Wednesday 11 March 2015

The Eternity Cure


Judul : The Eternity Cure (Blood of Eden #2)
Penulis : Julie Kagawa
Tebal : 434 halaman
Penerbit : Mira Ink

In Allison Sekemoto's world, there is one rule left: Blood calls to blood

She has done the unthinkable: died so that she might continue to live. Cast out of Eden and separated from the boy she dared to love, Allie will follow the call of blood to save her creator, Kanin, from the psychotic vampire Sarren. But when the trail leads to Allie's birthplace in New Covington, what Allie finds there will change the world forever-and possibly end human and vampire existence.

There's a new plague on the rise, a strain of the Red Lung virus that wiped out most of humanity generations ago-and this strain is deadly to humans and vampires alike. The only hope for a cure lies in the secrets Kanin carries, if Allie can get to him in time.

Allison thought that immortality was forever. But now, with eternity itself hanging in the balance, the lines between human and monster will blur even further, and Allie must face another choice she could never have imagined having to make.
 


Review:
Saya sudah memutuskan. Saya akan membaca apapun yang Julie Kagawa buat. Dia adalah penulis favorit saya nomor satu sekarang. 

The Immortal Rules sudah membuat saya salut dengan imajinasi kreatif Julie Kagawa. Dia menggabungkan dua genre terkenal, yaitu distopia dan paranormal vampir menjadi karya yang luar biasa. Saya suka dengan setting dunianya yang gelap dan horor, dunia vampir yang seharusnya. Kejam dan berdarah-darah. Bahkan ada adegan yang "sangat menohok" saat sahabat Zeke dilemparkan ke tengah Rabid, sementara Zeke dipaksa melihat dan mendengar teriakan kesakitan sahabatnya sewaktu tubuh sahabatnya itu dicabik serta dimakan oleh para Rabid. 

Itu buku pertama. Buku kedua ini...

Coba bayangkan sebuah bola basket yang ditusuk pisau hingga kempes, lalu dicincang-cincang pakai golok daging, di-blender sampai hancur, lalu ditempel kembali menjadi bola basket walau tidak akan pernah sama seperti penampilan semula. 

Ya, itulah yang terjadi pada hati saya setelah membaca buku ini. 

How dare you destroy me, Julie Kagawa?

Oke, itu lebay. Tapi sehebat itulah buku ini mempengaruhi saya. 

Cerita dimulai dengan adegan Allison/Allie mencari Kanin. Ia ingin membebaskan mentornya itu dari psikopat gila bernama Sarren. Di tengah jalan itulah, ia bersimpangan dengan Jackal, penjahat di buku pertama yang telah membunuh teman-teman Zeke. Jackal ini semacam kakak Allie dalam dunia vampir karena mereka sama-sama diubah menjadi vampir oleh Kanin. Walau Allie membenci cowok itu, ia tetap setuju untuk bekerja sama dengan Jackal menyelamatkan Kanin. Tapi tidak ada yang tahu agenda di balik bantuan Jackal tersebut.

Kanin ternyata disandera di kota tempat tinggal Allie dulu. Sarren memang sengaja ingin menyebarkan virus Red Lung yang sudah dimutasikan olehnya di kota itu. Virus baru itu tidak hanya menyerang manusia, tapi juga vampir yang meminum darahnya. Saking takut terinfeksi, vampir yang menjadi pemimpin kota itu mengisolasi diri dari orang-orang luar. Mereka membiarkan rakyat berjuang sendiri mengatasi masalah mereka.

Saat Allie dan Jackal mengunjungi orang-orang kelaparan dan ketakutan yang bersembunyi di saluran bawah kota, mereka bertemu dengan Zeke yang ternyata melindungi orang-orang itu. Tujuan Zeke berada di sana adalah untuk bertemu lagi dengan Allie. #awww  Tapi kebahagiaan Allie ini akan dirusak dengan kejam oleh si Julie Kagawa nantinya.

Allie, Jackal, dan Zeke bersama-sama pergi ke dalam kota untuk menemui vampir yang menjadi raja di kota itu. Ada banyak dialog lucu dan keren di antara mereka. Allie dan Zeke sama-sama membenci Jackal. Tapi saya suka komentar-komentar lucu yang keluar dari mulut si Jackal. Jackal mengingatkan saya pada Puck di Iron Fey karya Julie Kagawa juga. Puck adalah tokoh favorit saya sepanjang masa. Cuma bedanya, Jackal lebih kejam, misterius, dan dark

Intinya, mereka bertiga bakal berhasil membebaskan Kanin. Si raja vampir yang sudah desperate dengan virus yang merajalela terpaksa membiarkan Kanin bebas karena hanya Kanin yang tahu dan kenal cara berpikir Sarren. Mereka harus menemukan obat penyembuh dari Sarren dalam batas waktu tiga hari maksimal karena si raja vampir sudah memasukkan virus itu ke dalam darah Kanin. Tiga hari atau Kanin mati.

Perjalanan selanjutnya adalah salah satu bagian yang heartbreaking di novel ini. Jackal yang tidak mau berada di sisi yang kalah pun kabur dari tim mereka. Kanin menjadi lemah oleh virus, sementara Zeke juga terinfeksi virus yang sama. Allie ketakutan karena ia tidak yakin bisa menghadapi Sarren yang super kuat dan super cepat. 

Saya harus berhenti sebelum menceritakan seluruh spoiler. Intinya, buku ini memiliki plot yang sangat padat dan menarik. Seluruh aksi dan petualangan begitu menegangkan, didukung oleh deskripsi setting yang gelap dan mengerikan. Semua karakternya juga sangat menyenangkan. Allie yang setia, kuat, dan harus terus-menerus menghadapi dilema; Zeke yang penyayang, baik hati, dan penuh luka; Kanin yang selalu merasa berdosa, jago berkelahi, dan berkepala dingin; Jackal yang sinis, humoris, penuh akal, dan misterius... Bahkan saya suka dengan Sarren sebagai seorang penjahat. Dia memang psikopat, mengerikan, dan kata-katanya bikin saya merinding. Tapi saya tidak bisa menyalahkannya sewaktu ingin menyiksa dan memutilasi Allie di depan mata Kanin. Dia gila karena dulu pernah disiksa seperti itu di laboratorium saat manusia bereksperimen dengan darahnya untuk menemukan obat penyembuh Red Lung Fever. Alasan dia berada di laboratorium itu juga karena Kanin sendiri. Talking about karma...

Selain itu, ada karakter yang super nyebelin di buku ini. Dia adalah Stick, mantan anggota geng Allie sewaktu menjadi manusia dulu. Tapi dia menjadi seorang pengkhianat di buku ini. Pokoknya kalian akan tahu sendiri seberapa nyebelin-nya dia setelah baca buku ini. 

Endingnya... Tidak, tidak, tidak, tidak... Saya tidak mau mengingat-ingat lagi. Terlalu mengerikan, kejam, dan tidak manusiawi. Pokoknya itu adalah salah satu siksaan dan cobaan terkejam untuk seorang tokoh utama yang pernah saya baca. 

Fantastic, amazing, superb! Jelas, buku terbaik yang saya baca tahun ini. <-- i="">I'm sure of it.


5/5

2 comments:

  1. wah, padahal baru maret kak

    ReplyDelete
  2. haha... tapi kayaknya buku lain susah ngalahin buku ini :)

    ReplyDelete