Judul : Distant Waves: A Novel of the Titanic
Penulis : Suzanne Weyn
Tebal : 336 halaman
Penerbit : Scholastic
Five sisters. Five fates.
Daughters of a famed clairvoyant, the five Taylor sisters begin the twentieth century desperately searching for a home. Their mother takes them to the small town of Spirit Vale, where she makes a living by talking to the dead. The future, however, is something even she cannot clearly see.
The Taylor sisters are not destined to stay in Spirit Vale for long. Mimi's fate is mingled with that of rich society, and threatened by a secret surrounding her birth. Jane becomes involved in a feat of scientific intrigue that has the potential to alter the course of history--and the course of her greatest love. The twins, Emma and Amelie, appear ready to follow in their mother's footsteps. And the youngest, Blythe, will stop at nothing to make her dreams of wealth and fame come true.
All of the sisters' destinies converge on board the Titanic. A transatlantic voyage that promises great wonders--including a surprise wedding--soon turns into a fight for survival. Not everyone will make it through... for neither love nor sisterhood can escape the threat of death.
Saya beli buku ini sewaktu diskon. Saya tertarik karena premise-nya yang menyebut kalau buku ini menyinggung soal tragedi Titanic. Kebetulan Titanic adalah salah satu film favorit saya, jadi saya tidak mungkin melewatkan buku ini. Hanya saja isinya jauh di bawah perkiraan saya karena Titanic baru muncul setelah tiga perempat buku.
Tokoh utamanya adalah Jane si anak kedua dari keluarga Taylor. Sejak kecil ia menyaksikan pekerjaan ibunya yang suka memanggil spirit orang mati. Jane tidak terlalu percaya pada kemampuan ibunya itu. Di samping itu, Mimi anak tertua membenci kehidupan sempit mereka di pedesaan. Ia bermimpi ingin menikah dengan orang kaya sampai akhirnya ia kabur untuk menjadi pendamping istri kedua orang kaya ke Eropa. Jane mengejar kakaknya itu dan ia sempat bertemu cowok yang nantinya akan menjadi cinta pertamanya.
Suatu hari di tahun 1912, Jane dan keluarganya pergi ke Inggris untuk menghadiri seminar dari peneliti bernama Nikola Tesla. Tesla kebetulan adalah idola Jane. Mereka bertemu saat Jane masih kecil tanpa sengaja. Ibunya sempat menggunakan inspirasi mesin Tesla untuk menjelaskan bakatnya dalam dunia cenayang. Di Inggris itulah mereka akan menaiki Titanic untuk pulang ke Amerika.
Saat saya membaca tentang kelima adik kakak Taylor ini, saya mengira ceritanya akan hangat dan kekeluargaan seperti kisah Little Women karya Louisa May Alcott. Tapi ternyata tidak. Segalanya begitu tidak jelas dan tidak ada tujuan seperti potongan-potongan random yang berusaha disatukan. Dari semua adik kakak Taylor yang cukup berkarakter cuma Jane dan Mimi saja. Sisanya cuma pajangan, tidak sesuai dengan sinopsis di belakang bukunya. Saya bahkan tidak mengerti untuk apa ada Titanic dan Nikola Tesla. Bahkan mereka semua diselamatkan sebuah mesin waktu. Jangan tanya saya kenapa bisa absurd begitu. Belum lagi soal Emma dan Amelie yang super anehhhhhh dan mistis.
Saya ingin memberi novel ini satu bintang sebenarnya karena ceritanya tidak punya kesimpulan dan juga tidak punya plot. Hubungan Thad dan Jane juga tidak bisa dipercaya. Cinta instan tanpa ada penjelasan pula. Kalau saya tidak salah ingat, mereka hanya merasa cocok satu sama lain karena menyukai karya jenius Nikola Tesla. Pokoknya ini novel paling geje yang pernah saya baca. Tapi anehnya saya tidak bisa lupa sama ceritanya. Itulah kenapa saya memberi bintang ekstra. Buku ini berhasil membuat saya mengingat semua jalan cerita randomnya. Selain itu, saya cukup salut sama penulis yang bisa memunculkan tokoh penting seperti Nikola Tesla dan membuatnya jadi tokoh fiksi seaneh-anehnya. Masih ada tokoh-tokoh nyata lainnya yang disebut. Semuanya dijelaskan di catatan penulis di akhir buku.
Sumpah, deh. Apa sih yang saya baca ini? Tidak punya cerita, tapi saya masih ingat ceritanya. Mungkin saking anehnya ini novel kali ya. Bingung sendiri haha...
2/5
No comments:
Post a Comment