Monday, 20 April 2015

The Selection


Judul : The Selection (The Selection #1)
Penulis : Kiera Cass
Tebal : 327 halaman
Penerbit : HarperTeen

For thirty-five girls, the Selection is the chance of a lifetime. The opportunity to escape the life laid out for them since birth. To be swept up in a world of glittering gowns and priceless jewels. To live in a palace and compete for the heart of gorgeous Prince Maxon.

But for America Singer, being Selected is a nightmare. It means turning her back on her secret love with Aspen, who is a caste below her. Leaving her home to enter a fierce competition for a crown she doesn't want. Living in a palace that is constantly threatened by violent rebel attacks.

Then America meets Prince Maxon. Gradually, she starts to question all the plans she's made for herself—and realizes that the life she's always dreamed of may not compare to a future she never imagined.
 


Review:
Oke, saya mau ketawa dulu. Hahahahaha...

Sumpah, buku ini lucu banget. Bukan soal humornya, loh. Buku ini serius, cuma saya merasa geli-geli gitu bacanya. 

Jadi, ceritanya begini. Di dunia America Singer, ada delapan kasta. Kasta nomor satu sudah pasti anggota bangsawan yang tinggal di istana. Kasta nomor dua adalah tentara. Kasta nomor tiga adalah para guru. Kasta nomor empat adalah para pedagang. Sementara itu, keluarga Singer adalah kasta kelima: para seniman. 

Seperti seniman di dunia nyata, mereka itu susah dapat kerjaan. Paling-paling mereka dapat pekerjaan serabutan sebagai pemain piano dan penyanyi di pesta atau restoran. America sebenarnya merasa biasa saja dengan kehidupannya. Masalah terbesarnya cuma satu. Ia jatuh cinta dengan Aspen, cowok kenalannya yang berada di kasta keenam. Kasta keenam adalah para pelayan dan pembantu. America sangat sadar kalau keluarganya tidak bakal menyetujui hubungannya itu. Karena kalau America menikah dengan Aspen, dia bakal turun kasta. 

Pada tahun itu, sang putra mahkota berusia 18 tahun. Ia sudah siap menikah. Sesuai dengan tradisi, dia bakal memilih calon istrinya dengan cara seleksi umum. Seluruh gadis muda yang belum menikah diperbolehkan mendaftar untuk ikut seleksi itu. Para ibu-ibu bersemangat mendaftarkan putri-putrinya untuk kesempatan itu, termasuk ibu America.

America jelas menolak. Ia sudah punya Aspen. Tapi saat ia menceritakan hal itu pada si Aspen, cowok itu malah mendorong America untuk mendaftar. America kesal karena Aspen tidak cukup posesif terhadap dirinya. Malah, Aspen memutuskan hubungan mereka. Alasannya: Aspen sedang mendaftar sebagai tentara dan kemungkinan akan ditugaskan ke medan perang. Aspen tidak ingin memberikan ketidakpastian pada America. 

Merasa sakit hati, America pun setuju mendaftar sebagai calon istri Pangeran Maxon. Dan dia pun terpilih masuk ke dalam 35 calon yang akan dipanggil ke istana. 

Kira-kira sinopsis singkatnya seperti itu.

Saya tidak tahu mau komentar apa soal buku ini, jadi saya akan menuliskan alasan-alasan kenapa saya merasa buku ini lucu:

1.   Buku ini narsis sekali kesannya. Pendapat semua orang tentang America adalah cantik dan memesona. Ya, iyalah. Dia masuk ke dalam 35 cewek tercantik di kerajaannya.

2.   America Singer. Maksud saya, nama itu sudah terasa sangat ganjil dan konyol. Penyanyi Amerika??

3.   Buku ini bagaikan harem. Pangeran Maxon harus berkencan dengan 35 cewek itu dan mengeliminasi mereka satu per satu. Jijay banget. Saya paling nggak tahan sewaktu dia harus berpose pelukan dan difoto dengan cewek-cewek itu. Menurut saya, itu penghinaan banget. Mau-maunya si Pangeran Maxon melakukan itu semua. Dan saya beneran ngakak setiap kali disebutkan nama cewek yang mendapat bagian kencan hari ini, besok, kemarin, dan minggu depan. Lalalala... 

4.   Semua ceweknya..................................... Otak udang saja masih lebih besar daripada otak mereka. Isi pembicaraan cewek-cewek itu hanyalah tentang pangeran dan bagaimana cara mendapatkan perhatian si Maxon. Ada adegan iri-irian pula, lho. Biasalah, saingan. Intinya: kampungan.

5.   America dari awal tidak suka sama si Maxon karena hatinya hanya untuk Aspen. Dia bahkan ngomong langsung ke si Maxon kalau dia tidak punya respek ke pangeran itu. Bagaimana mungkin ada cowok yang tidak bisa memilih wanitanya sendiri tanpa harus pakai acara seleksi? Bener banget, tuh... 

6.   Semua progress si pangeran dengan setiap cewek itu ditayangkan di televisi. #facepalm

7.   Sebenarnya hubungan persahabatan America dan Maxon lucu sih. Soalnya si Maxon itu pemalu dan lugu dalam hal pacaran. Dari awal dia sudah suka sama America. Tapi karena America jelas-jelas bilang kalau dia mencintai orang lain, Maxon terpaksa menahan diri dan hanya berteman dengan America. Yah, saya cukup suka sama chemistry mereka. Saya juga suka permintaan jujur America agar si Maxon mempertahankan dirinya terus di acara seleksi itu. Soalnya kalau berada terus di show, keluarga America akan mendapatkan tunjangan setiap hari. America ingin keluarganya merasakan sedikit kemewahan. Ini namanya cewek pintar. Mengambil kesempatan dalam kesempitan, hahahaha...

8.   Alasan terbesar kenapa saya menganggap buku ini lucu adalah karena isinya banyak drama. Drama cewek-cewek yang saling bersaing memperebutkan satu cowok. Ckckckck... Saya merasa mereka semua konyol dan bodoh.

Hmm... Saya nggak gitu suka sama ide ceritanya sih. Terlalu dangkal. Cuma, saya merasa terhibur sekali membaca buku ini karena saya cukup banyak tertawa di bagian adegan-adegan menggelikan. Yah, walaupun kurang pol sih dramanya. Kurang jahat dan licik persaingannya. 

Saya penasaran sih mau baca lanjutannya. Saya ingin tahu akhir dari seleksinya. Memang, America sudah pasti menang. Tapi prosesnya pasti menarik. 

3/5

2 comments:

  1. hahahaha. aku kok ikutan ketawa ya. jadi inti ceritanya cuma seleksi dan pertengkaran 35 cewek itu? aku abis kepo, ada temen di Goodreads yang masukin ini ke "stupid-annoying-heroine" shelf. makin ketawa aja. hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya ada bahas soal perang. Tapi dikit sih, jadi ga penting juga. Haha... Sebagian besar sih soal seleksinya plus acara TV show wawancara cewek2nya.

      Delete