Judul : Bella and the Beast
Penulis : Astrid Zeng
Tebal : 256 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Demetri kehilangan segalanya dalam kecelakaan. Tragedi itu bahkan menyisahkan luka lain yang terparut jelas di wajahnya. Mantan tunangannya yang lari karena mengira dia bangkrut dan hanya menyisakan wajah buruknya, semakin menambah kebencian Demetri pada hidupnya.
Tawaran menikahi Bella adalah keputusan spontan Demetri untuk memberi kesan pada dunia bahwa ia masih memiliki hati dan bukan Frankenstein menyeramkan seperti yang dituduhkan mantan tunangannya.
Tapi dengan berjalannya waktu yang ia habiskan bersama Bella, Demetri mulai mempertanyakan benarkah ia hanya menginginkan Bella untuk menipu lawan bisnisnya ataukah ia sebenarnya masih memiliki hati?
Tawaran menikahi Bella adalah keputusan spontan Demetri untuk memberi kesan pada dunia bahwa ia masih memiliki hati dan bukan Frankenstein menyeramkan seperti yang dituduhkan mantan tunangannya.
Tapi dengan berjalannya waktu yang ia habiskan bersama Bella, Demetri mulai mempertanyakan benarkah ia hanya menginginkan Bella untuk menipu lawan bisnisnya ataukah ia sebenarnya masih memiliki hati?
Review:
Saya baca buku ini karena ingin tahu seluruh karakter di seri Amore karya penulis ini. Memang ceritanya tidak saling menyambung, tapi karakter-karakternya muncul di buku lain. Dan saya cenderung selalu baca semua retelling cerita dongeng.
Bella di buku ini beneran super naif. Dia tidak bisa membaca sifat manusia, apalagi sekelas Demetri yang punya luka masa lalu. Sementara itu, Demetri sendiri hanya setuju bertunangan demi alasan praktis saja. Dia tidak terlalu peduli siapa calonnya dan bahkan tidak ingin berusaha mengenal Bella. Tapi ya begitulah. Orang yang punya trauma punya kebiasaan memendam dan membuat asumsi di kepalanya sendiri. Jadi, salah pahamnya terkadang karena persepsi yang berbeda saja. Padahal belum tentu pihak yang bicara maksudnya begitu.
Okelah. Cerita ringan untuk mengejar target baca.
3/5
No comments:
Post a Comment