Wednesday 24 September 2014

Gone Girl


Judul : Gone Girl 
Penulis : Gillian Flynn
Tebal : 466 halaman
Penerbit : Phoenix

Who are you?
What have we done to each other?

These are the questions Nick Dunne finds himself asking on the morning of his fifth wedding anniversary, when his wife Amy suddenly disappears. The police suspect Nick. Amy's friends reveal that she was afraid of him, that she kept secrets from him. He swears it isn't true. A police examination of his computer shows strange searches. He says they weren't made by him. And then there are the persistent calls on his mobile phone.

So what did happen to Nick's beautiful wife?


Review:
Buku ini benar-benar bikin penasaran. Seperti Nick, saya juga ingin tahu ke mana Amy pergi. Walaupun semua bukti menunjuk kalau Nick membunuh Amy, saya tidak pernah mempercayainya. Saya tidak merasa Nick mampu berbuat seperti itu.

Buku ini dibagi tiga bagian: Boy Loses Girl, Boy Meets Girl, dan Boy Gets Girl Back (And Vice Versa). Setiap bagian selalu diceritakan dalam dua sudut pandang bergantian. Untuk bagian pertama, tidak ada bagian Amy. Hanya diarinya saja yang bicara.

Awalnya, saya tidak menyukai Nick. Dia berselingkuh dengan cewek yang lebih muda. Apalagi setelah saya membaca diari Amy. Di diari itu, Amy menceritakan pertemuan mereka yang romantis dan betapa cintanya dia pada Nick. Lalu perlahan Nick menjauh karena tidak mau punya anak darinya. Nick suka memukul, Nick berselingkuh, Nick memperlakukan Amy secara tidak hormat. 

Sampai Nick menemukan boneka kayu sadis di gudang rumah orang tuanya...

Wow. Saya tidak menyangka ternyata Amy bukanlah sosok seperti yang diarinya ceritakan. Dia maniak, pendendam, narsis, kejam, self-centered, dan mengerikan. Narasi Amy sangat jenius, menurut saya. Benar-benar sinting dan lebay. Keren sekali. Kok bisa si penulis mengeluarkan kegilaan seperti itu? Saya sampai tertawa sendiri. Kasihan banget si Nick yang tertipu oleh sosok sempurna Amy. 

"There are two sides to every story."  (nice tagline)

Intinya sih, buku ini mau menunjukkan betapa mengerikannya dendam seorang wanita (halah, bahasanya). Tapi pada akhirnya, saya tetap memihak Amy. Walaupun dia gila, tapi dia tidak jahat. Dia hanya bereaksi saat disakiti. Nick tidak menyukai dirinya yang tidak sempurna, selalu mengejeknya, dan menyalahkannya. Tapi tetap saja. Saya tidak suka dua-duanya. Aneh banget mereka.

Endingnya juga agak mengecewakan sih. Cuma gitu doang? Ugh. Antiklimaks banget. Rahasia tetap tidak terbuka, semuanya masih menganggap Amy normal, Nick cuma bisa nerima walau tetap memikirkan cara buat balas dendam... Kayaknya belum beres ceritanya.

Bagi saya, yang paling keren adalah narasi Amy yang mantap banget. Terus teka-tekinya beneran deh. Sangat ambigu. Semua orang pasti berpikir teka-tekinya romantis, tapi hanya Nick yang tahu sebenarnya. Jenius!

"Just like Nick, who destroyed and rejected the real me a piece at a time--you're too serious, Amy, you're too uptight, Amy, you overthink things, you analyze too much, you're no fun anymore, you make me feel useless, Amy, you make me feel bad, Amy. He took away chunks of me with blase swipes: my independence, my pride, my esteem. I gave, and he took and took. He Giving Treed me out of existence.

That whore, he picked that little whore over me. He killed my soul, which should be a crime. Actually, it is a crime. According to me, at least."

Oh, buku ini bakal difilmkan. Pemainnya Ben Affleck, uhuy! Nggak sabar pengen nonton. Berikut trailer-nya.


3/5

2 comments: