Friday, 10 October 2014

Stardust


Judul : Stardust
Penulis : Neil Gaiman
Tebal : 333 halaman
Penerbit : Harper

In the sleepy English countryside of decades past, there is a town that has stood on a jut of granite for six hundred years. And immediately to the east stands a high stone wall, for which the village is named. Here in the town of Wall, Tristran Thorn has lost his heart to the hauntingly beautiful Victoria Forester. One crisp October night, as they watch, a star falls from the sky, and Victoria promises to marry Tristran if he'll retrieve that star and bring it back for her. It is this promise that sends Tristran through the only gap in the wall, across the meadow, and into the most unforgettable adventure of his life.


Review:
Saya nonton filmnya dulu dibanding baca bukunya. Dan film itu sukses menjadi salah satu film favorit. Fantasinya kena, humornya kena, romance-nya juga lucu. Sewaktu saya melihat buku ini dijual murah di toko buku, saya pun langsung beli. 

Ceritanya mengenai sebuah kota sihir di luar dinding yang mengelilingi Inggris. Di kota itulah tersimpan rahasia masa lalu Tristran Thorn. Tapi Tristran tidak tahu sampai ia dewasa dan pergi ke sana. Kebetulan Tristran berjanji menangkap bintang jatuh demi perempuan yang disukainya. Naif dan polos, ia pun menyeberangi tembok pembatas kota sihir itu secara ilegal untuk mencari si bintang. Ide yang menarik sekali kan?

Di kota penyihir itu, sebuah bintang jatuh dalam bentuk perempuan. Tristran bertemu bintang itu dan menggiringnya seperti ternak yang diikat. Si bintang yang bernama Yvaine itu pun membenci Tristran dan marah-marah sepanjang jalan. Tanpa mereka ketahui, ada tiga penyihir tua lain yang menginginkan Yvaine. Kebetulan jantung bintang jika dikonsumsi akan membuat pemiliknya awet muda.

Di sisi lain, raja yang memerintah di kota sihir itu sudah sekarat dan akan meninggal. Ia memiliki tujuh putera dan tiga di antaranya masih hidup. Karena bingung harus memilih pewaris yang mana, ia melempar kalung warisan keluarganya ke langit dan mengatakan kalau siapapun keturunannya yang menemukan kalung itu akan menjadi penerus tahta. Kalung itulah yang menabrak Yvaine di langit hingga jatuh ke bumi.

Sebuah petualangan epik dari Neil Gaiman ini memang ditujukan sebagai dongeng orang dewasa. Lumayan rumit, namun tetap memiliki unsur magis yang menjadi dasar setiap dongeng. Saya merasa bahasanya agak sedikit komikal. Deskripsinya cukup detail. Tapi sayangnya, saya merasa jauh dengan tokoh-tokohnya. Mungkin karena lebih banyak membahas kejadian dibandingkan apa yang ada di pikiran tokohnya. Yah, kekurangan dongeng memang seperti itu sih. Saya juga nggak tahu apa yang ada di pikiran Cinderella. Dia juga hanya digambarkan sebagai gadis baik hati yang berpakaian miskin dan selalu diperbudak. 

Jujur, filmnya lebih bagus dari novelnya. Agak aneh sebenarnya karena biasanya buku selalu lebih bagus dari film. Ada yang diubah di film, termasuk endingnya yang lebih menyenangkan dibanding bukunya. Tidak seperti film yang banyak menampilkan adegan aksi di akhir, bukunya lebih datar dan ending buat si Yvaine terlalu lonely. Padahal dongeng biasanya berakhir bahagia.


Lumayan menghibur.

3/5

No comments:

Post a Comment