Saturday 28 December 2019

The Cruel Prince


Judul : The Cruel Prince (The Folk of the Air #1)
Penulis : Holly Black
Tebal : 370 halaman
Penerbit : Hot Key Books

Of course I want to be like them. They’re beautiful as blades forged in some divine fire. They will live forever.

And Cardan is even more beautiful than the rest. I hate him more than all the others. I hate him so much that sometimes when I look at him, I can hardly breathe.


Jude was seven years old when her parents were murdered and she and her two sisters were stolen away to live in the treacherous High Court of Faerie. Ten years later, Jude wants nothing more than to belong there, despite her mortality. But many of the fey despise humans. Especially Prince Cardan, the youngest and wickedest son of the High King.

To win a place at the Court, she must defy him–and face the consequences.

In doing so, she becomes embroiled in palace intrigues and deceptions, discovering her own capacity for bloodshed. But as civil war threatens to drown the Courts of Faerie in violence, Jude will need to risk her life in a dangerous alliance to save her sisters, and Faerie itself.


Review:
Tahu nggak kenapa saya baca buku ini? Karena buku ketiganya sudah datang kemarin dari bookdepository. Saya sudah gatal mau baca seri dari dua tahun lalu saking banyak yang hype sama seri ini. 

Hal pertama yang saya sadari begitu baca buku ini adalah, bahasa penulisan Holly Black itu enak banget. Sudah jelas penulis profesional yang jam terbangnya cukup tinggi nih. Mengalir gilaaa... Saya bacanya cepat amat yah. Apalagi tentang dunia faery. Saya kan penggemar fanatik faery. Wicked and sly creatures, hahaha...

Saya cukup suka dengan Jude sebagai tokoh utama. Dia penuh konflik di dalam dirinya, sangat realistik. Dia punya drive yang kuat dan berani mengambil keputusan. Karakter yang sangat bagus itu. Tapi dia juga punya banyak kelemahan. Banyak banget kalau disandingkan dengan para faery yang ada di sekolahnya. 

Ceritanya sangat sehari-hari, rasanya kayak baca buku fantasi urban. Buku ini juga lebih banyak menekankan tentang keluarga. Saya suka bagaimana Jude punya perasaan love/hate ke ayah angkatnya yang sudah membunuh orangtua kandungnya. Sangat menambah kompleksitas kehidupan Jude. 

Plot ceritanya agak lambat di awal, tapi semua itu dijelaskan di akhir dengan sangat "clean". Segalanya sudah direncanakan sedemikian rupa dengan matang rupanya. Tapi walaupun plotnya lambat, saya suka kehidupan sehari-hari Jude, jadi buat saya tidak berpengaruh. Malah saat klimaks terjadi, saya agak syok karena kontras banget dengan suasana santai di awal. 

Oh, saya harus bilang kalau buku ini tidak menjelaskan secara detail tentang dunia faery. Semuanya disebutkan sambil lalu dalam deskripsi seakan pembacanya sudah kenal dan familiar dengan semua istilahnya. Mungkin setidaknya harus familiar dengan dongeng-dongeng tentang makhluk-makhluk faery untuk baca buku ini. Tapi buat saya jadi terasa pas karena tidak perlu membaca deskripsi hal-hal yang sudah saya kenal. 

Endingnya bagus loh. Walau saya merasa seharusnya saya sudah bisa menebaknya. Apalagi sudut pandangnya orang pertama. Tapi ternyata Jude tidak menyebutkan apa-apa soal tujuan rencananya dari awal. Tapi itu hanya kesalahan teknis kecil. 

Salah satu yang bikin buku ini terkenal adalah sosok Cardan. Saya bisa melihat potensi kenapa dia disukai. Dia faery yang charming dengan sisi jahat dan licik khas kaumnya. Yah, saya kan bias soal faery. Cuma saya masih belum suka sama tokoh ini. Biasa saja gitu. Saya lebih suka Jude. Oak juga lucu. Si raja kecil, ihiy...

Dan please bunuh saja itu si Taryn. Sumpah, nyebelin banget. Saya paling tidak suka saudara kandung yang suka berkhianat kayak gitu. Mati sajalah sana.

4/5

No comments:

Post a Comment