Judul : Homegoing
Penulis : Yaa Gyasi
Tebal : 305 halaman
Penerbit : Vintage
Ghana, eighteenth century: two half sisters are born into different villages, each unaware of the other. One will marry an Englishman and lead a life of comfort in the palatial rooms of the Cape Coast Castle. The other will be captured in a raid on her village, imprisoned in the very same castle, and sold into slavery.
Homegoing follows the parallel paths of these sisters and their descendants through eight generations: from the Gold Coast to the plantations of Mississippi, from the American Civil War to Jazz Age Harlem. Yaa Gyasi’s extraordinary novel illuminates slavery’s troubled legacy both for those who were taken and those who stayed—and shows how the memory of captivity has been inscribed on the soul of our nation.
Homegoing follows the parallel paths of these sisters and their descendants through eight generations: from the Gold Coast to the plantations of Mississippi, from the American Civil War to Jazz Age Harlem. Yaa Gyasi’s extraordinary novel illuminates slavery’s troubled legacy both for those who were taken and those who stayed—and shows how the memory of captivity has been inscribed on the soul of our nation.
Review:
Secara standar, saya suka fantasi dan selalu milih untuk baca genre itu. Tapi dalam kesempatan tertentu saya memilih fiksi sejarah. Kenapa? Karena banyak dari buku favorit saya berasal dari genre itu. Kalau dibaca pada waktu yang pas, fiksi sejarah selalu bisa membuat perasaan saya campur aduk.
Seperti buku ini. Saya dibuat terpukau pada kehidupan para budak di Ghana, orang-orang kulit hitam di awal imigrasi mereka ke Amerika, dan tentunya gaya penulisan Yaa Gyasi yang sangat beautiful. Tidak perlu diragukan lagi, buku ini pasti masuk daftar buku favorit saya.
Buku ini menceritakan kehidupan dua anak perempuan yang lahir dari ibu yang sama, namun memiliki nasib yang berbeda. Lalu setiap babnya akan menceritakan keturunan mereka satu per satu. Setiap tokoh yang diceritakan memiliki karakter yang berbeda-beda. Saya suka sekali memperhatikan bagaimana pengaruh zaman, orangtua, dan lingkungan membentuk setiap karakter para tokoh itu. Bahkan pekerjaan mereka juga sangat menarik. Pokoknya semuanya masuk akal dan sangat realistis seakan semua yang terjadi adalah sesuatu yang berasal dari kisah nyata.
Secara standar, saya suka fantasi dan selalu milih untuk baca genre itu. Tapi dalam kesempatan tertentu saya memilih fiksi sejarah. Kenapa? Karena banyak dari buku favorit saya berasal dari genre itu. Kalau dibaca pada waktu yang pas, fiksi sejarah selalu bisa membuat perasaan saya campur aduk.
Seperti buku ini. Saya dibuat terpukau pada kehidupan para budak di Ghana, orang-orang kulit hitam di awal imigrasi mereka ke Amerika, dan tentunya gaya penulisan Yaa Gyasi yang sangat beautiful. Tidak perlu diragukan lagi, buku ini pasti masuk daftar buku favorit saya.
Buku ini menceritakan kehidupan dua anak perempuan yang lahir dari ibu yang sama, namun memiliki nasib yang berbeda. Lalu setiap babnya akan menceritakan keturunan mereka satu per satu. Setiap tokoh yang diceritakan memiliki karakter yang berbeda-beda. Saya suka sekali memperhatikan bagaimana pengaruh zaman, orangtua, dan lingkungan membentuk setiap karakter para tokoh itu. Bahkan pekerjaan mereka juga sangat menarik. Pokoknya semuanya masuk akal dan sangat realistis seakan semua yang terjadi adalah sesuatu yang berasal dari kisah nyata.
Saya selalu suka cerita yang berhubungan dengan reinkarnasi, karma, dan generasi keluarga. Itu sebabnya buku ini sangat mengena di hati saya. Endingnya membuat saya benar-benar terdiam dan mencoba mengingat-ingat seluruh jalan hidup para tokoh di buku ini. Haunting banget. Belum lagi quote-quote dan dialog keren di buku ini. Bagus sangat!
Buku debut yang luar biasa!
5/5
No comments:
Post a Comment