Judul : Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa
Penulis : Prisca Primasari
Tebal : 300 halaman
Penerbit : Gagasmedia
Vinter...
Seperti udara di musim dingin, kau begitu gelap, muram, dan sedih. Namun, pada saat bersamaan, penuh cinta berwarna putih. Bagaikan salju di Honfleur yang berdansa diembus angin.
Florence...
Layaknya cuaca pada musim semi, kau begitu terang, cerah, dan bahagia. Namun, pada waktu bersamaan, penuh air mata tak terhingga. Bagaikan bebungaan di Paris yang terlambat berseri.
Seperti udara di musim dingin, kau begitu gelap, muram, dan sedih. Namun, pada saat bersamaan, penuh cinta berwarna putih. Bagaikan salju di Honfleur yang berdansa diembus angin.
Florence...
Layaknya cuaca pada musim semi, kau begitu terang, cerah, dan bahagia. Namun, pada waktu bersamaan, penuh air mata tak terhingga. Bagaikan bebungaan di Paris yang terlambat berseri.
Keduanya dipertemukan oleh nasib di sebuah kereta. Florence sedang melarikan diri dari perjodohan yang dilakukan kedua orang tuanya, sementara Vinter kebetulan sedang membutuhkan seniman untuk menghibur salah satu sahabatnya. Florence setuju menjadi seniman itu dan dari situlah segalanya dimulai. Saat cinta itu tumbuh, keduanya harus berpisah karena janji Vinter pada wanita lain.
Dan waktu pun berlalu hingga mereka dipertemukan lagi...
Review:
Yang membuat saya tertarik membeli buku ini adalah temanya yang adalah musim dingin. Saya suka sekali dengan salju dan musim dingin. Saya tidak tahu apa isi cerita dalam buku ini karena seperti biasa Gagasmedia tidak pernah memberikan sinopsis apa-apa di belakang buku.
Terus-terang saya tidak suka dengan konsep jatuh cinta yang terjadi hanya dalam beberapa hari. Vinter dan Florence baru saja bertemu dan mereka sudah saling suka begitu saja.
Tapi ternyata saya salah. Novel Prisca Primasari yang kali ini adalah tentang kisah cinta yang magical dan dipenuhi jalinan takdir. Biasanya novel-novel Gagasmedia yang saya baca adalah romance yang lebih mengarah ke kehidupan sehari-hari, jadi saya tidak menyangka akan menemukan romance yang seperti ini. Dan saya memang lebih suka tipe magical sih walaupun tidak masuk akal.
Saya sangat suka dengan cerita dari sudut pandang Vinter di bagian akhir. Bagian itu melengkapkan kisahnya secara penuh karena saya jadi tahu kenapa Vinter terus memegang janjinya pada wanita yang belum dikenalnya. Pokoknya pas banget.
Cuma sayangnya cerita setelah mereka bertemu kembali sangat singkat. Saya juga tetap masih merasa nggak sreg dengan cinta seumur hidup yang tumbuh hanya dalam beberapa hari. Mungkin karena dialognya kurang meyakinkan kali ya. Ceritanya sih bagus banget, tapi entah kenapa ada yang kurang gitu.
3/5
Wah,saya juga sebenarnya agak sebel sama cerita cinta yang terlalu cepat.
ReplyDeleteTapi ini sepertinya menarik.
Mempertimbangkan masukin ini ke wishlist deh :)
hihi... lumayan buat bacaan santai kok. Quite mellow gitu deh :)
Delete