Sunday, 30 April 2017

Jonathan Strange & Mr. Norrell


Judul : Jonathan Strange & Mr. Norrell
Penulis : Susanna Clarke
Tebal : 1006 halaman
Penerbit : Bloomsbury Publishing PLC

The year is 1806, England is beleaguered by the long war with Napoleon, and centuries have passed since practical magicians faded into the nation's past. But scholars of this glorious history discover that one remains, the reclusive Mr Norrell, whose displays of magic send a thrill through the country. Proceeding to London, he raises a beautiful woman from the dead and summons an army of ghostly ships to terrify the French. Yet the cautious, fussy Norrell is challenged by the emergence of another magician: the brilliant novice Jonathan Strange. Young, handsome and daring, Strange is the very antithesis of Norrel. So begins a dangerous battle between these two great men which overwhelms that between England and France. And their own obsessions and secret dabblings with the dark arts are going to cause more trouble than they can imagine.


Review:
Saya harus memberi diri saya sendiri selamat karena berhasil menamatkan buku ini. Jumlah halamannya lebih dari 1000! Terakhir kali saya menghabiskan buku setebal ini adalah saat membaca buku Outlander. 

Buku ini adalah buku yang sangat ambisius. Susanna Clarke menulis ulang sebuah sejarah di mana dulu Inggris punya kelompok penyihir di dalam masyarakat. Penyihir-penyihir tersebut merupakan orang-orang terpelajar yang mendapatkan ilmu mereka dari buku-buku sejarah yang ditulis oleh penyihir zaman dulu. Setiap penyihir yang pernah hidup punya teknik dan teori yang berbeda-beda. Dan semua itu ada di dalam buku ini. Semua sejarah, nama penyihir, teori-teori mereka, dan mitosnya diciptakan oleh Susanna Clarke dengan sangat mendetail. Realistis dan seakan benar-benar terjadi di masa lalu.


Cerita diawali dengan hadirnya seorang penyihir muda yang idealis bernama John Segundus di sebuah pertemuan klub penyihir yang anggotanya adalah bangsawan. Dia kecewa karena ternyata apa yang dilakukan para penyihir itu hanyalah mengobrol dan membicarakan teori-teori. Tidak ada praktek sihir sama sekali. Apalagi semua buku tentang sihir yang ada hampir tidak pernah bisa ditemukan. Semuanya selalu dibeli habis oleh seseorang bernama Gilbert Norrell.

Demi mempelajari ilmu sihir lebih jauh, John Segundus menemui Norrell dengan harapan bisa mendapatkan sumber bahan bacaan yang lebih dalam. Norrell sendiri tinggal di desa terpencil dan selalu mengurung diri di dalam perpustakaannya yang luar biasa. Pertemuan John Segundus dan temannya Honeyfoot dengan Norrell membuat Norrell ingin membuktikan kalau semua penyihir yang ada di dalam klub adalah penyihir gadungan. Bahwa sihir benar-benar ada dan nyata. Bukan sekadar teori saja. 

Jadi, di sebuah gereja kuno, Norrell membuktikan ilmunya dengan menghidupkan para patung di gereja itu.

Kejadian itu membuat Norrell menjadi terkenal dan dia pun pindah ke London dengan harapan bisa menggunakan ilmunya untuk membantu Inggris dalam menghadapi perang melawan Napoleon Bonaparte. Norrell menjadi satu-satunya penyihir di Inggris dan dia pun sangat dihormati. Apalagi setelah dia menghidupkan kembali calon istri Sir Walter Pole.

Tapi ramalan dari seorang penyihir jalanan mengatakan adanya penyihir kedua. Ramalan itu pernah dituliskan oleh penyihir terhebat zaman dulu bernama John Uskglass alias The Raven King. Penyihir kedua itu bernama Jonathan Strange. Dia hanyalah orang biasa yang selalu diremehkan oleh ayah kandungnya. Jonathan jatuh cinta pada Arabella Woodhope dan ingin menikahi gadis itu. Sayangnya, Arabella tidak mau karena Jonathan tidak punya aspirasi atau pekerjaan yang jelas. 

Sampai suatu hari, Jonathan bertemu penyihir jalanan yang dibenci Norrell karena memercayai ramalan The Raven King. Penyihir jalanan itu langsung mengenali Jonathan sebagai penyihir kedua. Pertemuan itu memberi Jonathan ide untuk mengejar karir sebagai seorang penyihir.

Jonathan tidak punya buku-buku seperti Norrell. Dia hanya mengandalkan insting dan kehebatannya dalam melakukan eksperimen. Ia meminta Norrell untuk menjadi mentornya, tapi dia terus merasa kalau Norrell menyembunyikan sesuatu. Norrell sangat membenci teori The Raven King dan selalu marah jika Jonathan ingin membahasnya. 

Di sisi lain, ada Stephen Black. Dia adalah kepala rumah tangga Sir Walter Pole. Dia didatangi oleh seorang gentleman aneh yang mengatakan kalau Stephen akan menjadi raja. Setiap malam Stephen akan dibawa ke dalam kastil gentleman tersebut untuk berdansa dengan para bangsawan lain, salah satunya adalah istri Walter Pole yang pernah dibangkitkan dari kematian oleh Norrell. 

Dengan latar belakang sejarah yang realistis serta teori sihir yang fenomenal, novel ini berhasil membuat nuansa kelam yang sangat unik. Menarik sekali membaca tentang perang Inggris melawan Bonaparte dengan bantuan sihir dari Jonathan Strange. 

Jujur, saya agak capek membaca sejarah dan teori-teori sihir di buku ini. Susanna Clarke menggunakan footnote dalam setiap adegan atau percakapan yang membutuhkan penjelasan sejarah. Saya harus bolak-balik membaca cerita dan footnote-nya. Agak mengganggu dan melelahkan. Terkadang isi footnote-nya terlalu melantur ke mana-mana. Bahkan sampai membahas isi suatu buku yang dikarang oleh penyihir zaman dulu. Detail sekali seperti ensiklopedia. Walaupun semua itu membantu dalam menciptakan kisah yang utuh, informasi-informasi berlebihan itu juga mengurangi efek seru dari buku ini. Saya sering jadi tidak fokus dalam membayangkan adegannya yang terpotong-potong oleh informasi-informasi itu.

Secara keseluruhan, ceritanya bagus. Saya suka persahabatan dan persaingan di antara Jonathan dan Norrell. Kisahnya sendiri sangat unik dan sangat berbeda dari buku-buku yang pernah saya baca. Saya suka endingnya walaupun sebenarnya dari awal saya sudah bisa menebak ke arah sana. Jelas sekali soalnya. Buku ini realistis dan negara Inggris sekarang tidak punya penyihir. Sudah pasti Jonathan dan Norrell adalah penyihir terakhir. Tapi endingnya nggak sesederhana itu. Bittersweet, pokoknya.

Karakter favorit saya di buku ini adalah John Childermass. Brooding, misterius, setia, dan cool. Nggak tahu kenapa saya suka sama tokoh itu. 

Buku ini sudah dibuat TV series. Lebih asyik nonton filmnya sih karena tidak ada footnote-nya. Berikut trailer-nya.



Saya merekomendasikan buku ini untuk orang yang suka cerita yang kompleks, setting yang detail, dan unik. Tapi harus siap saja dengan ketebalannya yang mengintimidasi, hehehe...

3/5

No comments:

Post a Comment