Sunday, 30 October 2016

The Palace of Illusions


Judul : The Palace of Illusions
Penulis : Chitra Banerjee Divakaruni
Tebal : 384 halaman
Penerbit : Anchor

A reimagining of the world-famous Indian epic, the Mahabharat—told from the point of view of an amazing woman.

Relevant to today’s war-torn world, The Palace of Illusions takes us back to a time that is half history, half myth, and wholly magical. Narrated by Panchaali, the wife of the legendary Pandavas brothers in the Mahabharat, the novel gives us a new interpretation of this ancient tale.

The novel traces the princess Panchaali's life, beginning with her birth in fire and following her spirited balancing act as a woman with five husbands who have been cheated out of their father’s kingdom. Panchaali is swept into their quest to reclaim their birthright, remaining at their side through years of exile and a terrible civil war involving all the important kings of India. Meanwhile, we never lose sight of her strategic duels with her mother-in-law, her complicated friendship with the enigmatic Krishna, or her secret attraction to the mysterious man who is her husbands' most dangerous enemy. Panchaali is a fiery female redefining for us a world of warriors, gods, and the ever-manipulating hands of fate.


Review: 

Mahabharata bukan cerita sembarangan. Seperti dongeng Disney yang adalah dongeng favorit saya zaman dulu, Mahabharata juga adalah sebuah dongeng India yang sangat berkesan buat saya. Ceritanya yang rumit, penuh moral, dan banyak karakter ini sangat powerful. Saya dulu pernah membaca versi Nyoman S. Pendit. Tapi versi Chitra Banerjee Divakaruni ini jadi versi favorit saya.

Diambil dari sudut pandang Drupadi/Panchaali, saya kembali bertemu dengan tokoh-tokoh fenomenal Mahabharata. Srikandi, Krishna, Pandawa Lima, Duryodhana, Drona, Karna, dan masih banyak lagi.

Jujur, sepanjang saya membaca buku ini, saya merasa sedih. Karena saya sudah tahu nasib setiap tokohnya, saya jadi sedih saat tokoh itu muncul pertama kali. Tapi yang membuat saya semakin sakit hati adalah penyampaian penulis yang sangat indah. Saya mengenal setiap tokohnya dari sudut pandang Drupadi dan saya merasa dekat dengan mereka semua. Jadi, saat akhir mereka semakin dekat, saya cuma bisa menonton tragedinya tanpa bisa menolong.

Saya tetap paling suka pada Krishna. Sikapnya yang misterius, humoris, dan bijaksana membuatnya terkesan sangat berkharisma. Tidak aneh kalau Drupadi terpesona padanya. Dan yang agak berbeda dari versi Mahabharata yang saya baca sebelumnya, Drupadi jatuh cinta pada Karna. Ampun, dah. Makin kasihan saja. Ironis banget. Drupadi menikah dengan lima adik tiri Karna karena kesalahannya menghina Karna di awal. Dan dia tidak bahagia karena kelima Pandawa hanya menganggapnya sebagai istri yang harus dibagi dan bukan untuk dicintai. Drupadi merasa haus akan kasih sayang dan malah teringat pada Karna, seorang pria dengan status rendah namun memiliki sifat ksatria. Tapi tentu saja akhir hidup Karna di tangan Arjuna sudah jelas. T.T

Bacaan yang sangat emosional, bikin saya sakit hati dari awal sampai akhir. Sial. Saya bakal lama baru bisa move on dari buku ini.

5/5

No comments:

Post a Comment