Sunday 28 September 2014

Casual Vacancy


Judul : Casual Vacancy
Penulis : J. K. Rowling
Tebal : 568 halaman
Penerbit : Sphere Books

When Barry Fairbrother dies in his early forties, the town of Pagford is left in shock.

Pagford is, seemingly, an English idyll, with a cobbled market square and an ancient abbey, but what lies behind the pretty façade is a town at war.

Rich at war with poor, teenagers at war with their parents, wives at war with their husbands, teachers at war with their pupils ... Pagford is not what it first seems.

And the empty seat left by Barry on the parish council soon becomes the catalyst for the biggest war the town has yet seen. Who will triumph in an election fraught with passion, duplicity and unexpected revelations?


Review:
Seperti penggemar Harry Potter lainnya, saya langsung semangat begitu tahu J.K. Rowling menulis cerita lagi. Sesuatu yang berbeda dan bergenre novel dewasa. Saya penasaran karena reviewnya beragam sekali. Ada yang suka, ada yang membenci.

Casual Vacancy tidak akan menyajikan kisah petualangan fantasi yang luar biasa. Buku ini hanya menceritakan kehidupan sehari-hari di kota kecil bernama Pagford. Seorang anggota council bernama Barry Fairbrother meninggal tiba-tiba karena pembuluh darah otaknya pecah. Posisinya di council itu kosong dan membutuhkan calon yang harus menggantikannya. Itulah asal dari kata Casual Vacancy.

Novel ini dimulai sangat lambat karena menceritakan perkenalan tokoh-tokohnya yang lumayan banyak secara satu per satu. Selain itu, dijelaskan juga bagaimana tanggapan mereka terhadap kematian Barry. Ada yang sedih, ada yang senang. Tergantung kepentingan mereka masing-masing. Kebetulan Barry terkenal sebagai anggota council yang membela rakyat terbuang, kaum pencandu narkoba, orang-orang dari keluarga tidak beres, dsb. Beberapa orang tidak suka uang pajak mereka digunakan untuk menolong orang-orang tak berguna seperti itu. Itu sebabnya kematian Barry membuat mereka semakin gencar untuk mengampanyekan ide mereka. Ribut antar calon gitu, deh.

Saya memang agak bosan dengan perkenalan tokoh-tokoh di awal. Saya ingin cepat masuk ke dalam alur cerita. Saya hanya tetap bertahan karena penulisan J.K. Rowling yang luar biasa. Penjelasan tiap karakter, deskripsinya, dialognya yang mengalir wajar... Saya benar-benar bisa merasakan kehidupan desa kecil itu. Tapi semakin ke tengah, saya semakin semangat membacanya. Entah kenapa novel ini mengingatkan saya pada serial Desperate Housewives yang penuh skandal dan agenda rahasia. Seru banget.

Jujur, tidak ada tokoh yang saya sukai di buku ini. Semua tokohnya sangat nyata seperti orang awam lainnya, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada yang jahat, tidak ada yang baik. Tapi mereka semua menyebalkan. Ada yang dangkal dan memandang segala hal dari status, ada yang munafik, ada yang polos dan bodoh, ada yang pengecut dan sok baik, ada yang mesum... Pokoknya buku ini menggambarkan manusia sebagaimana adanya. Mereka yang baik juga pasti suka berpikiran buruk. Dan dari semua tokoh itu, saya paling suka memperhatikan para remajanya. Mereka memiliki orang tua yang aneh-aneh. Ada yang suka memukul, ada yang perfeksionis, ada yang pilih kasih... Para remaja itu tumbuh jadi orang berjiwa agak tidak stabil. Merekalah yang nantinya bakal merancang kejatuhan reputasi orang tua mereka sendiri. Beneran skandal banget.

Endingnya bagus dan kasihan banget si Krystal. Kebetulan dari semua tokoh, Krystal adalah tokoh yang paling saya sukai. Dia adalah seorang underdog dan saya memang punya kecenderungan lebih suka sama tokoh yang seperti itu. Hidupnya sengsara namun Bary Fairbrother pernah memberinya harapan akan masa depan yang lebih baik. Saat Barry meninggal, dia kehilangan arah dan bahkan sampai akhir pun begitu. Dia hanya punya satu memori bahagia, yaitu saat dia memenangkan lomba mendayung untuk sekolahnya. Kenangan itu sangat membekas buat saya karena ternyata di balik semua kejelekan Krystal, dia adalah seorang pemimpin dan pembela orang-orang yang disayanginya. Oh, satu lagi. Saya juga lumayan suka sama Sukhvinder. Di akhir dia jadi pahlawan kota dan terkenal. Bagus, syukurin buat orang tuanya yang suka membanding-bandingkan dia. Nggak nyangka kan kalau anaknya keren, cih! Hidup underdog!

Yah, J.K. Rowling tidak perlu diragukan lagi. Dia memang penulis top. Dia bisa menulis cerita kehidupan biasa menjadi luar biasa. 

4/5

6 comments:

  1. jleb banget lihat endingnya Krystal :')

    ReplyDelete
  2. Baca setengah buku akhirnya nyerah karena tempo yang lambat dan ceritanya yang terkesan datar alhasil bosan....tapi setelah baca review nya Sabrina sepertinya akan mulai lagi baca bukunya.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, saya bacanya lama banget di awal. Justru baru tengah2 gitu mulai ngeh mau dibawa ke mana ceritanya.

      Delete
  3. Wot? Baca versi Inggris. Makin salut. :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha... punyanya cuma versi inggris sih

      Delete