Judul : The Beauty of Darkness (The Remnant Chronicles #3)
Penulis : Mary E. Pearson
Tebal : 679 halaman
Penerbit : Square Fish
Lia has survived Venda—but so has a great evil bent on the destruction of Morrighan. And only Lia can stop it.
With war on the horizon, Lia has no choice but to assume her role as First Daughter, as soldier—as leader. While she struggles to reach Morrighan and warn them, she finds herself at cross-purposes with Rafe and suspicious of Kaden, who has hunted her down.
With war on the horizon, Lia has no choice but to assume her role as First Daughter, as soldier—as leader. While she struggles to reach Morrighan and warn them, she finds herself at cross-purposes with Rafe and suspicious of Kaden, who has hunted her down.
Review:
Saya agak kecewa dengan seri ini. Kayaknya saya hampir tidak pernah memberi rating kurang dari lima bintang untuk buku terakhir. Biasanya ceritanya juga memuncak dan super seru terutama dengan adanya perang dan bahaya yang mengincar tokoh-tokoh utamanya.
Sayangnya, buku ini terasa datar dan bertele-tele. Bahkan kejutan identitas pengkhianat di Kerajaan Morrigan juga tidak terlalu bikin syok. Yah, begitu saja.
Saya rasa kekurangan dari seri ini adalah tokoh utamanya yang kurang menderita. Jalannya terlalu mulus dan bahaya yang mengancam pun tidak membuat saya takut. Plotnya terlalu convenient dan semua orang baiknya sudah pasti baik, kurang memberi kejutan dengan sifat kompleks ataupun agenda tersembunyi.
Warning: Spoiler!
Bagian yang paling saya tidak suka adalah perangnya yang singkat dan generik. Dan endingnya tidak ada bittersweet-nya sama sekali. Semua tokoh utamanya hidup sehingga perangnya terasa tidak punya konsekuensi yang berarti. Buku ini cukup tebal, hampir 700 halaman, tapi plotnya sangat sederhana dan linear.
Saya masih tetap suka dengan Lia sebagai tokoh utamanya. Dia tidak lemah dan bisa mengambil keputusan sendiri, tidak harus menunggu orang lain untuk mendikte tindakan dia untuk selanjutnya. Saya juga suka hubungan dia dengan Rafe yang sengaja dibuat agak angsty dengan adanya konflik kepentingan di antara dua kerajaan yang berbeda. Di sisi lain, ada Kaden yang sepertinya sudah dilupakan oleh penulisnya. Sebagai assassin, dia tidak pernah membuat saya yakin kalau dia ahli dalam pekerjaannya bahkan dari buku pertama juga. Ditambah lagi, romance antara dia dan Pauline juga sangat dipaksakan.
Saya cukup puas berhasil menyelesaikan seri ini. Tapi ternyata tidak sebagus apa yang dikatakan orang-orang. Konfliknya kurang banyak dan musuhnya mudah sekali dikalahkan.
Seri The Remnant Chronicles:
3. The Beauty of Darkness
3/5
No comments:
Post a Comment