Monday, 14 May 2012

Silence


Judul : Silence (Hush, Hush #3)
Penulis : Becca Fitzpatrick
Tebal : 405 halaman
Penerbit : Simon and Schuster Children's Publishing

Saya sebenernya sih nggak begitu tertarik baca lanjutan seri Hush, Hush ini. Nggak jelek sih. Saya cuma nggak suka tema malaikat terbuang. Pokoknya saya agak anti baca iblis sama malaikat. Rasanya aneh.

Berlanjut dari akhir buku kedua. Nora diculik oleh ayah kandungnya sendiri, Hank Millar. Patch, pacar Nora yang adalah malaikat terbuang merasa bertanggung jawab. Dia membuat perjanjian dengan Hank agar melepaskan Nora dan sebagai bayarannya Patch mengizinkan anak buah Hank untuk mencabut sayapnya (agak geli uy, mencabut sayap... uhuk, uhukk).

Nora dibebaskan tiga bulan kemudian. Dia bangun di sebuah lahan kuburan dalam keadaan tidak ingat apapun. Bahkan ia tidak ingat pada Patch dan perihal malaikat terbuang. Ia diselamatkan. 

Karena bingung, pertama-tama ia mencari Vee dan memaksa sahabatnya itu untuk menceritakan semuanya. Sayangnya, Vee sedikit berbohong di beberapa bagian sehingga Nora semakin paranoid sendiri. Apalagi ia menemukan catatan di kamarnya yang bertuliskan : Just because you're home, doesn't mean you're safe. Nora ketakutan dan ia bahkan tidak ingat wajah pelakunya.

Suatu hari ia bertemu dengan sekelompok malaikat terbuang yang sedang menyiksa Nephilim. Ia tidak sadar siapa mereka tapi segalanya terasa aneh. Ilusi-ilusi yang dibuat para malaikat itu membuat Nora bertanya-tanya apakah dulu ia tahu soal hal-hal ganjil itu. Saat sedang terancam, seorang malaikat bernama Jev datang menolong. 

Jev adalah Patch. Tentu saja Nora nggak kenal dia. Tapi Nora mencurigai sosok itu (kepo banget sih ini anak).

Semuanya baru terbuka sewaktu Nora bertemu Scott, teman lamanya yang adalah seorang Nephilim. Nora mulai diingatkan kembali pada masa lalunya. 

Namun bahaya tetap ada. Di saat Nora tahu kalau Hank adalah ayah kandung dan juga penculiknya, ia harus semakin berhati-hati. Masalahnya, ibunya berkencan dengan pria itu.

Menurut saya, kalau kamu belum baca buku kesatu dan keduanya, kamu pasti mengerti baca buku ketiga ini. Silence ini seperti pengulangan. Kebetulan saya memang sudah agak lupa cerita dua buku sebelumnya. Jadi, saya sih senang-senang saja baca buku ini. Rasanya seperti diingatkan kembali.

Di buku ketiga ini, saya mulai bisa membaca masalah utamanya. Ternyata Hank sedang mengusahakan perang dengan malaikat terbuang. Dan Nora adalah pewarisnya. Ia ingin mengubah Nora jadi Nephilim juga kayak dia. 

Terus terang kalau bukan karena ceritanya penuh misteri dan tidak bisa terbaca, saya mungkin tidak bakal suka buku ini. Nora dan Patch sebagai tokoh utama sangat, sangat, sangat, sangat ANNOYING. Aduh, gimana bisa ada orang seperti Nora? Dia itu pintar (katanya) tapi kok tingkah lakunya mengesankan kalau dia itu bodoh tingkat akut. Keponya bukan main. Senangnya menyelidiki dan menantang bahaya. Kalau nggak ada Patch atau Scott yang menolong, dia sih sudah R.I.P pasti. 

Dan masalah terbesar adalah sikapnya terhadap ibu kandungnya sendiri. Ampun, deh. Jadi anak kok kurang ajar sekali. Nora ini suka melawan dan mengeluh sama ibunya. Dia juga suka komplain ke Patch. Dan parahnya, begitu dia tahu Hank itu jahat, dia langsung pengen ngebunuh ayahnya itu. Oke, saya juga mungkin akan begitu. Saya pasti siap bunuh orang jahat sekalipun dia orang tua saya, tapi orang kan pasti punya hati nurani. Ada keraguan, kesedihan, dilema. Tapi si Nora mah malah semangat mau ngebunuh orang jahat. Sakit jiwa!

Si Patch juga nggak kalah sinting. Mesum, sok tahu, sok keren, sok bad boy, sok baik. Mana ada pacar yang mau melindungi pakai cara menghapus ingatan? Dia nggak berhak meminta Hank menghapus ingatan Nora. Saya kalau jadi Nora sudah mencak-mencak. Dihapus ingatannya? Ingatan itu precious, Tuan Patch. Jangan seenaknya dong. Sekalipun tujuannya melindungi Nora dari kenangan siksaan selama tiga bulan, tetap saja itu salah. (Ini kenapa saya malah marah-marah sama si Patch)

Kacau, ah. 

Di luar tokoh utamanya yang menyebalkan, sebenernya ceritanya sih cukup unik lah. Saya cukup bisa menikmatinya. 

4/5

8 comments:

  1. "tokoh utamanya yang menyebalkan"

    yeah, sangat. kerjaan saya selama ngebaca serial novel ini cuma memaki-maki Nora aja huahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha... iya, Nora emang tokoh paling aneh dan nyebelin

      Delete
  2. aku cuma baca Hush, Hush, itu pun karena ada lomba reviewnya. Abis itu nggak minat nerusin. hehe.. Emang pada dasarnya aku juga agak males beli series sih, kecuali kalo udah selesai dan ada boxsetnya (nyari yang murah meriah).
    Kalo di Hush, Hush sih karakter Patch belum kelihatan banget, tapi Nora emang udah nyebelin karakternya. Hehehe.
    Ada berapa buku ya serial ini? Udah tamat belum?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada 4, belum keluar buku terakhirnya sih... katanya sih taun ini, judulnya finale...
      haha... saya sih ga berani rekomendasi seri ini, bisa2 keburu bete sama si Nora :)

      Delete
  3. aku tetap sayang Patch :D
    belum baca yg ke3 ini, mau nabung deh *gaya banget*

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha... nabung pastinya boong (*dijitak)
      Patch baik kok, cuma kesel aja sama keputusannya ngehapus ingatan Nora hehehe...

      Delete
  4. hahaha, reviewnya marah-marah tapi kok tetep 4 bintang :))
    udah nunggu lama banget buku ini, aku sampe lupa cerita sebelumnya, untung kamu bilang buku ini sama aja pengulangan jadi nggak usah baca ulang buku pertama dan keduanya :))
    Kangen sama Patch :*

    ReplyDelete
  5. iya... kalo bisa marah2 berarti aku larut masuk ke dlm ceritanya,selama aku cuma kesel sama tokohnya masih boleh lah, kalo benci lain cerita hahaha... ceritanya cukup bagus kok, udah diterjemahin tuh sama ufuk :)

    ReplyDelete