Monday 10 October 2011

Nila


Judul : Nila
Penulis : Agnes Jessica
Penerbit : Pustaka Hermon
Resensi :
Terpisah dari orang tua dan saudara kembarnya sejak kecil, Fatimah daisuh oleh seorang wanita yang mengasihinya, tapi sangat miskin. Kemiskinan begitu menjeratnya, sehingga ketika ia terdesak oeh penyakit ibunya, ia terjun ke lembah hitam sebagai seorang pelacur. Hidupnya terikat oleh dua laki-laki yang berpengaruh besar pada dirinya, yaitu seorang pria beristri, dan seorang penulis gagal. Hidup yang penuh dosa terus dijalaninya, hingga akhirnya ia hancur dan jatuh sedalam-dalamnya. Disitulah ia baru menemukan jatidirinya yang sebenarnya, sebagai seorang wanita pilihan. Wanita yang berharga dan tidak usah menjual dirinya pada laki-laki untuk mendapatkan uang. Di sini ia harus menyerahkan seluruh miliknya, bahkan seluruh uang yang pernah dimilikinya, untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Sebagai Nila, wanita keenam yang telah terpilih sejak ia di dalam kandungan.

Yah, saya tahu Agnes Jessica itu sangat sinetron ceritanya. Penuh kebetulan, sangat cinderella, lebay, dan nggak masuk akal. Tapi buat otak saya yang penuh dengan tugas dan skripsi, cerita sinetron itu sangat seru karena ringan, mudah dicerna, dan nggak perlu susah-susah mikir. Malah saya bisa ketawa karena terkadang kebetulan yang digambarkan sangatlah konyol.

Ok, I'm really that shallow, huh?

Tapi saya benar-benar menikmati buku ini. Saya tidak bisa berhenti membaca sampai jauh malam. Memang saya selalu membaca di malam hari, sekitar jam sepuluh malam. Buku ini hampir membuat saya tidak tidur. Walaupun saya sadar di akhir-akhir untuk menjaga kesehatan.
 
Saya suka dengan cerita dalam buku ini yang sangat dramatis. Memang sih, tokoh utamanya jadi pelacur tapi disukai dua cowok. Tipikal sinetron di mana ceweknya diperebutkan dua pria keren padahal dia sendiri miskin. 

Dalam keadaan biasa saya tidak mungkin suka dengan buku ini. Tapi seperti semua orang bilang, buku itu akan jadi bagus kalau dibaca di saat yang tepat. Buku bagus kalau dibaca di saat yang tidak tepat juga jadi jelek akhirnya.

Empat bintang. Tapi sumpah. Namanya sangat kampungan. Tokoh utama dikasih nama Fatimah. Seriusan lah. Jelek banget. No offense to people who was named Fatimah. Tapi saya memang lebih suka nama yang agak barat sedikit. Biar keren lah.

Dreamer is waiting, six months more...


:)  

4 comments:

  1. wahh sebenarnya aku rada penasaran tentang serial pelangin ini,

    tapi ntah mengapa kurang tertarik bacanya soalnya cerita rada kurang ngeh akunya,,

    Apalagi romance nya ngak terlalu banyak.. hehe

    ReplyDelete
  2. hehe, kalo suka romance saya ga rekomen serial pelangi lho...
    agak terlalu berat isinya lagian :)

    ReplyDelete
  3. iya.. untunglah ngak jadi beli kemaren,

    kalo ndak salah ada novelnya Agnes yang judulnya Earth kan? itu sama juga ngak kayak serial pelangi ini??

    ReplyDelete
  4. oh, earth itu beda... single novel kayaknya
    aku juga beli sih, tapi belum niat baca... akhir2 ini aku ga gitu suka karya agnes jessica, lebih bagus yg dulu deh

    ReplyDelete