Judul : Retrace
Penulis : Ashara
Tebal : 252 halaman
Penerbit : Kosa Media Utama
Namaku Savannah Christensen. Aku adalah ketua Klan Black Phoenix, salah satu klan dengan anggota yang memiliki kekuatan super atau disebut kaum X-O. Orang lain membenciku atau takut padaku karena kekuatanku yang tidak bisa kukendalikan.
Black Phoenix adalah keluargaku. Hanya mereka yang peduli padaku.
Tapi kaum anti X-O dan pemimpinnya membunuh mereka.
Dan aku... akan menghancurkan mereka semua.
Black Phoenix adalah keluargaku. Hanya mereka yang peduli padaku.
Tapi kaum anti X-O dan pemimpinnya membunuh mereka.
Dan aku... akan menghancurkan mereka semua.
Review:
Novel fantasi ini settingnya di Maine. Walaupun penulisnya orang Indonesia, semua tokoh di buku ini adalah orang bule. Boleh dibilang, rasanya sepertinya membaca novel terjemahan.
Di dunia Savannah, kaum X-O atau orang-orang yang memiliki kekuatan super tidak begitu disukai. Alasannya karena mereka sering kali menimbulkan masalah dengan kekuatan mereka yang tidak terkontrol. Selain itu, ada kaum anti X-O yang memburu mereka sehingga mereka terpaksa bersembunyi.
Savannah sendiri adalah ketua klan Black Phoenix. Klan miliknya itu termasuk kecil, dengan anggota yang terdiri dari tiga orang. Bagi Savannah, anggota Black Phoenix adalah keluarganya.
Sampai suatu hari, seseorang yang asing muncul di markasnya dengan membawa kode akses yang hanya dimiliki oleh mantan tunangan Savannah. Tahu-tahu markas Black Phoenix dihancurkan dan Savannah harus kehilangan teman-temannya.
Demi membalas dendam dan mendapatkan jawaban, Savannah hanya bisa bergantung pada satu-satunya petunjuk, yaitu orang asing bisu bernama River yang datang menyusup ke markasnya. Anehnya, River bilang kalau mereka berdua saling mengenal dengan sangat baik. Tapi Savannah sama sekali tidak ingat apa pun soal River.
Wow. Untuk buku setipis ini, ceritanya lumayan mengaduk-aduk perasaan dan imajinasi. Saya suka sekali dengan Savannah yang super badass dan agak hostile. Penulis tidak main-main bahkan saat mendeskripsikan adegan gore. Saya lumayan merinding, terutama di bagian adegan laboratorium. Sakit jiwa!!!
Saya juga suka sekali dengan bagaimana penulis membuka sedikit demi sedikit masa lalu Savannah. Saya semakin kasihan dan simpati dengan Savannah. Hidupnya sangat sepi dan penuh pengkhianatan. Memang, lone warrior itu kelemahan saya banget. Sedih rasanya. Saya bahkan menangis, terutama di bagian endingnya yang keren sangat. Romance-nya sih biasa saja, cuma saya suka sama kedua tokoh utamanya. Dua-duanya sama-sama broken dan tidak stabil, hahaha...
Pokoknya recommended banget buat yang suka fantasi. Bagus ceritanya.
4/5
Novel fantasi ini settingnya di Maine. Walaupun penulisnya orang Indonesia, semua tokoh di buku ini adalah orang bule. Boleh dibilang, rasanya sepertinya membaca novel terjemahan.
Di dunia Savannah, kaum X-O atau orang-orang yang memiliki kekuatan super tidak begitu disukai. Alasannya karena mereka sering kali menimbulkan masalah dengan kekuatan mereka yang tidak terkontrol. Selain itu, ada kaum anti X-O yang memburu mereka sehingga mereka terpaksa bersembunyi.
Savannah sendiri adalah ketua klan Black Phoenix. Klan miliknya itu termasuk kecil, dengan anggota yang terdiri dari tiga orang. Bagi Savannah, anggota Black Phoenix adalah keluarganya.
Sampai suatu hari, seseorang yang asing muncul di markasnya dengan membawa kode akses yang hanya dimiliki oleh mantan tunangan Savannah. Tahu-tahu markas Black Phoenix dihancurkan dan Savannah harus kehilangan teman-temannya.
Demi membalas dendam dan mendapatkan jawaban, Savannah hanya bisa bergantung pada satu-satunya petunjuk, yaitu orang asing bisu bernama River yang datang menyusup ke markasnya. Anehnya, River bilang kalau mereka berdua saling mengenal dengan sangat baik. Tapi Savannah sama sekali tidak ingat apa pun soal River.
Wow. Untuk buku setipis ini, ceritanya lumayan mengaduk-aduk perasaan dan imajinasi. Saya suka sekali dengan Savannah yang super badass dan agak hostile. Penulis tidak main-main bahkan saat mendeskripsikan adegan gore. Saya lumayan merinding, terutama di bagian adegan laboratorium. Sakit jiwa!!!
Saya juga suka sekali dengan bagaimana penulis membuka sedikit demi sedikit masa lalu Savannah. Saya semakin kasihan dan simpati dengan Savannah. Hidupnya sangat sepi dan penuh pengkhianatan. Memang, lone warrior itu kelemahan saya banget. Sedih rasanya. Saya bahkan menangis, terutama di bagian endingnya yang keren sangat. Romance-nya sih biasa saja, cuma saya suka sama kedua tokoh utamanya. Dua-duanya sama-sama broken dan tidak stabil, hahaha...
Pokoknya recommended banget buat yang suka fantasi. Bagus ceritanya.
4/5
No comments:
Post a Comment