri The Grisha ini persis seperti cover-nya yang cantik. Prolog dan epilognya seperti dongeng yang bittersweet, sementara isi ceritanya sangat unik dan tidak biasa.

Setelah dikalahkan oleh The Darkling, Alina terpaksa kabur ke bawah tanah bersama kaum fanatik yang menganggapnya sebagai santa suci. Tidak seperti buku kedua yang alurnya lambat, buku ini langsung masuk ke aksi setelah di bab-bab awal. Alina dengan bantuan Mal dan sisa-sisa anggota Grisha yang masih hidup akhirnya berhasil kabur. Mereka berencana untuk mencari amplifier terakhir supaya bisa memperkuat kemampuan cahaya Alina. Hanya itu harapan mereka untuk melawan The Darkling.


Di buku ini saya kembali bertemu dengan Nikolai, si pangeran paling banyak akal dan pintar bicara yang pernah saya baca di buku. Di buku kedua saya sangat terkesan dengan semua dialog kerennya. Di buku ini... luar biasa. Rasanya saya sempat mencatat  dialog-dialog favorit saya dari si Nikolai saking sukanya. Tapi saya lupa taruh di mana.

Hal paling menonjol di seri The Grisha adalah karakternya. Saya suka Alina, Mal, dan Nikolai. Saya bahkan suka si Zoya, salah satu tokoh sampingan yang mulutnya tajam dan sarkastis. Leigh Bardugo sangat pandai menciptakan dialog di antara para karakter. Saya paling suka interaksi Nikolai dan Alina. Nikolai ini sangat charming dan dia tahu itu. Tapi dia mungkin bingung menghadapi Alina yang tidak bisa dibuat terpesona padanya sama sekali. Saya juga sangat respek pada Alina yang bisa tetap setia pada Mal di hadapan harta, tahta, dan kekuasaan. Saya memang lemah terhadap topik cinta sejati seperti ini. Haha...

Saya sempat nangis beberapa kali di buku ini gara-gara Mal. Sikap dia dalam mendukung Alina sangat total. Memang di buku kedua dia sempat agak menyebalkan. Tapi itu karena dia tidak nyaman tinggal di dalam istana. Jiwanya terlalu bebas untuk itu.

Pokoknya cerita di buku ini super unik dan tidak terduga. Mungkin saya memang terlalu bodoh untuk bisa menebak dari awal soal identitas Mal yang sebenarnya. Padahal jelas sekali. 

Saya suka endingnya. Bittersweet. Tipe ending favorit saya.

Seri The Grisha:
1. Shadow and Bone
2. Siege and Storm
3. Ruin and Rising

4/5

No comments:

Post a Comment