Judul : What Happens In London (Bevelstoke #2)
Penulis : Julia Quinn
Tebal : 440 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Saya sudah lupa kapan saya baca seri pertama dari Bevelstoke ini. Lama banget saya nunggu terjemahannya keluar. Saya sudah lupa bagaimana cerita buku pertamanya, The Secret Diaries of Miss Miranda Cheever. Tapi saya ingat kalau dari semua karya Julia Quinn saya paling nggak suka buku itu.
Yah, karena sudah baca buku pertamanya saya harus baca yang keduanya dong.
What Happens In London bercerita tentang Olivia Bevelstoke, adik dari Turner (hero buku pertama) dan sahabat Miranda (heroin buku satu). Kebetulan dia punya tetangga baru yang tinggal di rumah sebelah. Dan menurut gosip, si tetangga yang bernama Harry Valentine (jangan tanya kenapa namanya sesuai dengan tanggal 14 Februari) pernah membunuh tunangannya.
Dasar si Olivia. Dia gatel pengen nyelidiki si Harry. Jadi, dia sengaja memata-matai si Harry lewat jendela rumahnya.
Harry jelas nggak bodoh. Dia tahu ada wanita pirang yang suka ngintip dia lagi kerja. Penasaran dong. Nah, dia jadi mulai iseng deh.
Pokoknya singkat cerita mereka nanti akhirnya ketemu. Dan seperti biasa, Julia Quinn selalu berhasil bikin saya ketawa dengan dialog antartokohnya.
Oke, sekarang pendapat saya. Julia Quin adalah salah satu pengarang favorit saya selain Lisa Kleypas dan Sandra Brown. Saya biasanya susah suka sama satu pengarang, kecuali... saya sudah baca banyak karyanya dan saya menemukan kalau seluruh bukunya konstan bagusnya. Nah, Julia Quinn adalah salah satu pengarang seperti itu. Saya suka banget sama selera humornya yang witty dan cynical.
Tapi untuk buku ini... saya tidak begitu suka dengan hubungan yang dia ciptakan antara hero dan heroinnya. Tidak ada spark dan chemistry yang bikin saya sadar : Oh, mereka sedang jatuh cinta. Datar sampai saya bosan sendiri. Saya merasa Harry dan Olivia lebih cocok berteman saja.
Nah, buku ini menunjuk sedikit ke arah hero yang bakal muncul di buku ketiga, Sebastian Grey. Alamak! Saya yakin saya bakal suka si Sebastian yang iseng dan bajingan ini. Haha...
Terakhir, saya kasih tiga bintang ke buku ini karena endingnya. Seumur-umur saya baca buku nggak pernah nemu cara melamar seunik itu. The most creative way of proposing a woman! Wow! Lewat jendela cuy... Saya sampai ngakak sendiri.
3/5
No comments:
Post a Comment