Monday, 8 December 2014

The Red Pyramid


Judul : The Red Pyramid (Kane Chronicles #1)
Penulis : Rick Riordan
Penulis : 514 halaman
Penerbit : Disney-Hyperion

Since their mother's death, Carter and Sadie have become near strangers. While Sadie has lived with her grandparents in London, her brother has traveled the world with their father, the brilliant Egyptologist, Dr. Julius Kane.

One night, Dr. Kane brings the siblings together for a "research experiment" at the British Museum, where he hopes to set things right for his family. Instead, he unleashes the Egyptian god Set, who banishes him to oblivion and forces the children to flee for their lives.

Soon, Sadie and Carter discover that the gods of Egypt are waking, and the worst of them — Set — has his sights on the Kanes. To stop him, the siblings embark on a dangerous journey across the globe - a quest that brings them ever closer to the truth about their family and their links to a secret order that has existed since the time of the pharaohs.
 


Review:
Saya selalu betah membaca karya Rick Riordan karena dia memasukkan unsur mitologi dewa-dewi dalam ceritanya. Kebetulan saya suka membaca mitologi seperti itu. Kalau di Percy Jackson, saya belajar tentang dewa-dewi Yunani. Di Kane Chronicles ini, saya belajar tentang dewa-dewi Mesir.

Premis buku ini sangat menarik dan seperti biasa gaya penulisan Rick Riordan yang ringan serta lucu selalu bisa membuat saya terhibur. Kedua tokoh utamanya juga mudah disukai. 

Kisah ini diceritakan dalam dua sudut pandang: Carter dan Sadie Kane. Keduanya merupakan kakak beradik yang terpisah sejak kecil. Carter selalu mengembara bersama ayahnya yang bekerja sebagai ahli sejarah Mesir, sementara Sadie tinggal bersama ibu serta kakek neneknya di London. Sayangnya, sejak ibu mereka meninggal, Sadie jadi tidak punya figur orang tua kandung sama sekali. Ia selalu iri dan kesal sama Carter.

Suatu kali, ayah mereka mengajak mereka ke museum untuk mengerjakan riset. Riset itu berakhir buruk dengan bebasnya Set, si dewa kehancuran. Sadie dan Carter melihat dengan mata kepala mereka sendiri saat ayah mereka menghilang. Dalam kebingungan itu, Carter dan Sadie pun diselamatkan dan menginap di rumah paman mereka, Amos.

Walaupun hubungan keduanya tidak begitu dekat, Carter dan Sadie tetap berusaha bekerja sama mencari cara untuk membebaskan ayahnya dari Set sekaligus mencegah rencana jahat dewa itu untuk menghancurkan dunia. Petualangan membawa mereka bertemu dengan makhluk-makhluk gaib dalam mitos Mesir zaman dahulu. Mereka juga mengetahui kemampuan penyihir dalam darah mereka. Tidak hanya itu, tubuh mereka pun menjadi tempat bersemayam dua dewa yang memberi kekuatan serta stamina lebih pada mereka. Dua dewa itu adalah Horus dan Isis (keponakan dan kakak ipar Set). Dibantu kucing Sadie yang ternyata adalah Bass, si dewa kucing, mereka melintasi berbagai negara untuk mencari mantra sakti yang bisa mengalahkan Set. 

Seperti biasa, Rick Riordan memang paling jenius menciptakan petualangan anak-anak yang menegangkan dan tetap lucu. Interaksi Carter dan Sadie yang saling menghina satu sama lain juga memberi warna tersendiri. Saya menyukai kedua kakak beradik itu yang akhirnya belajar menyayangi satu sama lain setelah kehilangan ayah mereka. Memang saya sempat berharap tokohnya bukan kakak beradik seperti seri Percy Jackson supaya bisa ada romance-nya, tapi saya tidak keberatan soalnya Carter dan Sadie beneran lucu.

Dan tokoh favorit saya adalah Khufu! Oke, selera saya memang aneh. Tapi monyet baboon yang suka basket dan pintar itu adalah salah satu tokoh terunik yang pernah saya temukan di buku. Saya suka ketawa sendiri saat dia beraksi membantu Carter, apalagi saat dia marah karena Carter tidak bisa bermain basket. Bisaan aja si Rick Riordan.

Walaupun ceritanya lumayan rame, saya cepat lupa sama adegannya. Kurang memorable. Tapi saya tetap penasaran sama sekuelnya.

3/5

6 comments:

  1. Baru tau buku Rick yang ini, Aku baru baca Percy Jackson series saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, ini kurang terkenal dibanding si Percy :)

      Delete
  2. Belum baca novel ini. Enggak tau kenapa, saya masih belum tertarik membaca genre fantasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe... Kalo mau coba baca fantasi jangan mulai dari yang ini... Cobain dulu Hunger Games <--favorit saya sih

      Delete
  3. Udah kutimbun dari tahun lalu tapi blm kubaca sama sekali sampe sekarang =))

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama, Oky... Ini buku udah lama ditimbun, baru aku baca sekarang :)

      Delete