Thursday, 2 February 2012

Warna Langit


Judul : Warna Langit (Color Trilogy #3)
Penulis : Kim Dong Hwa
Tebal : 322 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

"Betapa anehnya bagaimana pohon yang gundul ini bisa tampak rimbun dan indah hanya dengan seekor kupu-kupu hinggap padanya."

"Itu karena makhluk-makhluk hidup ini menunjukkan kasih sayang mereka satu sama lain. Apa gunanya mendandani penjaja keliling dengan pakaian sutra? Padanya, pakaian itu hanya seperti seutas tali yang tergantung dari tiang. Sebaliknya kalaupun kau hanya mendandaninya dengan kain compang-camping, sepanjang kau melakukannya dengan sepenuh perasaan dan kehangatan, maka dia akan memperoleh kekuatan dan tampak hidup."

Buku terakhir dari seri ini bercerita tentang penantian. Ehwa menanti Duksam dan ibu Ehwa menantikan si tukang gambar keliling. 

Di sini banyak sekali interaksi antara ibu dan anaknya. Saya bisa merasakan betapa sayangnya ibu Ehwa terhadap Ehwa. Dengan sabar, ia mendidik dan menasehati Ehwa untuk bersabar dalam penantiannya. Ibu Ehwa ini bener-bener penyayang dan juga bijaksana. 

Pernikahan Duksam dan Ehwa dilakukan secara adat Korea. Kita bakal bisa melihat adat kebudayaan Korea zaman itu. Terutama saya cukup takjub dengan tradisi bebek mandarin yang dilempar bisa menentukan jenis kelamin anak pertama. Ada-ada saja.

Tak hanya Ehwa, ibu Ehwa pun mendapat happy ending-nya sendiri bersama si tukang gambar. 

Betapa sederhana kehidupan zaman dulu. Perempuan hanya begitu saja. Pencapaian terbesar seorang wanita hanyalah menikah dan punya anak. Namun pencapaian terakhir bagi wanita adalah menikahkan anaknya sendiri. 

"Kurasa sudah menjadi takdir perempuan untuk selalu menunggu... Tak pernah kusadari bahwa akan datang suatu waktu ketika aku akan memandangi gerbang desa, menantikan putriku."

Untuk trilogi ini saya beri tiga bintang karena buku ini adalah novel grafis. Saya tetap lebih suka prosa soalnya dibandingkan komik/manga/manhwa. Tapi ceritanya keren banget!   

Color Trilogy :
3. Warna Langit

3/5

No comments:

Post a Comment