Judul : Ai
Penulis : Winna Efendi
Tebal : 288 halaman
Penerbit : Gagasmedia
Cerita yang sangat klasik. Cinta dalam persahabatan.
Bersetting di Jepang...
Sei dan Ai saling menyembunyikan perasaan karena takut merusak hubungan persahabatan mereka. Namun saat Shin datang ke dalam lingkaran persahabatan mereka, Sei mulai bertanya-tanya. Apakah ia akan terus bersembunyi dan membiarkan Shin mengejar Ai? Dan siapakah yang dipilih Ai?
Buku ini dibagi dua. Bagian pertama diceritakan dari sudut pandang Sei. Dan bagian kedua dari sudut pandang Ai. Kedua bagian itu seakan terpisah namun menjadi satu kesatuan. Saya suka dengan pemisahan bagian itu karena saya bisa mengenal kedua tokoh utama masing-masing dengan lebih baik.
Saya sudah membaca dua karya Winna Efendi, yaitu Refrain dan Remember When. Yang paling saya sukai dari karyanya adalah bahasanya. Rapi, enak dibaca, sederhana, namun mengena. Dan dia tidak bermain-main dengan deskripsinya. Penggambarannya tentang Jepang dan bahasa perasaannya patut diacungi jempol. Saya belum pernah membaca karya lokal yang bahasanya sebagus ini.
Namun saya tidak suka dengan ceritanya. Bukan tipe saya karena terlalu datar. Lalu di saat ada adegan kematian, saya tidak bisa ikut merasa sedih ataupun simpati. Entah kenapa bagian itu serasa dipaksakan. Seakan bagian itu lewat dan terlupakan. Lalu, alurnya yang melompat-lompat terlalu banyak. Memang terasa manis dan menyenangkan. Tapi agak merusak alur majunya.
Saya hanya bisa menikmati novel ini di bagian pertama. Saat Sei bercerita tentang kehidupannya dan rasa sayangnya pada Ai, saya merasa terpukau dengan sosoknya yang tenang, pandai, dan bisa diandalkan. Bahkan saya sangat sedih saat melihat dia kecewa waktu menyadari Ai memilih Shin. Tapi untuk bagian kedua... Yah, mungkin karena saya tidak suka tokoh Ai kali ya. Saya tidak pernah suka tokoh yang lemah dan hanya bisa bergantung pada orang lain. Saya tidak bisa bersimpati pada tokoh yang memilih universitas dan jurusan sekolah dengan asal-asalan. Ai hanya kuliah demi terus bisa bersama Shin dan Sei. Sosoknya yang tidak mandiri membuat saya bertanya-tanya apakah Sei dan Shin menyukai Ai hanya karena penampilan gadis itu saja. Karena terus-terang deskripsi Ai yang saya tangkap hanyalah sebagai gadis yang dikejar banyak cowok dan juga egois.
Tapi itu sih hanya masalah selera. Saya yakin untuk orang yang suka cerita romantis dan berlatar belakang budaya cantik Jepang pasti akan menyukai novel ini.
2/5
ehm. cuma 2 bintang ya
ReplyDeletejadi cinta segitiga ya..
ReplyDelete"Refrain" dan "Remember When" lebih bagus, ngga?
ReplyDeletepaling suka remember when :) bagus banget itu... refrain menurutku biasa aja sih, tp lebih bagus dari Ai hehe...
Deletepadahal Remember When itu recycle dari Kenangan Abu-Abu ya...berarti bagusan waktu awal-awal kariernya Winna donk yaa....kalau saya suka Unforgettable...memang so unforgettable...:)
Deleteiya, Remember When itu recycle Kenangan Abu-Abu :) Wah kalau Unforgettable aku belum baca, ternyata bagus ya... soalnya kalo liat review kurang menjanjikan...
DeleteSetuju kalo diskripsi Winna diacungin jempol, sayangnya aku juga nggak bisa menyukai ceritanya, ak kecewa ketika ai lebih memilih shin ya kalo g salah? Lupa ceritanya, kalo g salah ak ngasih satu bintang untuk buku ini. Entah kenapa susah untuk menyukai tokoh yg dibuat Winna
ReplyDeleteHahaha... iya, si Ai memang milih Shin di awal karena kecewa Sei nggak memberikan tanda2 suka sama dia. Aku juga nggak suka sama Ai sih. Walah, satu bintang. Ceritanya kurang memorable sih, terlalu mirip sama Refrain.
Delete