Judul : The Ruby Circle (Bloodlines #6)
Penulis : Richelle Mead
Tebal : 348 halaman
Penerbit : Penguin Books Ltd
When the life of someone they both love is put on the line, Sydney risks everything to hunt down a deadly former nemesis. Meanwhile, she and Adrian becomes enmeshed in a puzzle that could hold the key to a shocking secret about spirit magic, a secret that could shake the entire Moroi world and alter their lives forever.
Review:
Warning: Spoiler!
Saya tidak tahu mau nulis apa. Kesimpulan saya setelah membaca buku ini adalah Richelle Mead sepertinya dipaksa mengejar deadline sehingga tidak merencanakan ceritanya matang-matang. Buku terakhir seri Bloodlines ini merusak konflik dan karakter yang sudah dibangun dengan sangat bagus di awal-awal. Saya kecewa. Saya hanya bisa kasih rating 3 bintang untuk buku ini. Padahal saya sangat generous memberi rating buku terakhir.
Pernikahan Adrian dan Sydney terkesan tidak bahagia. Sydney yang diasingkan oleh kaum Alchemist dan terpaksa tinggal di tengah para vampir merasa galau setiap harinya. Bahkan keceriaan Adrian tidak bisa mengalihkan perhatiannya.
Warning: Spoiler!
Saya tidak tahu mau nulis apa. Kesimpulan saya setelah membaca buku ini adalah Richelle Mead sepertinya dipaksa mengejar deadline sehingga tidak merencanakan ceritanya matang-matang. Buku terakhir seri Bloodlines ini merusak konflik dan karakter yang sudah dibangun dengan sangat bagus di awal-awal. Saya kecewa. Saya hanya bisa kasih rating 3 bintang untuk buku ini. Padahal saya sangat generous memberi rating buku terakhir.
Pernikahan Adrian dan Sydney terkesan tidak bahagia. Sydney yang diasingkan oleh kaum Alchemist dan terpaksa tinggal di tengah para vampir merasa galau setiap harinya. Bahkan keceriaan Adrian tidak bisa mengalihkan perhatiannya.
Masalah di buku ini cukup bervariasi. Memang, seri Bloodlines ini membahas banyak sekali tema. Mulai dari Warrior of Light, penyihir, Alchemist, melindungi Jill, sihir Spirit, dsb. Boleh dibilang bizarre banget. Saya suka membaca seri ini lebih karena Sydney dan Adrian. Mereka sudah menjadi karakter favorit saya sepanjang masa.
Tapi sayangnya buku ini juga merusak karakter Sydney dan Adrian. Sydney jadi terkesan lemah dan hanya peduli soal cinta. Adrian juga jadi si gombal yang tidak berguna. Kasar ya kesannya. Tapi memang itu yang muncul di kepala saya saat mengingat dua karakter itu di buku terakhirnya. Saya bahkan tidak peduli dengan petualangan mereka dan tokoh-tokoh lain di buku ini. Semuanya cuma muncul sekilas dan dibahas sambil lalu. Bahkan ada bagian soal hubungan Dimitri dan Adrian. Sumpah. Bagian itu bikin saya bengong sendiri. Kenapa pula harus memaksakan hubungan keluarga seperti itu?
Oh, bagian paling anehnya adalah kemunculan iblis. Hahaha... Dari semua hal yang mungkin, kenapa juga ada iblis? Oke, iblis masih masuk dunia paranormal. Tapi tetap saja. Dari awal, seri ini tidak pernah membahas soal itu.
Endingnya... Saya sebenarnya suka ide tentang hidup di desa terpencil yang damai dan sederhana. Tapi untuk buku bertema paranormal seperti ini? Saya rasa itu tidak realistis. Terlalu mudah. Lagipula semua masalah dan segala hal yang dibicarakan di buku-buku sebelumnya jadi tidak ada artinya dong. Pada akhirnya seri ini hanyalah sebuah kisah cinta di tengah dunia paranormal yang bizarre. Bahkan banyak pertanyaan yang tidak terjawab dan banyak masalah yang tidak terselesaikan. Tahu-tahu sudah tamat. Saya ingin tahu bagaimana Adrian mengatasi efek buruk dari sihir Spirit, apakah Sydney bisa diterima di dunia Alchemist lagi, apa yang terjadi dengan Warrior of Light, ugh. Pokoknya saya tidak puas bacanya.
3 bintang, hanya demi buku-buku sebelumnya yang sudah menghibur saya. Saya paling suka buku ke-4. Adrian dan Sydney paling menonjol di buku itu.
Seri Bloodlines:
1. Bloodlines
6. The Ruby Circle
3/5
No comments:
Post a Comment