Friday, 8 February 2019

The Alloy of Law


Judul : The Alloy of Law (Mistborn #4)
Penulis : Brandon Sanderson
Tebal : 392 halaman
Penerbit : Tor Books

Three hundred years after the events of the Mistborn trilogy, Scadrial is now on the verge of modernity, with railroads to supplement the canals, electric lighting in the streets and the homes of the wealthy, and the first steel-framed skyscrapers racing for the clouds.

Kelsier, Vin, Elend, Sazed, Spook, and the rest are now part of history--or religion. Yet even as science and technology are reaching new heights, the old magics of Allomancy and Feruchemy continue to play a role in this reborn world. Out in the frontier lands known as the Roughs, they are crucial tools for the brave men and women attempting to establish order and justice.

One such is Waxillium Ladrian, a rare Twinborn, who can Push on metals with his Allomancy and use Feruchemy to become lighter or heavier at will. After twenty years in the Roughs, Wax has been forced by family tragedy to return to the metropolis of Elendel. Now he must reluctantly put away his guns and assume the duties and dignity incumbent upon the head of a noble house. Or so he thinks, until he learns the hard way that the mansions and elegant tree-lined streets of the city can be even more dangerous than the dusty plains of the Roughs.

Review:
Saya rasa ini masalah ekspektasi. Seri Mistborn Era 1 terlalu epik sampai-sampai buku ini terasa seperti lelucon. Oh, Brandon Sanderson sangat kreatif dan pintar membuat adegan aksi. Saya bahkan suka banget sama si Wayne yang super lucu, tapi sayangnya buku ini tidak mempunyai tokoh yang latar belakangnya kuat seperti Vin, Kelsier, ataupun Elend.

Ratusan tahun telah berlalu. Dunia Mistborn kini menjadi semacam dunia koboi, dengan pistol dan gurun pasir. Wax tinggal di gurun pasir yang terletak di luar kota untuk membasmi kejahatan di sana. Semacam menjadi polisi gitu.

Sampai suatu hari dia membunuh seseorang.

Dia akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota. Kebetulan pamannya meninggal dan dia sebagai pewaris gelar harus menjadi bangsawan lagi. Tapi tentu saja nalurinya tidak ada di sana. Sekalipun sudah berjanji akan menjadi bangsawan yang baik dan mencari istri, dia tetap tergoda setiap kali Wayne muncul dengan misteri kejahatan yang harus dipecahkan.

Saya tidak akan membahas lebih lanjut soal konflik dan ceritanya. Yang jelas, buku ini lebih banyak aksi dan adegan-adegan pertarungan yang kreatif khas penulis. Tapi saya bukan pembaca yang peduli sama aksi ataupun plot yang super cepat. Serius. Kejadian di buku ini kayaknya terjadi hanya dalam waktu beberapa hari. Rasanya saya belum ada koneksi apa pun dengan karakternya. Wax dan Wayne cukup menyenangkan. Persahabatan di antara mereka sangat lucu. Tapi hanya itu saja. Saya tidak mengenal mereka dengan baik. Apa mungkin karena si Wax 42 tahun dan Wayne berusia tiga puluhan? Saya memang lebih suka baca buku young adult sih. Harusnya sih tidak ada hubungannya. Tingkah Wax dan Wayne tidak terlalu dewasa kok. 

Saya tetap penasaran dengan lanjutannya karena saya masih suka sama dunia Mistborn. Saya juga ingin tahu aksi-aksi kreatif apa lagi yang bisa diciptakan penulis. Saya berharap di buku selanjutnya, karakter Wax, Wayne, dan Marasi lebih digali lagi supaya saya bisa merasa simpatik sama mereka.

Oh, saya sepertinya tahu siapa Inquisitor yang muncul di akhir. Ayolah, saya butuh nostalgia dengan karakter-karakter lama.

3/5

No comments:

Post a Comment